Identitas Buku
Judul : Di Balik Serban
Penulis : Melati Rahim
ISBN : 978-967---0584-15-7
Penerbit  : Merpati Jingga
Tahun terbit  : 2014
Jumlah halaman : 209
Sinopsis
Novel yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan seorang perempuan bernama Shuhada yang dijodohkan kedua orangtuanya dengan Alias yang saat itu Shuhada sudah bertunangan secara diam-diam dengan Azam. Namun, sayangnya orangtua Shuhada tidak menyetujui hubungan mereka karena Azam yang hanya berkuliah di dalam negeri (Malaysia) dinilai kalah pamor dengan Alias yang berkuliah hingga ke Mesir. Selain itu, orangtua Shuhada menilai Alias lebih mapan dibanding Azam karena dia seorang ustadz kondang.
Karena merasa tidak adil sebab dijodohkan dengan lelaki pilihannya, Shuhada memutuskan untuk melarikan diri ke Indonesia. Di sana ia bekerja di tempat penerbitan sambil meyakinkan diri bahwa dirinya hanya milik Azam semata. Lima bulan kemudian, pada suatu hari Shuhada bertemu dengan Alias yang sedang mencarinya. Alias mengajaknya bertemu malam itu di sebuah hotel di Bandung, meski bersungut-sungut Shuhada menerima ajakannya.
Malam sebelum bertemu dengan Alias, Shuhada menelpon Azam guna meminta kejelasan hubungan mereka. Sayangnya Azam menolak untuk meneruskan pertunangan mereka dengan alasan orangtua mereka tidak merestui. Dan pada malam itu, undangan Alias yang mengajak Shuhada bertemu di hotel sesungguhnya hanya jebakan Alias untuk membawa pulang ke Malaysia.
Penilaian
Kelebihan : Cover buku yang sangat menarik. Nggak bohong, saya tertarik dengan novel ini karena covernya yang apik. Saya pikir perempuan di cover ini menggambarkan deep down Shuhada yang hancur karena pernikahannya dengan Alias. Bukunya berukuran sedang dengan total 209 halaman menjadikan buku ini gampang dibawa kemanapun dan bisa dibaca satu kali duduk. Untuk pembaca yang bukan penutur bahasa Melayu, buku ini cukup aman dengan penggunaan kosa kata yang rata-rata mirip dengan bahasa Indonesia. Penggambaran Shuhada yang mentalnya sudah hancur begitu apik sehingga saya berkaca-kaca, turut bersimpati dengan keadaannya. Begitu juga karakter Alias yang memiliki topeng berlapis-lapis terbangun dengan indah, sangat relate dengan kehidupan sehari-hari.
Kekurangan : Terdapat beberapa kata asing dalam bahasa Melayu (tentu saja karena saya bukan penutur asli) yang membuat saya agak kesusahan memahami konteks kalimat sebelum mencari padanan aslinya. Akhir dari cerita ini menurut saya agak menggantung sebab tidak diceritakan kelanjutan dari insiden pemberontakan Shuhada. Kemudian pada dialog tag tidak membubuhkan titik, mungkin karena tata penulisan Malaysia berbeda dengan kita? Meskipun karakter Alias yang bertopeng terbangun dengan apik, pengarang kurang menjelaskan secara rinci tentang masa lalu Alias dan hubungan sebab-akibat masa lalunya dengan perlakuannya sekarang.
Kesimpulan
Menurut saya pribadi, buku ini mudah dibaca sekali duduk untuk mengisi waktu luang. Tidak direkomendasikan kalau dibaca untuk seminggu. Cocok dibaca untuk pembaca 21+, jadi kalau kamu belum cukup umur, minta bantuan orangtua untuk mendampingi kamu, ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI