Mohon tunggu...
Nazbil Haq Gevin
Nazbil Haq Gevin Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi UIN Walisongo Semarang

Politik my life

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Film Pengkhianatan G30s/PKI, Alat Propaganda Politik Era Orde Baru

7 Mei 2024   15:32 Diperbarui: 7 Mei 2024   15:47 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cita-cita perjuangan kami untuk menegakkan kemurnian Pancasila tidak mungkin dipatahkan hanya dengan mengubur kami dalam sumur ini'--- Lubang Buaya, 1 Oktober 1965. "

Dalam era demokrasi, propaganda politik dapat menjadi alat yang efektif untuk mempengaruhi opini masyarakat. Salah satu contoh propaganda politik yang terkenal adalah film "Pengkhianatan G30SPKI" yang dirilis pada tahun 1984. Film ini berisi adegan-adegan yang menunjukkan kekejaman dan pengkhianatan terhadap Presiden Sukarno dan pemerintahannya oleh kelompok militer. Dalam tulisan ini, kita akan menganalisis bagaimana film ini digunakan sebagai alat propaganda politik dan bagaimana kita dapat menghindari pengaruh negatifnya.

Film "Pengkhianatan G30SPKI" digunakan sebagai alat propaganda politik untuk mempengaruhi opini masyarakat dan memperkuat posisi pemerintah Orde Baru yang sedang berkuasa. Film ini menampilkan adegan-adegan yang menunjukkan kekejaman dan pengkhianatan terhadap Presiden Sukarno dan pemerintahannya oleh kelompok militer. Dengan demikian, film ini dapat mempengaruhi opini masyarakat untuk mempercayai bahwa pemerintah Orde Baru adalah pemerintah yang sah dan bahwa Presiden Sukarno adalah seorang pengkhianat.

Namun, film ini juga dapat mempengaruhi opini masyarakat untuk mempercayai bahwa pemerintah Orde Baru adalah pemerintah yang sah dan bahwa Presiden Sukarno adalah seorang pengkhianat. Dengan demikian, film ini dapat mempengaruhi opini masyarakat untuk mempercayai bahwa pemerintah Orde Baru adalah pemerintah yang sah dan bahwa Presiden Sukarno adalah seorang pengkhianat.

Dampak dari propaganda politik film "Pengkhianatan G30S"

Pengaruh pada pandangan masyarakat: Film ini dapat mempengaruhi pandangan masyarakat tentang komunisme dan PKI, serta memperkuat stigma negatif terhadap komunisme dan PKI[2].

Pengaruh pada kepercayaan: Film ini dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan militer, serta memperkuat posisi pemerintah dan militer sebagai pihak yang berjuang melawan komunisme[2].

Pengaruh pada keputusan: Film ini dapat mempengaruhi keputusan masyarakat dalam menentukan apakah mereka akan menentang atau mendukung komunisme dan PKI[2].

Pengaruh pada emosi: Film ini dapat mempengaruhi emosi masyarakat, seperti rasa takut, marah, atau simpati terhadap korban, serta memperkuat kesan trauma terhadap peristiwa G30S[4].

Pengaruh pada pengetahuan: Film ini dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang peristiwa G30S dan komunisme, serta memperkuat kesan bahwa komunisme adalah ancaman politik yang harus dihentikan[2].

Pengaruh pada budaya: Film ini dapat mempengaruhi budaya masyarakat, seperti memperkuat stigma negatif terhadap komunisme dan PKI, serta memperkuat kesan bahwa komunisme adalah sesuatu yang harus dihindari[2].

Pengaruh pada generasi berikutnya: Film ini dapat mempengaruhi generasi berikutnya, seperti memperkuat kesan trauma terhadap peristiwa G30S dan komunisme, serta memperkuat stigma negatif terhadap komunisme dan PKI[1].

Propaganda politik film "Pengkhianatan G30S" dapat mempengaruhi pembaca dengan cara yang berbeda-beda, tergantung pada bagaimana film tersebut disajikan dan diterima oleh masyarakat. Untuk memahami dampak dari propaganda politik film ini, kita perlu memahami bagaimana film tersebut digunakan sebagai alat propaganda politik dan bagaimana masyarakat memperoleh informasi tentang komunisme dan PKI. Digunakan sebagai alat propaganda politik untuk mempengaruhi opini masyarakat dan memperkuat posisi pemerintah Orde Baru yang sedang berkuasa. Kita harus lebih bijak dalam menggunakan media untuk mempengaruhi opini masyarakat dan harus lebih memperhatikan bagaimana media dapat mempengaruhi opini masyarakat. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Bagaimana kita dapat menghindari pengaruh negatif propaganda politik dalam film? Sindiran yang perlu diberikan adalah: Kita harus lebih bijak dalam menggunakan media untuk mempengaruhi opini masyarakat dan harus lebih memperhatikan bagaimana media dapat mempengaruhi opini masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun