Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan memakai sesuatu secara cerdas melalui aneka macam aktivitas, di antaranya, membaca, melihat, menyimak, menulis dan/atau berbicara. Demi menyukseskan pembangunan Indonesia di Abad XXI, menjadi keharusan bagi masyarakat Indonesia untuk menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Literasi ini penting dibiasakan pada anak sejak prasekolah. Pada masa ini keluarga maupun guru di sekolah memegang peran penting dalam membiasakan membaca dan menumbuhkan minat baca.
Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan tema Mengembangkan Literasi (literasi baca dan tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan) dan Rekognisi Merdeka Belajar Kampus Merdeka-Pusat Prestasi Nasional. Dengan adanya program KKN ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa dalam membaca dan menulis.
Untuk meningkatkan minat baca dan menulis siswa, perlu adanya bahan bacaan yang menarik yang penuh dengan warna dan visual agar anak tertarik dalam membaca. Membaca pun tidak harus selalu melalui buku pelajaran saja, tetapi bisa melalui koran, novel, komik, dan lain-lain.
Satu di antara kegiatan program KKN Tematik Literasi ini, yaitu pengadaan bahan bacaan nonpelajaran yang dilakukan di sekolah. Nazar Rizkani Tsaniya selaku mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang melakukan KKN Tematik Literasi di SD Negeri 163 Buah Batu Baru membuat program bernama Pendataan Buku (PENBUK) dengan program yang dilakukan adalah siswa membaca komik literasi yang dilaksanakan seminggu dua kali, dalam setiap kegiatannya siswa membaca satu komik lalu siswa menuliskan judul dan simpulan dari isi cerita komik tersebut dan dilaporkan kepada guru.Â
Media komik merupakan satu di antara bentuk sumber literasi yang dapat membantu siswa dan dapat menggantikan posisi guru dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.Â
Media komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah, yaitu sebagai alat bantu membaca dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa.Â
Dari observasi di lapangan ditemukan bahwa media literasi dalam bentuk komik lebih menarik minat siswa dalam membaca dikarenakan dengan banyaknya gambar, warna, mengandung unsur humor yang sehat, mengandung elemen hiburan dan berbagai cerita lebih memberikan kesan hiburan kepada pembaca bukan memberikan kesan yang membosankan sehingga siswa pun lebih semangat dalam membaca.
Sebelum komik dimanfaatkan sebagai bahan literasi siswa, komik harus dipilih secara benar dari isi cerita, apakah komik tersebut sudah sesuai umur dan karakteristik komik tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dari siswa tersebut.Â
Karena pada saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, pemberian komik literasi pada siswa pun dalam bentuk digital. Â Komik tersebut diambil dari sumber Pendidikan.id yang menyediakan berbagai macam bahan bacaan komik literasi.
Melalui kegiatan membaca dan menulis dalam bentuk komik literasi dalam usaha meningkatkan minat, mengembangkan pembendaharaan kata-kata, dan keterampilan membaca diharapkan program PENBUK ini dapat berjalan rutin.