Mohon tunggu...
Nazara Tanzila
Nazara Tanzila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Nihilisme Nietzsche: Dampaknya Terhadap Rasa Putus Asa dan Pencarian Tujuan dalam Kehidupan

8 Januari 2025   19:36 Diperbarui: 8 Januari 2025   20:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nihilisme sebagai Proses Pembebasan
Salah satu hal penting dalam pemikiran Nietzsche adalah bahwa nihilisme bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah kesempatan untuk pembebasan. Pembebasan ini terletak pada kemampuan individu untuk menghadapi krisis eksistensial dengan cara yang kreatif dan melepaskan diri dari nilai-nilai lama yang sudah tidak sesuai. Nietzsche mengenalkan sosok bermensch (Manusia Super) sebagai simbol dari seseorang yang bisa mengatasi nihilisme dan menciptakan nilai-nilai hidupnya sendiri tanpa bergantung pada pengaruh dari luar.

Dengan mengatasi kekosongan yang ditimbulkan oleh nihilisme, manusia bisa mencapai hidup yang lebih bebas dan asli. Nietzsche percaya bahwa ketika seseorang berani menghadapi perasaan kosong dan putus asa akibat nihilisme, mereka memiliki kesempatan untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, lebih kaya, dan penuh dengan peluang.

Jadi, konsep nihilisme yang diajukan oleh Nietzsche membantu kita memahami bagaimana rasa ketidakberdayaan dan kekosongan bisa muncul dalam hidup manusia karena runtuhnya nilai-nilai tradisional. Kehilangan makna yang disebabkan oleh nihilisme bisa menimbulkan perasaan putus asa, namun Nietzsche juga menawarkan cara untuk keluar dari situasi ini melalui perubahan nilai dan penciptaan makna yang lebih sesuai. Dalam hal ini, nihilisme bukan hanya menunjukkan kehampaan, tetapi juga memberi kesempatan untuk membangun hidup yang lebih berarti, bebas, dan penuh peluang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun