Mohon tunggu...
nazalameiarsy
nazalameiarsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hi everyone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ilmu santet

9 Januari 2025   21:51 Diperbarui: 10 Januari 2025   13:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dukun santet. (Foto: Tagar: MiNews ID)

               Ilmu santet pada umumnya memang sulit untuk dipahami atau dimengerti maknanya, namun pada dasarnya ilmu santet merupakan salah satu bentuk kepercayaan tradisional yang sering kali dikaitkan dengan kekuatan supranatural untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh. Ilmu santet juga diyakini dilakukan menggunakan berbagai macam media antara lain rambut, foto, boneka, dupa, rupa-rupa kembang, paku dan lain-lain. Sampai saat ini masih muncul perdebatan yang tak kunjung selesai apakah ilmu santet benar-benar nyata atau sekadar mitos yang dipengaruhi oleh sugesti dan ketakutan? Berikut ini beberapa sudut pandang tentang ilmu santet:

  • Sudut Pandang Tradisional
  • Dari sudut pandang tradisional khususnya tradisi dan budaya masyarakat Jawa, ilmu santet adalah energi negatif yang mampu merusak kehidupan seseorang yang berupa penyakit, kehancuran rumah tangga hingga kematian. Banyak orang mengklaim pernah melihat atau mengalami fenomena seperti muntah paku, luka misterius, atau penyakit yang tidak bisa dijelaskan secara medis.
  • Para penganut kepercayaan ini biasanya menghubungkan fenomena tersebut dengan keberadaan dukun atau praktisi santet yang memiliki ilmu gaib. Kepercayaan ini sering kali didasarkan pada pengalaman pribadi atau cerita masyarakat, sehingga sulit dibantah karena bersifat subjektif.
  • Sudut Pandang Ilmiah
  • Dari sudut pandang ilmiah, keberadaan santet masih belum bisa dibuktikan secara faktual. Dalam metode ilmiah, setiap klaim harus bisa diuji dan diukur agar dianggap valid. Hingga saat ini, fenomena yang dikaitkan dengan santet lebih banyak dijelaskan melalui psikologi seperti efek sugesti di mana pikiran dan emosi memengaruhi kondisi fisik seseorang.
  • Sebagai contoh, seseorang yang percaya telah terkena santet mungkin akan merasa sakit atau mengalami gejala tertentu akibat stres dan ketakutan. Fenomena ini mirip dengan efek plasebo atau nocebo, di mana keyakinan seseorang memengaruhi kondisi tubuhnya. Tanpa bukti ilmiah yang konkret, ilmu santet lebih cocok dikategorikan sebagai bagian dari kepercayaan bukan kenyataan.
  • Sudut Pandang Logis
  • Secara logika, keberadaan ilmu santet sering kali diragukan karena bertentangan dengan hukum alam yang telah kita pahami. Misalnya, bagaimana mungkin seseorang dapat mencelakai orang lain dari jarak jauh tanpa kontak fisik? Jika benar ilmu santet ada, mengapa tidak ada bukti konkret yang bisa direkam atau diamati oleh teknologi modern?
  • Selain itu, klaim-klaim tentang ilmu santet sering kali sulit diverifikasi. Banyak cerita santet yang beredar hanyalah kisah-kisah yang tidak memiliki bukti kuat. Dari sudut pandang logika, fenomena yang tidak dapat dijelaskan atau dibuktikan cenderung lebih tepat dianggap sebagai kesalahpahaman atau kepercayaan tradisional.
  • Keseimbangan Perspektif
  • Meskipun ilmu santet belum terbukti secara ilmiah, kita tidak bisa sepenuhnya mengabaikan dampaknya dalam masyarakat. Kepercayaan terhadap santet mencerminkan kebutuhan manusia untuk mencari penjelasan atas hal-hal yang tidak dapat dipahami. Dalam banyak kasus, kepercayaan ini juga digunakan sebagai bentuk kontrol sosial atau untuk mengekspresikan rasa takut dan dendam.
  • Sebagai masyarakat yang terus berkembang, penting untuk mendekati isu ini dengan pikiran terbuka namun kritis. Kita harus menghormati tradisi dan keyakinan, tetapi sekaligus mendorong masyarakat untuk lebih mengandalkan logika dan ilmu pengetahuan dalam memahami fenomena di sekitar kita.

            Maka dari itu, ilmu santet adalah topik yang berada di persimpangan antara kepercayaan, logika, dan ilmu pengetahuan. Bagi sebagian orang, santet adalah kenyataan yang tidak terbantahkan, sementara bagi yang lain, ini hanyalah mitos atau kepercayaan tanpa dasar ilmiah. Dalam menghadapi perdebatan ini, penting untuk tetap bersikap kritis dan berusaha membedakan antara fakta, sugesti, dan cerita rakyat. Pada akhirnya, ilmu pengetahuan dan logika adalah alat terbaik kita untuk mencari kebenaran di tengah kepercayaan yang beragam.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun