Kemiskinan selalu menjadi permasalahan kompleks di negara berkembang tak terkecuali Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kemiskinan adalah kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan papan, sandang, pangan, tingkat kesehatan serta pendidikan yang bisa didapatkan (World Bank,2004). BPS mencatat angka kemiskinan di Indonesia pada bulan Maret 2023 sebesar 9,36% dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 25,90 juta jiwa.Â
Dengan melihat jumlah penduduk miskin yang masih sangat tinggi, perlu adanya upaya penanganan yang efektif untuk mengatasi permasalah kemiskinan tersebut. Salah satu program pemerintah sebagai instrumen untuk mengentaskan kemiskinan yaitu Bantuan Sosial (Bansos). Adapun jenis Bansos yang ada di Indonesia diantaranya adalah Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Bantuan Sosial (Bansos) merupakan upaya pengentasan kemiskinan dalam jangka pendek karena bersifat konsumtif yang akan dikonsumsi dalam waktu singkat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pada awalnya pengentasan kemiskinan melalui program ini berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat miskin. Program bansos yang diberikan dalam jangka panjang dan secara rutin menciptakan permasalahan baru yaitu munculnya sifat ketergantungan.Â
Masyarakat penerima bantuan sosial beranggapan bahwa bantuan ini sebagai penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhannya mengakibatnya motivasi mereka untuk bekerja menjadi menurun. Mereka hanya mengandalkan bantuan ini untuk menyambung hidupnya dan akan terus menerus berharap untuk menjadi penerima bansos yang telah diberikan oleh pemerintah. Hal inilah yang memicu munculnya kemiskinan kultural. Masyarakat penerima bantuan sosial yang terjerat dalam kemiskinan kultural cenderung menerima keadaan mereka tanpa ada upaya untuk meningkatkan kondisi perekonomiannya. Tidak sedikit dari mereka hidup dengan kondisi perekonomian yang sudah berkecukupan namun enggan untuk melaporkan kondisinya kepada pihak terkait. Seperti contohnya penerima PKH yang sebenarnya sudah mampu, namun enggan melepas status penerima bantuan
Dalam menyelesaikan masalah kemiskinan tidaklah hanya tentang memenuhi kebutuhan , tetapi juga tentang mengubah cara berpikir masyarakat miskin agar mereka dapat terbebas dari pola pikir yang mempertahankan kemiskinan kultural (Habibullah,dkk,2018) maka dari itu bansos bukanlah jalan keluar satu-satunya. Bantuan sosial yang diberikan hanyalah bersifat sementara untuk melindungi daya beli masyarakat. Banyak alternatif lain yang dapat digunakan agar manfaat bantuan sosial yang diberikan dapat berguna sebagai bekal masyarakat untuk dapat keluar dari lingkaran kemiskinan. Contohnya adalah bantuan untuk menggerakkan ekonomi. Pemerintah dapat memberikan bantuan pelatihan kepada masyarakat agar nantinya dapat bersaing di pasar tenaga kerja. Selain itu pemberian modal usaha bagi UMKM juga dapat membantu menggerakkan perekonomian mengingat sektor UMKM terbukti menyerap banyak tenaga kerja dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan.Â
Penulis: Nazah Lailatus Syarifah/Alya Aryanti Anggita Pertiwi/Sheila Maharani Putri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H