Mohon tunggu...
Nayyif Sujudi
Nayyif Sujudi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Learning Today and Leading Tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Posisi Ulama pada Entitas Pemerintahan

15 Maret 2019   07:23 Diperbarui: 15 Maret 2019   07:48 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara filosofis Islam negara yang Baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Ghafur akan tercapai jika peran Ulama dan Umara berjalan secara sinergi atau mendukung peran tersebut ke dalam penyelesaian persoalan dan tantangan bangsa di masa yang akan datang. Seperti Hadist Nabi yang mengatakan "Dua golongan manusia, jika mereka baik, akan baik seluruh manusia, dan jika ia rusak, akan rusak seluruh manusia. Mereka adalah para ulama dan umara." (HR Ibnu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya). 

Hadits Nabi di atas menjadi pengingat kita sebagai umat Islam yang keberadaannya mayoritas di negeri ini. Bahwa suatu negeri akan baik jika ada nilai kesalehan para ulama dan keadilan umara (penguasa). Sebaliknya, kerusakan suatu negeri bergantung pada kerusakan para ulama dan keculasan penguasanya.

Keberadaan Ulama dalam sebuah negara sangat dekat dengan konsekuwensi dan resiko, jika tidak berada dalam lingkaran kekuasaan Umara (Pemerintah). Umara merupakan pihak yang idependen yang hadir untuk menjadi pemerhati, pengontrol, pemberi rekomendasi dan evaluator terhadap perilaku dan kinerja Pemerintah (Umara). 

Hal ini sebagaimana Nabi Muhammad SAW katakan bahwa "Jihad yang paling utama adalah mengucapkan kata-kata yang benar kepada penguasa yang Dzalim". Seperti peran Nabi Musa yang berhadapan dengan Raja Fir'aun, Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud, dan Nabi Muhammad SAW dengan kaum Kafir pada saat itu telah menunjukan perannya dengan melegitimasi landasan Islam sesuai nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah.

Kondisi bangsa yang jauh dari kemakmuran dan keadilan adalah wujud dan fakta yang harus dipandang secara objektif tanpa menyalahkan satu dengan yang lain. Kesepakatan ideal dalam mewujudkan bangsa yang Baldatun Tayyibantun Wa Rabbun Ghafur ialah dengan memperkuat sinergitas antar Ulama dan Umara sebagai langkah strategis, sistematis dalam bingkai Ukhuwah Islamiyah dan Nasionalis yang utuh, total dan fundamental. 

Sehingga hal ini dapat mewujudkan nilai-nilai religi tumbuh dan berkembang di masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, politi, dan budaya bangsa sekaligus memastikan keamanan dalam hidup berbangsa dan bernegara untuk seluruh rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun