Mohon tunggu...
Nayyara Zafira
Nayyara Zafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswi S1 Farmasi di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Hustle Culture, Motivasi atau Habit Buruk?

16 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   22:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, bagaimana cara menghindari diri kita dari sikap toksik ini? Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, yakni sebagai berikut:

Jangan membandingkan progres sendiri dengan orang lain

Salah satu faktor yang membuat seseorang menerapkan hustle culture adalah perasaan ingin mengikuti progres orang lain. Kita harus mengingat bahwasanya setiap orang memiliki waktu masing-masing, hanya karena orang lain telah mendapatkan penghargaan tertentu bukan berarti kita tidak dapat melakukan hal yang sama. Hanya saja waktu kita berbeda dengan orang lain, mungkin saja kita membutuhkan usaha yang lebih extra.

Mengerti kapasitas dan kapabilitas sendiri

Terkadang kita melakukan sesuatu secara berlebihan karena kita berorientasi pada hasil dan bukan pada proses kita mendapatkan hal tersebut. Seseorang yang menerapkan hustle culture suka mengacuhkan rasa lelah mereka ketika bekerja. 

Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk berhenti melakukan pekerjaan jika kita sudah merasakan ngantuk ataupun lelah. Hindari juga mengonsumsi makanan dan minuman yang menyebabkan tubuh kita terjaga, seperti kafein pada kopi, teh, maupun coklat yang berlebihan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah komplikasi kesehatan.

Memberikan waktu untuk healing

Terlalu fokus terhadap pekerjaan juga dapat menjauhkan diri kita dari realita. Kita harus mengingat bahwa keseharian kita bukan hanya mencapai suatu penghargaan atau pencapaian yang fantastis, tetapi juga untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dekat. 

Kita harus sisihkan waktu untuk setidaknya mengobrol santai dengan keluarga atuapun memberikan self-reward setelah melakukan pekerjaan. Dengan membiarkan diri kita untuk melakukan hal yang kita sukai, kita juga dapat meningkatkan derajat kesenangan kita dan mengurangi kemungkinan untuk stress ataupun kewalahan.


Referensi:
Getting Know Hustle Culture that Often Happens to Employees - BFI. (2022). Bfi.co.id. https://www.bfi.co.id/en/blog/sering-terjadi-kenali-apa-itu-hustle-culture-dan-cara-menyikapinya#toc-3

Why is Hustle Culture Toxic | Dangers of Hustle Culture. (2024). Rutherfordsearch.com. https://www.rutherfordsearch.com/blog/2021/09/what-are-the-dangers-of-hustle-culture

‌

‌

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun