Desa Parangharjo, merupakan salah satu diantara 9 desa yang berada di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 409 Ha. Desa Parangharjo memiliki penduduk sebanyak 4528 jiwa dengan jumlah keluarga sebanyak 1671 Kepala Keluarga. Desa ini terbagi menjadi 4 wilayah dusun, yaitu (1) Dusun Krajan Wetan, (2) Dusun Krajan Kulon, (3) Dusun Bangunrejo, serta (4) Dusun Rejeng.Â
Adapun batas-batas Desa Parangharjo yaitu, sebelah timur adalah Desa Bedewang, sebelah utara adalah Desa Songgon, sebelah selatan adalah Desa Sumberbaru, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sumberbulu. Secara geografis, Desa Parangharjo terletak pada ketinggian 600 meter dari permukaan laut sehingga desa ini dapat dikategorikan pada daerah dataran tinggi dengan lahan pertanian/sawah seluas 309,3 Ha.
Pertanian merupakan potensi produk unggulan dari desa ini seperti pertanian padi, cabai rawit, cabai merah besar, melon, dan semangka, selain itu berbagai kesenian dan budaya tradisional seperti Warok Singo Barong dan Kesenian Jaranan juga bentuk potensi dari Desa Parangharjo.Â
Karena potensi produk unggulan Desa Parangharjo adalah pertanian, maka tidak heran jika sebagian besar mata pencaharian penduduknya merupakan seorang petani dimana keluarga pemilik lahan pertanian sebanyak 267 KK dari total keluarga pertani sebanyak 465 KK. Namun, tidak sedikit pula penduduk yang menekuni pekerjaan dan/atau mengembangkan wirausaha ataupun buruh/karyawan sebagai sumber penghasilan untuk keluarganya.Â
Pada bidang usaha diantaranya seperti usaha: (1) makanan, (2) konveksi, (3) penyedia jasa, seperti jasa rias, (4) toko sandang pangan, (5) budidaya ikan, dan lain lain. Khusus UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di bidang makanan, selama ini dalam pemasarannya hanya meliputi di daerah Desa Parangharjo dan sekitarnya saja.Â
Adapun sistem pemasaran produk makanan yang dilakukan oleh para pemilik usaha makanan di Desa Parangharjo ini masih bersifat konvensional dan para pemilik usaha ini belum mengenal sistem pemasaran secara online (digital marketing), kecuali melalui WhatsApp.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia sejak tahun 2019 hingga sekarang ini pasti memiliki dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini dapat dilihat dari penurunan ekonomi masyarakat.Â
Salah satu contoh dampak pandemi pada UMKM yang dijalankan oleh masyarakat dimana beberapa UMKM yang dijalankan oleh masyarakat mengalami banyak masalah dan kendala, bahkan ada beberapa masyarakat yang bahkan harus menutup usahanya dan banting setir membuka usaha yang lebih berpeluang.Â
Salah satu usaha masyarakat di Desa Parangharjo yang tidak luput dari dampak pandemi ini adalah Ibu Sutiyanah, yang dahulunya berjualan makanan ringan di salah satu Sekolah Dasar di Desa Parangharjo, namun semenjak adanya pandemi COVID-19 dan adanya sistem sekolah online, membuat Ibu Sutiyanah mendirikan usaha makanan (nasi goreng, ayam geprek, dan nasi lalapan) di rumahnya sendiri semenjak tahun 2020.Â
Akan tetapi, terdapat keterbatasan pengetahuan dari pemilik usaha, seperti pemasaran produknya yang masih bersifat konvensional, dan hanya mengandalkan media sosial WhatsApp saja sehingga wilayah jangkauannya terbatas.Â
Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi berupa terbatasnya varian menu untuk menarik konsumen, pengemasan atau pacakaging yang cukup sederhana, dan belum memiliki nama, label, atau logo untuk produk (brand).
Dengan munculnya masalah-masalah tersebut, maka disini penulis (Yusi Ayu Permatasari), seorang Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village III di Desa Parangharjo, tertarik untuk membantu Ibu Sutiyanah selaku pemilik usaha makanan di desa ini untuk keluar dari permasalahan yang dirasakan.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unej Back to Village III yang saat ini dilakukan di Desa Parangharjo, dilaksanakan mulai dari tanggal 11 Agustus 2021 hingga 09 September 2021.Â
Dengan adanya beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Ibu Sutiyanah selaku pemiliki UMKM makanan, perlu adanya beberapa solusi dalam bentuk program kerja seperti pembimbingan atau pelatihan yang dapat dilakukan sehingga diharapkan mampu memberi jalan keluar atas permasalahan Ibu Sutiyanah dan dapat membantu meningkatkan taraf hidup perekonomian usahanya.
Program kerja yang pertama akan dilakukan adalah dengan melakukan pembmbingan atau pelatihan pentingnya inovasi atau mengembangkan varian menu usaha Ibu Sutiyanah agar lebih menarik minat konsumen serta sebagai bentuk strategi pengembangan UMKM.Â
Program kerja kedua adalah dengan membuat nama dan logo untuk usaha (brand) agar produk-produk yang dijual oleh usaha tersebut lebih diterima masyarakat dan sebagai pengingat atau ciri khas pada UMKM makanan Ibu Sutiyanah.Â
Selanjutnya adalah dengan melakukan inovasi packaging baru pada produk usaha sasaran supaya kemasan yang dipakai pada produk menjadi lebih menarik.Â
Kemudian dengan pembuatan akun media sosial untuk usaha Ibu Sutiyanah agar memiliki media promosi yang lebih beragam dan jangakauan pasar menjadi lebih luas yang nantinya dapat digunakan untuk kepetingan pemasaran atau promosi varian menu, brand, dan packaging baru pada media sosial yang telah dibuat seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp dengan cara yang efektif dan menarik bagi khalayak.Â
Selain itu, pemilik usaha dapat menyediakan jasa delivery order atau makanan yang dapat diantar ke rumah agar mempermudah konsumen untuk mendapatkan makanan tanpa perlu keluar rumah, terlebih di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Target yang ingin dicapai setelah diadakannya program kerja KKN pada UMKM milik Ibu Sutiyanah ini adalah dapat membantu meningkatkan pemasaran produk yang lebih luas serta dapat menumbuhkan keterampilan inovasi berupa varian menu, branding, packaging, dan promosi guna menumbuhkan image lebih menarik pada produk yang dijual agar lebih dikenal oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak tersendiri terhadap omset/penghasilan Ibu Sutiyanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H