Mohon tunggu...
Wong Brebes
Wong Brebes Mohon Tunggu... -

Mining Project Development Expert, Yakin Usaha Sampai connection, Full time traveller. Nyangkul di South America

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni Kader Golkar di Pilkada DKI 2017, Mungkinkah Pilkada Tanpa Ahok?

12 Agustus 2016   02:14 Diperbarui: 12 Agustus 2016   02:36 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapakah politikus2 muda diIndonesia yang "nilai" politiknya tinggi? mereka berjuang dari bawahdan bukan dari kalangan darah biru/ningrat perpolitikan tanah air. NusronWahid, Azis Syamsudin, Fahri Hamzah, Fadli Zon, Ganjar Pranowo dan BudimanSujatmiko adalah nama nama yang tidak bisa dipungkiri mempunyai nilai jualpolitik sangat tinggi saat ini.

Kegaduhanpolitik pasca berakhirnya tahapan pendaftaran calon independen terus berlanjut.Basuki TP (Ahok) yang dari awal menggadang2kan dirinya maju ke jalur Independenlewat pengumpulan KTP oleh Teman ahok (TA) ternyata memilih jalur parpolsetelah mendapat “angina surge” dari partai Golkar dan keturunannya ( Nasdemdan Hanura). Meski banyak di sangkal bahwa dukungan mereka tulus, tapi padakenyataannya tidak ada makan siang yang gratis. Tarik ulur partai pendukung untuk mengajukan calon Wagubnya terjadisangat ketat seiring dengan belum di tetapkannya cawagub definitif dari partaipendukungnya. Hanura dengan 10 suara di DPRD tentu merasa berhak, Golkar pundemikian mereka yang dari awal menggadang2 Idrus Marham.. Tantowi Yahya dansebagainya kelihatannya pun mulai mengajukan bargain untuk Cawagub. Pundemikian dengan Nasdem, meskipun hanya memiliki 5 Suara ( terkecil dari partaipendukung) namun daya tawar Metro TV dan Media Indonesia milik Surya Palohmenjadi nilai tersendiri yang tidak bisa di remehkan.

Dari beberapa kesempatan punAhok menyatakan ada kemungkinan parpol2 tersebut menarik diri atau mengkhianatidukungan terhadap dirinya. Jika seandainya itu terjadi lalul kombinasi siapaCagub- Cawagub mereka? Kelihatannya pilkada ini menjadi ajang reuni parapolitikus golkar. Pasca reshuffle cabinet, dua mantan menteri, Ferry MursydanBaldan dan Yuddhi Chrisnandi punya peluang untuk comeback dalam dunia politikmelalui ajang pilkada ini.

1.   Ferry Mursydan Baldan dan Nusron Wahid

Dua mantan aktivitismahasiswa di organisasi yang berbeda dan telah malang melintang di duniapolitik tanah air pasca reformasi. Nusron Wahid, nama yang begitu fenomenal didunia politik. Pasca lengsernya Gus Dur, bisa jadi berkat kelihaian politikAkbar Tandjung, dia bisa menjadikan mesin suara buat golkar di tanahkelahirannya ( Kudus) terbukti selama 2 kali pemilu  pasca reformasi dia  selalu menjadi salah satu pengumpul suaraterbanyak dari semua caleg DPR se Indonesia.

Karir organisasinya pascamenjadi Ketua Anshor dan sekarang menjadi salah satu ketua di PBNU menjadi dayatawar tersendiri untuk menjadi salah satu kontestan pilkada DKI. Di tambahdengan kesenioran mantan menteri Agraria pasangan ini menjadi salah satu alternativedari tiga partai tersebut.

2.   Yuddy Chrisnandi – Azis Syamsudin

Diperiode 2004 – 2009, Yuddy merupakan salahsatu politikus golkar yang sangatvocal di parlemen pasca reshuffle  cabinetdia saat ini menjadi politikus Hanura yang bisa di sandingkan dengan calonpartai lain untuk maju pilkada DKI.

Azis Syamsudin merupakan salah satupolitisi muda yang sudah malang melintang di dunia kepemudaan ( mantan ketuaKNPI ) dan posisinya sebagai ketum Kosgoro menjadi salah satu daya tawar tersendiri.

3.   Ferry Mursyidan Baldan dan Yuddy Chrisnandi 

Pasangan dua mantan menteriini pun bisa jadi menjadi salah satu kombinasi yang diajukan oleh Golkar danketurunannya untuk maju menjadi kandidat Gubernur DKI. 

Kombinasi lain dariPartai Hanura tentunya mantan Menperin Saleh Husin dan juga Muhamad Sangaji,ketua DPD Hanura DKI yang terbukti sukses memimpin Hanura bahkan mengalahkansuara Golkar.

Pilkada DKI 2017 sungguhsangat menarik, karena kali pertama pasca reformasi PKS tidak mempunyai nilaitawar untuk mengajukan calon  tersendiriatau pun sibuk dengan calonnya. Meski suara mereka tidak lagi terdengargaungnya di DKI tapi mesin partai mereka masih berjalan solid dan kuat.  Kandidat internal mereka yang sudah melakukanbanyak sosialisasi, Muhamad Idrus, sepertinya belum juga menjadi calon yangmereka bisa di perjuangkan. Padahal pengusaha muda ini sudah sangat intensmelakukan sosialisasi ke masyarakat. Mungkin sebagaimana gan Nasdem,PKB danPAN, mereka tahu diri dengan suara yang mereka miliki.

Peta dukungan ke Ahok olehparpol yang awalnya mendukung menjadi goyah pasca ressufle cabinet terakhiroleh Jokowi. Posisi Ahok pun kian sulit mengingat pendaftaran jalurperseorangan sudah di tutup. “sejuta” KTP yang katanya sudah terkumpul ( terbuktitak pernah ada dan tak pernah di verifikasi) menjadi sia sia.

Kelihatannya tidak yang adadi poitik benar-benar kepentingan, beberapa waktu lalu banyak netizen tak adahentinya mencaci maki Setya Novanto dalam kasus “papa minta saham” tapi padaakhirnya mereka memuji nya pasca dukungan golkar ke Ahok. Begitu juga PDIP,yang awalnya terlihat sangat kontra dengan TA sebagai pendukung loyal ahok padaakhirnya luluh. Dengan harapan mengusai Jawa dengan Ahok-Rano-Gandjar dan Rismadi Jawa Timur. Risma tidak akan pernah di minta ke Jakarta karena di persiapkanuntuk menghadapi kandidat kuat yang sangat popular di Jatim, Syaifullah Yusuf.

Bisa jadi inilah yang akan ada di tempat pemilihan suara di DKI pilkada tahun depan, Pilkada DKI 2017. adalah

1. Yuddy Chrisnandi - Azis Syamsudin

2. Basuki TP - Jarot

3. Anies Baswedan - Sandiaga Uno

Atau kah Pilkada 2017 tanpa keikutsertaan Ahok ?  tergantung Megawatidan tentunya Jokowi yang menentukan pilihannya untuk kandidat dari PDIP. Dan tentunya tergantung pergerakan dan deal deal politik dari Golkar dan turunannya. Kalaupun pada akhirnya partai Golkar cs tetap mendukung Ahok, artinya Ahok kembali ke asalnya ( Golkar ),  tapi ahok terbukti bukan loyalis partai karena di pilkada lalu alih alih mendukung kandidat golkar tapi malah bergabung dengan PDIP.

Bisa Jadi peserta Pilkada DKI Adalah.

1. Yuddy Chrisnandi - Azis Syamsudin

2. Tri Risma  - Jarot

3. Anies Baswedan - Sandiaga Uno

Apapun bisa terjadi tahun depan  tergantung deal2 politik sampai batas akhir pendaftaran. PDIP sudah biasa mengajukan kandidat di last minute seperti yang terjadi di Jateng pada pilkada lalu...... semua tergantung Megawati ... semua tergantung Setya Novanto, Surya Paloh dan Wiranto, dan para ketua partai.....Pilkada adalah ajang eksistensi parpol di level daerah, tiap partai tentu ingin menggolkan kadernya. Jika Ahok yang di ajukan, kader partai apakah Ahok? partai partai itu udah tahu kalo Ahok tidak pernah loyal dalam politik, dia bisa berpindah dari satu partai ke partai lain meski tiap kali selalu bilang bukan orang partai,.... kalo bukan tergantung partai, kenapa tidak memanfaatkan 1 juta ktp yang udah terkumpul? atau sejuta ktp itu sebenarnya tak pernah ada karaena tidak pernah terbukti di ajang pilkada....................mungkinkah pilkada DKI tanpa keikutsertaan Ahok?

Entahlah... inyong nulis ini cuman kiling time aja di tengah Amazon............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun