Mohon tunggu...
Naysilla Dea
Naysilla Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Berminat pada bidang penelitian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Strategi Pencegahan dan Penanganan Penyakit Monkeypox di Indonesia

30 September 2024   12:58 Diperbarui: 30 September 2024   13:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NAYSILLA DEA AULIA / 191241003 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Monkeypox adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh virus monkeypox yang merupakan anggota genus dari Orthopoxvirus pada keluarga Poxviridae. World Health Organization (WHO) menetapkan monkeypox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 23 Juli 2022. Hal tersebut dikarenakan jumlah kumulatif kasus yang dilaporkan oleh 115 negara mencapai 90.618 dengan 157 kasus kematian. Di Indonesia sendiri jumlah kasus yang dilaporkan mencapai angka 71 dengan 56 kasus berhasil disembuhkan, baik yang dengan ada riwayat perjalanan dari negara terjangkit maupun tanpa adanya riwayat perjalanan (Suparno et al., 2024).

Penyakit monkeypox perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah maupun masyarakat, karena pada beberapa kasus monkeypox dapat menyebabkan komplikasi. Risiko komplikasi ini dapat menyerang anak-anak di bawah usia 8 tahun, ibu hamil, serta seseorang dengan penyakit serius seperti HIV dan juga diabetes. Persebaran penyakit monkeypox dapat melalui hewan ke manusia ataupun dari manusia ke manusia lainnya dengan masa inkubasi hanya dalam jangka waktu 5-21 hari. Penularan dari hewan ke manusia bukan hanya melalui luka gigitan dan cakaran hewan terinfeksi, tetapi juga dapat melalui daging yang dikonsumsi dari hasil berburu hewan liar. Sedangkan untuk penularan dari manusia ke manusia lain terbagi menjadi 2 metode yaitu seksual dan non-seksual. Pada penularan seksual dapat dibuktikan dengan tumbuhnya lesi pada alat kelamin pria, sedangkan pada penularan non-seksual dapat terjadi dengan adanya kontak langsung terhadap lesi kulit dari seseorang yang terinfeksi, droplet respirasi, dan juga air liur dari orang yang terinfeksi. Gejala yang umum dialami oleh pasien terjangkit monkeypox yaitu demam, nyeri kepala, menggigil, lalu di ikuti dengan ruam pada wajah, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. Setelah beberapa hari ruam akan berubah menjadi lesi yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan juga gatal serta berisi cairan bening di dalamnya (Budiyarto et al., 2023).

Kemampuan mencegah, mendeteksi, serta menangani kasus monkeypox menjadi prioritas dalam upaya penekanan angka penyebaran penyakit. Dalam konteks ini peran tenaga kesehatan sangat diperlukan, yang pertama yaitu tenaga kesehatan masyarakat yang diharapkan dapat memberikan penyuluhan atau pemahaman tentang pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, membuka pikiran masyarakat mengenai manfaat dan fungsi mencuci tangan yang baik dan tepat, serta menggalakkan masyarakat agar lebih waspada terhadap hewan, dan juga pandai dalam memilah makanan yang akan dimakan. Selanjutnya peran dokter juga sangat diperlukan dalam diagnosis dini, pengobatan, serta proses pemberian vaksinasi pada masyarakat. Program vaksinasi ini dipercaya bahwa 85% efektif dalam mencegah dan melindungi masyarakat dari infeksi monkeypox, sehingga dapat membantu upaya pemerintah dalam penekanan penyebaran penyakit monkeypox ini (Marisah et al., 2022). Peran setiap individu sangat berpengaruh terhadap penyebaran monkeypox, kesadaran yang tinggi menjadi kunci penting untuk menekan laju penyebaran virus ini. Kelengkapan fasilitas kesehatan merupakan faktor kunci untuk memastikan bahwa proses diagnosis, pengobatan, dan pencegahan dapat berjalan secara efektif dan optimal. Laboratorium diagnostik yang memadai, ruang isolasi yang sesuai standar, serta ketersediaan alat pelindung diri (APD) menjadi komponen vital dalam penanganan monkeypox. Dengan dukungan fasilitas yang lengkap, penanganan penyakit ini dapat dilakukan secara menyeluruh, baik dalam aspek pengobatan pasien maupun upaya pencegahan penyebaran di masyarakat.

KATA KUNCI : Masyarakat, Monkeypox, Penyakit, Vaksin, Virus

DAFTAR PUSTAKA

Budiyarto, L., A. A. Salsabila, dan H.C. Putri, 2023. Infeksi Cacar Monyet (Monkeypox). Jurnal Medika Hutama. 4(2), pp. 3225-3236.

Marisah, I. L. Hilmi, dan Salman, 2022. Studi dan Tatalaksana Terkait Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) yang Menginfeksi Manusia. Jurnal Farmasetis, 11(3), pp. 201-208.

Suparno, J. Yunita, dan Y. Fitri, 2024. Kesiapsiagaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Dumai dalam Menghadapi Risiko Wabah Penyakit Monkeypox (Mpox) Bulan Desember 2023. Jurnal Ensiklopedia, 6(2), pp. 336-343.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun