NAYSILLA DEA AULIA / 191241003Â
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATÂ
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Virus memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, mulai dari berkontribusi dalam keseimbangan ekosistem yang mendukung kelangsungan hidup manusia, hingga dikenal luas melalui kemampuannya yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Demam berdarah merupakan salah satu penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi virus di dalam tubuh. Lebih dari enam jenis demam berdarah hadir mengancam kesehatan, masing-masing ditularkan oleh virus yang berbeda, dengan risiko yang tidak boleh diabaikan. Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan nama DBD menjadi varian demam berdarah yang paling dikenal luas. Ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia, dengan angka kejadian mencapai 627 kasus per 100.000 penduduk, DBD menjadi salah satu ancaman kesehatan yang paling berbahaya dan patut diwaspadai. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus.
Virus ini memiliki empat serotipe berbeda, di mana infeksi yang paling berat biasanya disebabkan oleh serotipe DEN-3 (Satari, 2008). Dua abad yang lalu, demam berdarah dengue dianggap sebagai penyakit ringan, mirip dengan batuk, pilek, dan diare, yang dipengaruhi oleh iklim tropis. Namun, setelah terjadinya wabah dengue pada tahun 1953-1954 di Manila, Demam Berdarah Dengue (DBD) dinyatakan sebagai penyakit berbahaya dan mematikan, mengubah pandangan global tentang risiko yang ditawarkannya (Frida, 2019). Penyebab seseorang terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak hanya disebabkan oleh virus saja, faktor lain seperti halnya lingkungan, perilaku, genetik, serta pelayanan kesehatan juga turut berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena DBD. Lingkungan dapat dianggap sebagai salah satu faktor utama penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) karena menjadi habitat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Genangan air, kepadatan penduduk, buruknya sanitasi, serta perubahan cuaca merupakan faktor lingkungan yang berkontribusi dalam mempercepat penyebaran DBD di tengah masyarakat.
Pemahaman yang mendalam tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) memegang peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit tersebut. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan terutama tenaga kesehatan masyarakat sangatlah penting. Mereka bertanggung jawab untuk memberikan edukasi, meningkatkan pemahaman, serta menumbuhkan kesadaran di tengah masyarakat mengenai pentingnya pencegahan dan risiko yang ditimbulkan oleh penyakit DBD. Tenaga kesehatan masyarakat sebaiknya secara rutin menyampaikan informasi terkait Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui kegiatan penyuluhan. Selain itu, mereka juga perlu memantau secara berkala perkembangan yang dicapai setelah penyuluhan dilakukan, untuk memastikan bahwa tujuan dari edukasi tersebut tercapai. Hal ini sejalan dengan teori Bloom, yang menyatakan bahwa pembentukan perilaku pada orang dewasa terjadi secara bertahap dan berurutan.
Proses tersebut dimulai dengan peningkatan pengetahuan, kemudian diikuti oleh terbentuknya sikap positif, yang akhirnya diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata (Dawe et al., 2020). Kemajuan teknologi digital tentu membuka peluang baru untuk menyebarkan informasi secara lebih luas dan melibatkan masyarakat dalam diskusi serta tindakan nyata. Pemanfaatan platform digital memungkinkan penyuluhan dan edukasi tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) menjangkau audiens yang lebih beragam dan efektif. Selain itu, menciptakan inovasi dan terobosan baru menjadi tantangan tersendiri bagi bidang kesehatan masyarakat. Hal ini penting agar upaya pencegahan dan penekanan angka kasus DBD dapat dilakukan secara maksimal dan optimal menuju perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan responsif.
KATA KUNCI : Lingkungan, Masyarakat, Nyamuk, Penyakit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H