FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI SOSIAL
Menurut Rusman (2005) Faktor-faktor yang penghambat Integrasi sosial dalam masyarakat adalah gejala atau fenomena sosial yang di kategorikan sebagai proses Sosial yang disosiatif,antara lain:
a.Pertama, konflik atau pertentangan muncul akibat penyelesaian suatu masalah yang tidak tuntas.
b.Kedua, prasangka negatif sering kali berakar dari cemburu sosial.
c.Ketiga, persaingan tidak sehat dapat menimbulkan kontraversi yang berujung pada konflik
d.Keempat, fanatisme yang berlebihan seringkali muncul akibat perbedaan rasa, etnis, budaya, agama, kepercayaan, serta latar belakang daerah, baik dari kalangan mayoritas maupun minoritas.
e.Kelima, rendahnya sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat menjadi tantangan tersendiri.
f.Keenam, terdapat tindak-tanduk anggota masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, yang dianggap mengganggu keteraturan dan keseimbangan dalam kehidupan sosial.
Adapun faktor Internal dan eksternal dapat Mempengaruhi integrasi sosial Dalam masyarakat antara lain. Faktor Internal: kesadaran diri Sebagai makhluk sosial, tuntutan Kebutuhan, dan semangat gotong Royong yang tinggi sehingga kita Akan mempu berintergrasi dengan Orang lain sebab jiwa sosial sudah terbentuk dalam hati serta hidup Kita. Faktor Eksternal: tuntutan Perkembangan zaman, persamaan Kebudayaan, terbukanya Kesempatan berpartisipasi dalam Kehidupan bersama, persaman visi, Misi, dan tujuan, sikap toleransi, Adanya kosensus nilai, dan adanya Tantangan dari luar. (Rusman 2005).
B. Pentingnya integrasi sosial
Masyarakat yang terintegrasi dengan hak asasi merupakan harapan bagi setiap negara. Integrasi sosial menjadi kondisi esensial bagi negara untuk membangun kejayaan nasional dan mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika suatu negara terus-menerus dihadapkan pada konflik dan pertentangan, banyak kerugian yang akan dialami, baik dalam bentuk kerugian fisik seperti kerusakan fasilitas yang sangat diperlukan, maupun kerugian mental dan spiritual, seperti rasa khawatir, cemas, dan tekanan psikologis yang berkepanjangan. Selain itu, banyak potensi sumber daya yang seharusnya digunakan untuk membangun kesejahteraan masyarakat justru terpaksa dikorbankan untuk menyelesaikan konflik yang ada. Oleh karena itu, sebuah negara yang selalu diliputi oleh konflik akan menghadapi kesulitan dalam mencapai kemajuan.