Perkembangan teknologi informasi, terutama di bidang internet yang berkembang sangat laju ini membuat pengguna nya dimanjakan dengan semua fasilitas yang dapat dipenuhi internet. Kehadiran internet mempermudah kehidupan manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan. Internet memberikan dampak sangat besar yang dirasakan hampir setiap orang. Seiring berjalannya waktu pengguna internet terus bertambah di seluruh dunia khususnya di Indonesia.
menurut hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet mencapai 215, 63 juta orang pada rentang waktu 2022-2023. Jumlah itu meningkat sebanyak 2,67% dari rentang waktu sebelumnya. Indonesia menjadi pengguna internet paling lama di dunia pada tahun 2022. Berdasarkan data.ai State of Mobile 2023, rata-rata pengguna internet di Indonesia adalah 25,7 jam per hari, posisi Indonesia di ikuti Singapura, Arab Saudi dan brazil.
Konsumsi internet sudah menjadi makanan sehari-hari di Indonesia, terutama pada generasi milenial dan aktif pada dunia pendidikan. Internet bertujuan untuk membopong kegiatan akademik dalam proses ajar mengajar. Tetapi banyak juga terjadi penyimpangan dalam penggunaan internet yang kemudian adiksi internet tidak bisa dihindari.
Adiksi internet merupakan sindrom gangguan obsesif kompulsif yang dikenal dengan penderita menghabiskan waktu secara berlebihan dalam penggunaan internet yang mengakibatkan ketergantungan sehingga timbul masalah psikologis, sosial dan pekerjaannya. Selain itu ada tanda seseorang yang mengalami adiksi internet yaitu kurangnya kemampuan pengendalian diri saat sedang menggunakan internet.
Internet addiction sudah menjadi masalah yang serius dan sudah termasuk ke dalam gangguan jiwa. Hal ini sudah ada dalam Internationaal Statistical Classificationn of Diseases and Related Health Problem (ICD) 11 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menampatkan 2 macam gangguan jiwa yang masuk dalam adiksi atau kecanduan yaitu gaming disorder (gangguan game) dan gambling disorder (gangguan berjudi). Kriteria yang masuk dalam kecanduan game dan kecanduan judi adalah adanya lost of control dalam mengendalikan keinginannya bermain game dan judi, memprioritaskan bermain game dan judi dibanding kegiatan lainnya, yang terakhir adalah tetap bermain game dan judi walau tau akan ada konsekuensi negatif nya.
Lalu apa yang  menjadi faktor dari adiksi internet? Banyak sekali faktor yang menjadi latar belakang bagi pencandu internet, dimulai dari masalah intra personal sampai masalah lingkungan, diantaranya yaitu ;
- Masalah pribadi, masalah yang muncul tiada henti membuat mereka membutuhkan sesuatu untuk meluapkan atau sekedar merebahkan hati, dan internet menjadi solusinya.
- Rasa malu berlebih, perasaan yang tidak nyaman saat melakukan interaksi dengan oraang lain sehingga menyebabkan rasa rasa negatif yang seringkali membuat mereka lebih nyaman saat berkomunikasi atau berinteraksi lewat online.
- Faktor gender mempengaruhi jenis adiksi, laki laki lebih sering mengalami kecanduan game, website dewasa dan pejudian online. Sedangkan Wanita lebih sering mengalami kecanduan berbelanja online.
- Faktor dimanjakan kemudahan, hanya dengan mengakses website tertentu kita dapat mendapat apa yang kita inginkan sehingga membuat kita terbiasa akan kemudahan itu dan menolak kehidupan nyata.
Penggunaan internet secara kompulsif dengan tujuan negatif dapat mengakibatkan kecanduan. Dikutip dari Salincetia (2015) ada beberapa klasifikasi pada kecanduan internet, yaitu ;
- Cybersexual Addiction. Hal itu adalah individu yang secara berlebihan mengunjungi website-website khusus orang dewasa untuk dapat konsumsi mengenai hal seksualitas dan ikut dalam pengunduhan gambar-gambar dan file-file orang dewasa. Dalam hal ini mereka akan melakukan apapun untuk dapat melihat hal-hal seksualitas tersebut.
- Cyber-Relationship Addiction. Seseorang yang berlebihan menjalin hubungan online. Individu yang senang mencari teman atau relasi melalui media online, orang yang terlibat jauh dalam layanan chat room dan menjalin pertemanan online atau bahkan juga peselingkuhan online. Pada klasifikasi ini hubungan online atau virtual lebih penting daripada hubungan pernikahan dan keluarga.
- Net compulsions. Tidak mengetahui batas saat melakukan sesuatu di online yaitu saat melakukan belanja online dan perjudian online yang biasanya berakibat kehilangan finansial, relasi bahkan hingga pekerjaan.
- Information overload. Seseorang yang secara kompulsif dalam menjelajah, mengumpulkan dan menyusun informasi dari dunia online. Banyaknya informasi di internet mengakibatkan prilaku berlebihan dalam berselancar dalam pencarian data. Orang kecanduan menghabiskann waktu untuk mengatur data dan mencari data tertentu.
- Computer addiction. Adalah orang yang kecanduan saat bermain game sehingga lupa waktu dan lupa akan kehidupan pribadi lainnya. Peneliti menemukan prilaku obsesif permainan computer menjadi bermasalah dalam organisasi.
Penggunaan internet yang tidak bijak dan dilakukan secara berlebihan menimbulkan dampak negative diantaranya adalah ketidak peka an terhadap lingkungan sekitarnya, meningkatkan depresi, menurunkan harga diri, sulit menyelesaikan tugas dunia nyata, hubungan sosial memburuk, kehilangan pekerjaan, Kesehatan fisik menurun dan menyebabkan resiko terjadinya mata lelah, nyeri pinggang, dan capal tunnel syndrome.
Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecanduan internet? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi adiksi internet yaitu menekuni minat dan hobi yang dilakukan di dunia nyata, melakukan kegiatan seperti berolahraga, memasak dapat membantu mengalihkan pikiran dari internet. Yang kedua adalah memberikan diri batasan dalam menggunakan internet, penggunaan internet kurang dari 4jam/hari dapat membantu mengurangi kecanduan. Menonaktifkan pemberitahuan untuk mengurangi distraksi yang dapat menimbulkan rasa ingin membuka internet.
Jika hal hal diatas sudah dilakukan tetapi tidak mendapatkan hasil yang baik, maka sebaiknya bicarakan kondisimu kepada orang tua, guru, atau seorang profesional seperti psikiater atau psikolog yang dapat membantu untuk memperbaiki kebiasaan burukmu dengan cara pantauan dari orang tua dan cara profesional dari psikiater atau dokter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H