Hubungan pertukaran sosial antara masyarakat dan partai politik, dengan menekankan konsep "simbiosis mutualisme" untuk saling menguntungkan. Jika dilihat masih banyak persepsi masyarakat terhadap kegiatan politik yang masih dianggap kotor dan cenderung apatis, bukan sebagai sarana perjuangan politik untuk menghasilkan keuntungan.
Dalam konteks hubungan pertukaran sosial antara partai politik dan masyarakat, penting untuk memahami konsep simbiosis mutualisme yang menguntungkan kedua belah pihak. Partai politik harus memainkan peran penghubung yang strategis antara proses pemerintahan dengan warga negara, dan membangun kesadaran politik masyarakat untuk menunjang pembangunan, baik secara materi maupun non-materi kepada masyarakat basis suaranya, dan menerima keuntungan dari masyarakat ini. Sedangkan masyarakat yang memberikan dukungannya dalam bentuk tertentu, baik materi maupun non-materi, kepada partai politik, dan masyarakatnya ini menerima keuntungan, bisa dalam bentuk fisik dan non-fisik.
Dalam hal ini, partai politik harus memperhatikan implikasi money politics dalam hubungan sosial antara partai politik dan masyarakat. Money politics dapat merusak hubungan pertukaran sosial yang sehat dan saling menguntungkan, dan merugikan demokrasi dan masyarakat.
Oleh karena itu, partai politik harus memperjuangkan kepentingan masyarakat secara transparan dan berdasarkan program yang jelas, tanpa melakukan praktik money politics yang merugikan demokrasi dan masyarakat.
Partai politik juga harus memperkuat derajat pelembagaannya dalam setiap sistem politik yang demokratis, dan tidak hanya menjadi kendaraan politik bagi segelintir elit politik untuk mengumpulkan keuntungan dirinya dan golongannya semata.
Namun, perlu diingat bahwa simbiosis mutualisme ini dapat merusak hubungan pertukaran sosial yang sehat dan saling menguntungkan, dan merugikan demokrasi dan masyarakat.
Money politics dapat mempengaruhi hasil pemilihan umum dan merusak integritas politik. Selain itu, praktik ini juga dapat memperburuk kemiskinan dan ketimpangan sosial, karena hanya masyarakat yang miskin yang cenderung menerima imbalan tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap fakta konseptual hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak, sehingga kegiatan politik menjadi tempat perjuangan yang sehat dan kondusif, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofal Liata menunjukkan bahwa hubungan simbiosis mutualisme ini sangat bermanfaat untuk membangun kesadaran politik masyarakat dan elit partai politik guna menunjang pembangunan, baik secara materi maupun non-materi.
Selain itu, penelitian ini juga mengungkap fenomena politik uang (money politics) dan dampaknya terhadap masyarakat. Money politics terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pemberian uang dan barang, fasilitas sarana umum, serta taktik seperti "Sistem Ijo" dan "Serangan Fajar." Hal ini menunjukkan adanya transaksi politik praktis atau hubungan pertukaran yang saling menguntungkan antara partai politik dan masyarakat, yang tidak lepas dari kondisi kemiskinan masyarakat..
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat merujuk pada makalah penelitian lengkap yang berjudul "Relasi Pertukaran Sosial antara Masyarakat dan Partai Politik" oleh Nofal Liata, yang diterbitkan dalam JSAI Jurnal Sosiologi Agama Indonesia, Vol. 1, No. 1, Maret 2020.
Sumber:
Nofal Liata: Relasi Pertukaran Sosial antara Masyarakat dan Partai Politik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H