Mohon tunggu...
naylarizki
naylarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I'm an ENFP

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mahasiswa KKN Itera Ciptakan Alat Pendeteksi Kebakaran untuk Warga Desa Pekondoh

2 Februari 2025   15:35 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjalankan sosialisasi hasil program kerja di Desa Pekondoh, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus. Salah satu program unggulan yang dibawakan adalah alat pendeteksi kebarakan, yang diperkenalkan kepada masyarakat setempat pada Senin, 20 Januari 2025. Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim KKN-PPM kelompok 1 di balai desa Pekondoh ini dimaksudkan untuk memperkenalkan teknologi yang dirancang guna mendeteksi keberadaan api dan memberikan peringatan dini untuk mencegah terjadinya bencana kebakaran.

Dito Ramadani, selaku perancang program kerja unggulan tersebut menjelaskan, "Alat pendeteksi kebaran ini dibuat untuk memudahkan masyarakat agar dapat menyelamatkan diri dan mencegah bencana kebakaran," ujar Dito. Alat ini dilengkapi dengan sensor flame yang dapat mendeteksi nyala api. Selain itu, adapula komponen yang digunakan seperti ESP 32, buzzer, bread board, switch, baterai, dan kabel jumper untuk mendukung kelengkapan alat supaya berfungsi dengan baik. "Saya harap alat ini dapat membantu warga dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran," tambahnya. Alat pendeteksi kebakaran ini akan diberikan kepada aparat desa untuk kemudian dipergunakan di balai desa Pekondoh.

Selain mengusung alat pendeteksi kebakaran, tim KKN-PPM kelompok 1 ini juga membawakan berbagai program kerja lain yang mendukung aspek ekonomi, kesehatan, dan pemanfaatan sumber daya lingkungan setempat. Program tersebut meliputi pembuatan Eco-enzyme, Virgin Coconut Oil (VCO), briket, taman, serta pendataan dan sosialisasi stunting, sesuai dengan arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ratna Mustika Sari, S.T., M.T.

Dalam aspek lingkungan, tim ini juga memperkenalkan pemanfaatan Eco-enzyme, cairan serbaguna yang dapat digunakan untuk kebersihan dan pertanian organik. Masyarakat diajarkan cara membuat Eco-enzyme dari limbah organik rumah tangga, sehingga dapat mengurangi sampah sekaligus menghasilkan produk yang bermanfaat khususnya pada sektor pertanian. Demonstrasi pembuatan Eco-enzyme ini dilakukan di rumah Kepala Dusun Sukamakmur, untuk mendukung kegiatan masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

"Saya membuat eco-enzyme ini untuk memudahkan masyarakat setempat khususnya petani agar mereka dapat membuat pupuk tanpa harus mengeluarkan dana yang besar, dan tanpa harus menunggu pengiriman pupuk dari kota," tutur Angela selagi memaparkan pembuatan Eco-Enzyme 

Riphan, selaku Sekretaris Desa Pekondoh, menerima dengan baik program kerja yang dijalankan, "Program yang kalian bawakan dapat bermanfaat dan mendukung sektor ekonomi warga sekitar, melalui pembuatan Eco-enzyme sebagai pupuk cair alami, begitu juga dengan briket yang memiliki peluang bisnis,"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun