Mohon tunggu...
Nayla Qorirah
Nayla Qorirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

masak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manajemen Irigasi untuk Optimalisasi Pertanian

24 Desember 2024   18:03 Diperbarui: 24 Desember 2024   18:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

 Pertanian merupakan sektor terpenting dalam perekonomian negara-negara berkembang. Kebijakan yang diambil dalam sektor pertanian dapat berdampak luas pada keberhasilan sektor-sektor lainnya. Berbeda dengan negara berkembang, negara maju telah berhasil meningkatkan produktivitas pertanian melalui mekanisasi yang intensif, penggunaan benih unggul, dan pupuk berkualitas tinggi, sehingga hasil panen menjadi jauh lebih tinggi (Syahid, M., et al., 2022).

 Dalam pemanfaatannya, irigasi air tanah dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu irigasi air tanah dangkal dan dalam. Pembagian ini didasarkan pada kedalaman sumber air tanah dan tingkat kompleksitas infrastruktur yang diperlukan. Irigasi air tanah dangkal, yang memanfaatkan sumber air yang terletak pada lapisan tanah atas, cenderung lebih mudah dikembangkan karena infrastruktur yang dibutuhkan relatif sederhana. Hal ini memudahkan petani untuk mengembangkan sistem irigasi secara mandiri atau dengan dukungan yang terbatas (Sitompul, M., et al., 2022).

 Sistem manajemen irigasi yang ada saat ini seringkali masih mengandalkan metode tradisional. Pekerjaan-pekerjaan seperti membuka dan menutup saluran air, serta memantau ketersediaan air, umumnya dilakukan secara manual oleh petugas.Kurangnya penerapan teknologi modern dalam sistem irigasi menjadi salah satu penyebab utama permasalahan yang sering terjadi di lapangan. Kegiatan-kegiatan operasional seperti pengaturan aliran air dan distribusi air masih sangat bergantung pada tenaga manusia. Akibatnya, efisiensi dan keakuratan dalam pengelolaan air menjadi kurang optimal, terutama pada lahan pertanian dengan kondisi yang beragam (Walid, M., et al., 2022). Essay ini akan membahas upaya manajemen irigasi untuk mengoptimalkan pertanian, serta memberikan studi kasus sebagai cntoh nyata di Indonesia.

Isi (ada kritik)

Upaya Manajemen Irigasi untuk Mengoptimalkan Pertanian

 Pertumbuhan penduduk yang pesat telah meningkatkan permintaan akan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air melalui perbaikan sistem irigasi. Rehabilitasi saluran irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan distribusi air ke lahan pertanian dan pada akhirnya meningkatkan hasil produksi (Astutik, S., & Suhardi, D., 2021). Namun, upaya rehabilitasi saluran irigasi seringkali menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan anggaran, kurangnya partisipasi petani, dan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan irigasi. Selain itu, fokus rehabilitasi seringkali hanya pada infrastruktur fisik tanpa memperhatikan aspek sosial. Partisipasi aktif petani pada irigasi perlu ditingkatkan melalui program penyuluhan dan pemberdayaan.

 

Studi Kasus di Desa Baturetno Wonogiri

 Penelitian Prabowo, Y., & Martini, M. (2023), dapat digunakan sebagai studi kasus pada essay ini. Desa Baturetno, yang mayoritas penduduknya bertani, menghadapi masalah terkait irigasi sawah. Sistem irigasi tradisional yang ada seringkali tidak berfungsi optimal, terutama saat musim kemarau dan hujan. Akibatnya, beberapa lahan sawah tidak terairi dengan baik, berdampak pada hasil panen petani. Penyebab utama masalah ini adalah pengelolaan air yang tidak efisien. Petani seringkali memboroskan air dan tidak memanfaatkan jaringan irigasi secara optimal. Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh musim, sehingga sering terjadi kekurangan atau kelebihan air.

 Pompa hidram dinilai sebagai solusi yang efektif dan ekonomis karena dapat memanfaatkan energi air secara alami untuk memompa air ke lahan yang lebih tinggi. Prinsip kerja pompa hidram didasarkan pada perubahan energi kinetik air menjadi tekanan yang dapat mendorong air ke tempat yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pompa hidram melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Pemilihan pompa hidram sebagai solusi masalah irigasi di Desa Baturetno didasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti biaya yang terjangkau dan kemudahan pembuatan.

Kesimpulan

 Potensi peningkatan optimalisasi pertanian melalui manajemen irigasi yang efektif masih terkendala oleh berbagai tantangan. Solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain dengan meningkatkan investasi dalam infrastruktur irigasi, melibatkan petani dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan irigasi, serta memperkenalkan teknologi modern yang efisien dan ramah lingkungan, seperti sistem irigasi tetes atau pompa hidram. Kemudian, penting untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada petani mengenai teknik-teknik irigasi yang tepat dan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta sistem irigasi yang mampu mendukung peningkatan produksi pertanian.

Daftar Pustaka:

Astutik, S., & Suhardi, D. (2021). Rehabilitasi Jaringan Irigasi untuk Peningkatan Produksi Pertanian. Program Studi Persatuan Insinyur Indonesia, 1(1).

Prabowo, Y., & Martini, M. (2023). Implementasi Pompa Hidram Sebagai Irigasi Pertanian Ramah Lingkungan Di Desa Batu Retno Wonogiri. Sebatik, 27(1), 162-171.

Sitompul, M., Pasaribu, H. M., & Harahap, M. A. S. (2022). Pemanfaatan irigasi air tanah dangkal sebagai sumber air irigasi tanah pertanian pada musim kemarau. Jurnal Ilmiah Madiya (Masyarakat Mandiri Berkarya), 3(1), 14-18.

Syahid, M., Salam, N., Piarah, W., Djafar, Z., Tarakka, R., & Alqadri, G. (2022). Pemanfaatan pompa air tenaga surya untuk sistem irigasi pertanian. JURNAL TEPAT: Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat, 5(1), 102-108.

Walid, M., Hoiriyah, H., & Fikri, A. (2022). Pengembangan Sistem Irigasi Pertanian Berbasis Internet Of Things (IoT). Jurnal Mnemonic, 5(1), 31-38.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun