Mohon tunggu...
Nayla Nurially Sofyan
Nayla Nurially Sofyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi Ilmu Komunikasi. Lahir di Jakarta dengan hobi menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Batik dan Jenis Batik

14 Januari 2025   00:07 Diperbarui: 14 Januari 2025   00:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Semuanya!

Kami dari kelompok 2 mata kuliah Komunikasi Antar Budaya (K) yang diajarkan oleh Bapak R. Hiru Muhammad, S.Sos., M.I.Kom ingin menjelaskan sejarah batik dan jenis batik. Kira-kira apa sejarah dan jenis dari batik itu sendiri? Yuk simak berikut ini.

SEJARAH BATIK

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat indah dan luas. Salah satu kekayaan budaya dari Indonesia adalah batik. Batik merupakan salah satu kain tradisional dan warisan budaya Indonesia dengan berbagai macam motif sesuai dengan daerah masing-masing. Sebagaimana menurut SNI No. 41/St/74, batik adalah kain tekstil hasil pewarnaan menurut motif khas batik Indonesia yang pembuataannya menggunakan malam/lilin sebagai zat perintang.  Kata batik ini berasal dari kata "ambatik" dalam bahasa jawa yang artinya "kain dengan titik-titik kecil".

Sejarah batik di Indonesia terkait dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Jawa. Batik mulai dikembangkan pada masa kerajaan Mataram, kemudian berlanjut di masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Batik awalnya hanya digunakan dalam keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, tetapi kemudian mulai diproduksi oleh masyarakat umum dan menjadi populer sebagai pakaian. Batik tradisional menggunakan bahan pewarna alami, seperti tumbuhan seperti pohon mengkudu, soga, soda abu, dan tanah lumpur.

Pembuatan batik memiliki berbagai jenis teknik, seperti batik tulis, batik cap, dan batik printing. Selain itu, terdapat beragam motif batik dengan makna filosofis yang berbeda. Batik telah berkembang pesat dan diproduksi oleh berbagai daerah di Indonesia, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri. Selain itu, batik juga telah meraih pengakuan internasional dan menjadi bagian dari dunia mode global dengan berpartisipasi dalam berbagai pagelaran fashion show di berbagai kota internasional seperti New York dan Milan.

Awalnya, batik diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Batik Indonesia kemudian didaftarkan untuk mendapatkan status Intangible Cultural Heritage (ICH) melalui UNESCO pada tanggal 4 September 2008 di Jakarta. Pada 9 Januari 2009, pengajuan batik untuk Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO diterima secara resmi, dan batik dikukuhkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda dalam sidang keempat Komite Antar- Pemerintah yang diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009.

Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kemudian menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang dikeluarkan pada tanggal 17 November 2009. Melalui Keputusan Presiden ini, Kementerian Dalam Negeri kemudian menerbitkan Surat Edaran yang mengimbau seluruh pegawai pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten untuk mengenakan batik setiap Hari Batik Nasional.

Indonesia, dengan kekayaan budayanya yang beragam, terkenal di seluruh dunia karena berbagai macam produk budayanya. Salah satunya batik, sebuah warisan budaya yang sangat berharga. Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober sebagai bentuk penghargaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya ini.       Sejarah Hari Batik Nasional dimulai dari pengakuan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009. Pengakuan ini terjadi dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pada saat itu, batik diakui bersama dengan beberapa unsur budaya lainnya, seperti wayang, keris, noken, dan tari Saman, sebagai Bagian dari Warisan Budaya Takbenda Manusia atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Batik, warisan budaya Indonesia yang kaya ini, telah mengalami transformasi yang signifikan di era modern. Dari sekadar kain bermotif, batik kini telah menjelma menjadi tren fashion global yang digemari oleh berbagai kalangan. Desainer-desainer ternama baik dalam negeri maupun mancanegara berlomba-lomba menciptakan karya-karya inovatif dengan sentuhan batik. Kolaborasi dengan seniman grafis, ilustrator, dan brand fashion ternama menghasilkan desain batik yang unik dan kekinian. Batik tidak lagi terbatas pada pakaian adat, melainkan hadir dalam berbagai bentuk fashion modern seperti gaun, kemeja, rok, celana, bahkan aksesori seperti tas dan sepatu.

JENIS BATIK

Dalam perkembangannya ada berbagai ragam jenis batik yang tersebar di Indonesia. Ragam-ragam motif batik pada umumnya bergantung pada ciri khas maupun keyakinan di tiap-tiap daerah asalnya, misalnya letak geografis ada batik pesisir dan non-pesisir. Batik juga dipengaruhi oleh budaya lain, motif bunga tulip merupakan pengaruh budaya Eropa yang ada dalam motif batik.

Terdapat tiga cara dalam membatik, yaitu tulis, cap dan kombinasi. Selain cara tersebut, maka kain tersebut hanyalah kain tekstil motif batik Indonesia. Artinya, batik yang diprint dan tidak menggunakan malam dan motif yang digunakan pun motif yang terkenal di Indonesia sehingga terlihat seperti batik padahal bukan batik yang melalui proses yang telah di jelaskan sebelumnya. Mari kita masuk ke materi motif batik di Indonesia:

1. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik tujuh rupa yang berasal dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik pekalongan menampilkan berbagai bentuk motif dengan gambar hewan maupun tumbuhan. Berbagai motif tersebut diambil dari berbagai macam campuran kebudayaan lokal dengan kebudayaan dari etnis Cina. Pasalnya, pada zaman dahulu Pekalongan merupakan tempat transit para pedagang yang berasal dari berbagai negara. Sehingga, akulturasi budaya tersebut yang menjadikan batik Pekalongan memiliki ciri khas yang berhubungan dengan alam, khususnya motif buketan, motif jlamprang, motif semen, motif terang bulan, motif lung-lungan, dan motif pisan bali.

2. Motif Batik Sogan (Solo)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik sogan telah ada sejak masa nenek moyang suku Jawa beberapa abad yang lalu. Batik ini, memiliki warna dominan, yakni warna cokelat muda dan mermpunyai motif yang khas, yaitu gambar bunga dengan aksen titik-titik maupun lengkungan garis. Pada mulanya, batik sogan hanya dikenakan oleh raja-raja di Jawa khususnya keraton kesultanan Solo. Akan tetapi, sekarang batik sogan bisa dipakai oleh siapapun, baik warga keraton maupun warga biasa.

3. Motif Batik Gentongan (Madura)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif gentongan dapat dikatakan berbeda dengan batik yang lainnya. Pasalnya, batik yang berasal dari Madura ini memakai motif abstrak sederhana, tanaman, maupun kombinasi dari keduanya. Warna batik gentongan pada umumnya menggunakan warna yang terang seperti merah, hijau, kuning, atau ungu. Kata gentongan sendiri diambil dari asal kata gentong, yaitu kerajinan gerabah yang digunakan sebagai tempat untuk mencelupkan kain batik ke cairan warna.

4. Motif Batik Mega Mendung (Cirebon)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik mega mendung merupakan motif batik yang cukup sederhana, tetapi memberi kesan yang mewah. Motif mendung di langit mega dengan nuansa warna cerah inilah yang menjadikan batik mega mendung sangat cocok digunakan baik oleh orang tua maupun anak muda, baik laki-laki maupun perempuan.

5. Motif Batik Keraton (Yogyakarta)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik keraton adalah motif batik yang berasal dari kebudayaan Jawa yang kental akan sistem kekeratonan atau kesultanannya. Batik keraton ini merupakan lambang dari kearifan, kebijaksanaan, serta kharisma dari raja-raja Jawa. Pada mulanya, batik yang berasal dari Yogyakarta ini hanya boleh digunakan oleh warga keraton saja, tetapi sekarang sudah umum digunakan oleh siapa saja.

6. Motif Batik Simbut (Banten)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik simbut adalah motif batik yang gambarnya menyerupai bentuk daun talas. Motif batik simbut adalah motif yang paling sederhana, hanya merapikan serta menyusun satu jenis motif saja. Motif simbut adalah motif batik yang berasal dari suku Badui pedalaman di daerah Jawa Barat yang kental dengan peradaban lama.

7. Motif Batik Parana (Pulau Jawa)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest
Parang berasal dari kata pereng atau yang berarti miring. Bentuk motif parang berbentuk menyerupai huruf “S” yang miring berombak dan memanjang. Motif parang ini dapat dengan mudah ditemukan di hampir seluruh pulau Jawa, mulai dari Jawa Tegah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.

8. Motif Batik Kawung (Jawa Tengah)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Batik motif kawung adalah motif batik yang terinspirasi dari bentuk buah kolang kaling. Bentuk buah kolang kaling yang lonjong tersebut disusun pada empat sisi dan membentuk lingkaran. Motif kawung kerap diidentikan dengan motif yang sepuluh atau kuno, karena bentuk dari motif tersebut yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif ini berasal serta berkembang di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

9. Motif Batik Pring Sedapur (Magetan)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik pring sedapur mempunyai ciri khas yang elegan dan sederhana. Motif yang digunakan adalah motif dengan gambar menyerupai bambu, sehingga kerap disebut juga sebagai batik pring. FIlosofi dari bambu memberikan makna ketentraman, kerukunan dan keteduhan.

10. Motif Batik Priyangan (Tasik)

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Motif batik priyangan mempunyai bentuk motif yang terinspirasi dari tumbuhan. Perbedaannya dengan batik motif lain, tumbuhan yang digambar disusun dengan simetris nan rapi. Sehingga, tampak kesan elegan yang muncul dalam batik asal Tasik ini, baik dari corak warna maupun segi kerapiannya. Batik motif ini mempunyai warna yang terang, tetapi kalem dan tidak mencolok. Hal tersebut membuat batik dengan motif priyangan ini pantas untuk dipakai dalam suasana dan acara apa pun.

Daftar Pustaka

Arum Rifda. (2023). Yuk, Kenali Macam Motif Batik di Indonesia dan Sejarahnya. URL: https://www.gramedia.com/best-seller/motif-batik/?srsltid=AfmBOooNOB7kMO1K_pBs6AtTmNrudKBXJZzNkV2kJFNx1xBXVkOXgXVt

Kemendikbudristek. (2023). Menilik Sejarah Batik, Salah Satu Duta Budaya Indonesia. URL: https://itjen.kemdikbud.go.id/web/menilik-sejarah-batik-salah-satu-duta-budaya-indonesia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun