Mohon tunggu...
Nayla Berly Salsabila
Nayla Berly Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

I am an active student in the Tourism major at Gadjah Mada University who has reached the 4th semester. I am also active as the vice chairman of the Public Relations division in the Himpunan Mahasiswa Pariwisata (HIMAPA). I have an interest in gender equality and community-based tourism. My ability to socialize and communicate with the public is reliable. I have good responsibility for the work and tasks given to me, so I always carry them out well and on time.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Jejak Pengetahuan di Taman Pintar Yogyakarta

9 Oktober 2024   08:05 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zona Sains dan Teknologi (Dokpri)

Pagi yang cerah di Yogyakarta selalu menyimpan kejutan, dan kali ini, saya memutuskan untuk mengunjungi Taman Pintar, sebuah destinasi wisata edukasi yang telah menjadi ikon bagi pengunjung dari berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Berlokasi di jantung kota Yogyakarta, tepat di dekat Malioboro dan Benteng Vredeburg, Taman Pintar menawarkan pengalaman yang berbeda dari objek wisata lainnya: perjalanan melalui sains, teknologi, dan sejarah dalam satu tempat.

Begitu memasuki area Taman Pintar, suasana penuh antusiasme langsung terasa. Di luar gedung, terdapat berbagai wahana edukatif interaktif, mulai dari Dinding Berdendang hingga Pipa Bercerita, yang membuat para pengunjung tak sabar untuk segera mencoba. Namun, yang paling menarik perhatian saya kali ini adalah museum dan koleksi sains yang ada di dalam gedung utama. Saya penasaran bagaimana Taman Pintar bisa mengemas ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Setelah membayar tiket masuk, saya langsung menuju area Gedung Oval -- Kotak yang merupakan pusat dari segala aktivitas dan pameran edukasi di Taman Pintar. Gedung ini berbentuk seperti kapsul besar, memberi kesan futuristik, seolah-olah pengunjung diajak masuk ke dalam dimensi pengetahuan yang tanpa batas. Bagian dalam gedung tersebut dihiasi dengan instalasi modern dan pencahayaan yang ciamik, menghadirkan suasana yang nyaman untuk belajar sekaligus bereksplorasi.


Saat pertama kali melangkah masuk ke Gedung Oval Taman Pintar, saya langsung disambut oleh suasana yang berbeda---sebuah terowongan berbentuk setengah lingkaran yang ternyata adalah Aquarium Air Tawar. Bentuknya unik, menyerupai terowongan transparan di mana saya bisa melihat ikan-ikan air tawar berenang dengan tenang di samping dan bahkan di atas kepala saya. Rasanya seperti berada di bawah permukaan air, dikelilingi oleh kehidupan bawah laut yang damai namun penuh warna. Ini adalah awal perjalanan yang begitu memukau.

Zona Kehidupan Purba (Dokpri)
Zona Kehidupan Purba (Dokpri)
Masih di dalam Gedung Oval, saya tiba di Zona Purba, sebuah area yang mengajak pengunjung untuk melakukan perjalanan kembali ke jutaan tahun yang lalu, ke masa ketika dinosaurus dan makhluk purba lainnya masih hidup. Zona ini terletak di dalam Gedung Kotak, tepat setelah melewati beberapa koleksi teknologi modern. Seperti namanya, area ini berfokus pada kehidupan di zaman prasejarah dan memamerkan koleksi fosil, replika dinosaurus, serta informasi mengenai kehidupan purba. Begitu memasuki Zona Purba, suasana langsung berubah menjadi lebih misterius, lengkap dengan pencahayaan redup dan suara gemuruh yang menyerupai erupsi gunung berapi di kejauhan. Ini adalah upaya cerdas dari Taman Pintar untuk menciptakan nuansa petualangan yang menarik, seolah-olah pengunjung sedang menjelajahi dunia yang sangat berbeda dari zaman kita sekarang.


Daya tarik utama di Zona Purba tentu saja adalah berbagai replika dinosaurus yang dipajang dengan ukuran mendekati aslinya. Salah satu yang langsung menarik perhatian saya adalah replika besar dari Tyrannosaurus Rex (T-Rex), yang berdiri gagah di tengah ruangan. Ukuran raksasa dan bentuk gigi tajamnya membuat replika ini tampak begitu mengesankan. Meskipun replika ini statis, penempatannya yang megah dan penceritaan mengenai hewan prasejarah tersebut memberikan gambaran yang hidup tentang bagaimana T-Rex menjadi salah satu predator terbesar dalam sejarah. Selain T-Rex, ada juga replika dari Triceratops, salah satu dinosaurus herbivora yang terkenal dengan tanduknya yang panjang dan perisai keras di bagian kepalanya. Di dekatnya, terdapat beberapa replika spesies dinosaurus lainnya yang lebih kecil, seperti Velociraptor, yang digambarkan sangat lincah dan cerdas. Setiap dinosaurus dilengkapi dengan penjelasan singkat mengenai ciri-ciri fisik, pola makan, dan habitat mereka, memberikan konteks yang menarik bagi para pengunjung, terutama bagi anak-anak yang tampak sangat antusias.


Zona Cuaca, Iklim & Gempa Bumi (Dokpri)
Zona Cuaca, Iklim & Gempa Bumi (Dokpri)
Tidak jauh dari Zona Purba, terdapat koleksi simulasi gempa yang mengajak pengunjung untuk merasakan bagaimana dahsyatnya guncangan ketika gempa bumi terjadi. Instalasi ini begitu mengesankan, terutama bagi anak-anak yang tampak berteriak terkejut sekaligus penasaran tentang fenomena alam yang satu ini. Koleksi seperti ini mengajarkan bukan hanya soal konsep gempa, tetapi juga bagaimana kita harus bersiap-siap menghadapi bencana alam.

Zona Sains dan Teknologi (Dokpri)
Zona Sains dan Teknologi (Dokpri)
Di sisi lain gedung, saya menemui Zona Sains dan Teknologi, yang menjadi salah satu favorit para pengunjung muda. Area ini dipenuhi dengan alat-alat peraga interaktif yang memudahkan kita memahami konsep-konsep ilmiah, seperti listrik statis, gelombang suara, hingga optik cahaya. Ada satu instalasi menarik di sini, yaitu Pembangkit Listrik Sederhana, di mana pengunjung dapat memutar pedal sepeda untuk menghasilkan energi listrik dan menyalakan lampu. Sesederhana itu, namun mampu memberikan pelajaran yang mendalam tentang energi terbarukan dan pentingnya menghemat energi. Selain itu, terdapat pula koleksi penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari alat-alat sederhana hingga mesin canggih. Di sini, saya bisa melihat replika dan ilustrasi bagaimana listrik dihasilkan dari berbagai sumber energi seperti air, angin, dan matahari. Tidak hanya menyajikan informasi tekstual, pameran ini juga disertai alat peraga yang bisa dicoba oleh pengunjung. Pengalaman belajar ini tentunya lebih efektif karena menggabungkan teori dengan praktik langsung.


Zona Nglaras Budaya (Dokpri)
Zona Nglaras Budaya (Dokpri)
Taman Pintar tidak hanya fokus pada ilmu pengetahuan sains dan teknologi, tetapi juga menyoroti aspek budaya dan seni tradisional Indonesia. Di dalam area Zona Nglaras Budaya, saya disambut dengan koleksi batik dari berbagai daerah di Indonesia. Di sini, pengunjung dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan batik dilakukan, mulai dari mencanting hingga pewarnaan kain. Koleksi ini bukan sekadar menampilkan batik sebagai produk tekstil, tetapi juga sebagai warisan budaya yang penuh dengan nilai filosofis.


Setelah berkeliling selama beberapa jam, saya menyadari betapa banyaknya yang ditawarkan oleh Taman Pintar. Bukan sekadar tempat wisata edukasi, Taman Pintar berhasil memadukan pengetahuan dengan hiburan dalam bentuk yang menyenangkan, sehingga belajar terasa seperti petualangan. Dari instalasi interaktif yang memicu rasa ingin tahu, hingga pameran budaya yang memperkaya wawasan, tempat ini dirancang untuk menginspirasi setiap pengunjungnya, tak peduli usia atau latar belakang. Ketika saya meninggalkan Taman Pintar, saya membawa lebih dari sekadar pengalaman visual. Saya membawa rasa kagum dan kekaguman terhadap cara ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dapat disatukan dalam cara yang interaktif, menginspirasi, dan menghibur. Taman Pintar adalah tempat di mana pengetahuan dihidupkan, dan setiap kunjungan ke sini adalah sebuah perjalanan yang memperkaya wawasan serta menumbuhkan rasa ingin tahu yang tak pernah padam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun