Mohon tunggu...
Nayla Azzahra
Nayla Azzahra Mohon Tunggu... Novelis - mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UMJ

hobi: membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Etika Komunikasi Massa Era Saat Ini

6 Juli 2024   19:10 Diperbarui: 6 Juli 2024   19:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Nayla Azzahra

NIM: 23010400060

Mata Kuliah: Komunikasi Massa (L) Universitas Muhammadiyah Jakarta

Dosen Pengampu: Sofia Hasna, S.I.Kom., M.A & R. Hiru Muhammad, S.Sos, M.I.Kom

Era digital adalah salah satu era atau zaman pada kehidupan yang telah semakin maju hingga meningkat pesat, tentunya dengan bantuan kemajuan teknologi yang membuat perubahan pada zaman. Zaman digital akan terus berjalan dan akan semakin maju, sehingga tidak dapat dihentikan oleh manusia itu sendiri karena terlalu pesatnya teknologi. Komunikasi massa sendiri adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas melalui media massa, yang berupa media cetak sepeti koran, majalah, media elektronik seperti televisi, radio, dan media online seperti internet, media sosial. Kehadiran komunikasi massa dan era digital membuat hampir semua orang membuat dunianya sendiri menjadi semakin mudah digenggam, bahkan memungkinkan untuk bersosialisasi serta berkomunikasi dengan semua orang diseluruh dunia melalui media sosial. Dalam menjalani kehidupan di masyarakat, sangat diperlukan etika komunikasi untuk mengatur interaksi antar manusia, melalui media atau berbicara secara tatap muka. Hal ini dilakukan sebagai landasan untuk menumbuhkan moral manusia, untuk itu kita harus berhati hati dalam memberi komentar pada orang lain.

Dalam perkembangan komunikasi massa, masyarakat telah diberikan kemudahan untuk mengakses sebuah informasi dengan cepat dan mudah, etika komunikasi di era modern ini sangatlah penting karena mampu membentuk opini publik dengan perilaku sosial, dan norma budaya yang berlaku, dengan artikel ini akan dijelaskan pentingnya menerapkan komunikasi massa era saat ini.

Mengapa Etika Komunikasi Massa Penting?

 1. Menjaga Kepercayaan Publik

Masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi yang benar maupun yang terpecaya. Dengan adanya informasi yang tidak terpecaya atau bisa dibilang menyesatkan mampu dapat merusak kepercayaan reputasi media dan dapat mengurangi kepercayaan publik. Oleh karena itu, media harus memastikan semua informasi yang telah di dapat harus jelas, akurat, dan dapat dipercaya. Sebagai jurnalis dan penyiar sangatlah memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk mampu memverifikasi sebuah informasi sebelum di publikasikan kepada khalayak, karena kredibilitas media sendiri adalah aset yang sangat berharga dan etika komunikasi membantu melindungi aset ini. Jurnalis dan penyiar juga harus membangun kepercayaan antara antara media dan kepada khalayak itu sendiri.

Studi kasus:

Pada tahun 2017, media massa di Indonesia ramai memberitakan kasus penculikan anak. Namun, beberapa media memberitakan informasi yang tidak diverifikasi dan menimbulkan kepanikan di masyarakat. Hal ini menunjukkan pentingnya etika jurnalistik dalam memverifikasi informasi sebelum dipublikasikan.

Penyelesaian:

Media massa perlu menerapkan kode etik jurnalistik secara ketat, seperti verifikasi informasi, kebimbangan pemberitaan, dan klarifikasi sebelum publikasi. Dewan Pers dan organisasi jurnalistik juga dapat mengadakan pelatihan dan edukasi bagi jurnalis untuk meningkatkan pemahaman tentang etika komunikasi massa.

2. Melindungi Privasi dan Hak Individu

Etika komunikasi massa juga harus mampu melindungi privasi dan hak individu terutama dalam hal menjaga data data pribadi. Media massa juga harus berhati hati apabila ingin menyiarkan atau menyebarkan berita tanpa seizin orang tersebut, terlebih lagi untuk kasus kejahatan. Dengan mengaburkan wajah pelaku, media dan pihak berwenang berusaha untuk menyeimbangkan antara kebutuhan publik untuk mendapatkan informasi dan hak-hak individu yang dituduh melakukan kejahatan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan keadilan dan perlindungan bagi semua pihak yang terlibat.

Studi kasus:

Kebocoran foto pribadi selebriti tanpa izin merupakan pelanggaran etika yang serius dan melanggar privasi individu.

Penyelesaian:

Melakukan penegakan hukum untuk menindaklanjuti pelaku yang telah membocorkan data.

masyarakat bisa saling mendorong media untuk tidak menyebarkan yang sudah disebar tanpa perizinnan orang tersebut.

Meningkatkan kesadaran bagi khalayak tentang pentingnya privasi akan dampak dari pelanggaran privasi terhadap individu itu sendiri.

3. Menghormati Keanekaragaman dan Mencegah Diskriminasi

Indonesia memiliki keragaman yang beragam, seperti budaya, bahasa, agama, dan alam, oleh karena itu dalam etika komunikasi massa selalu menekankan akan pentingnya menghormati dan menghargai keanekaragaman serta untuk mencegah terjadinya diskriminasi. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kecemburuan antar sesama adil tanpa membeda bedakan satu sama lain, selain itu mereka harus memastikan bahwa pemberitaan mereka tidak mendiskriminasi berdasarkan ras, agama, dan lain lain. Media massa juga mendorong untuk selalu menyajikan informasi yang adil dan berimbang agar tidak menimbulkan kerugian bagi kelompok tertentu.

Studi kasus:

Didalam peliputan berita membahas bias atau biasa dikenal k-pop, disana membahas persoalan warna kulitnya hingga terjadi perundungan di sekolah maupun di dunia hiburan.

Penyelesaian:

Menanamkan pengajaran sejak dini terkait keberagaman di indonesia adalah langkah awal untuk pengenalan, agar ia lebih mengenal satu sama lain, pengawasan dari orang tua juga dibutuhkan agar anak anak mampu menghargai temannya yang berbeda suku dan rasnya.

4. Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial

Media massa memiliki tanggung jawab sosial yang besar kepada masyarakat, karena mereka bukan hanya menyampaikan informasi yang telah di dapat tetapi juga membentuk opini masyarakat dengan pemikirannya. Dalam etika komunikasi massa mendorong media untuk berhati hati dan bertanggung jawab secara sosial dalam menyajikan suatu informasi yang akurat dan benar, serta untuk memastikan informasi tersebut memberikan manfaat dan mendidik masyarakat. Media juga harus berperan aktif dalam hal mempromosikan nilai nilai yang positif seperti toleransi, keadilan, dan kesetaraan.

Studi kasus:

Perusahaan X adalah sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang kosmetik. Perusahaan ini sedang mengalami krisis citra publik setelah ditemukan bahwa mereka menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Media dan masyarakat mengkritik keras perusahaan atas kelalaian dan tidak adanya pertanggung jawabnya kepada khalayak. Perusahaan X perlu segera mengatasi masalah ini untuk memulihkan citra dan meningkatkan tanggung jawab sosial mereka dalam etika komunikasi.

Penyelesaian:

Perusahaan harus mengakui dan meminta maaf kepada khalayak atas kelalaian dirinya dalam memilih bahan kosmetik. Dalam pernyataan resmi ini harus dilakukan oleh CEO perusahaan melalui berbagai saluran komunikasi seperti situs, web perusahaan, media sosial, maupun konferensi pers. Perusahaan juga harus memberikan informasi detail terkait bahan kimia apa saja yang terdapat dalam pembuatan kosmetik tersebut, dan mengadakan sesi tanya jawab kepada media maupun kepada khalayak untuk menjawab kekhawatiran yang ada.

5. Menjaga Keadilan dan Keseimbangan

Keadilan yang dimaksud adalah kesetaraan akses, yang dimana semua pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki akses untuk dapat menyuarakan pendapatnya tanpa adanya diskriminasi dari pihak lain. Keterbukaan dan transparansi juga harus lengkap sehingga semua pihak mampu memberikan keputusan berdasarkan informasi yang benar. Dalam komunikasi massa harus bersikap adil dan setara dalam hal ras, gender, agama, status sosial, atau faktor lainnya. Setiap individu juga harus diperlakukan hormat dan adi, tanpa membeda bedakan satu sama lain atau merasa dirinya diperlakukan istimewa oleh pihak tertentu.

Studi kasus: 

Sebuah stasiun televisi nasional sedang menayangkan serangkaian berita tentang konflik sosial di kota. Liputan ini secara konsisten menggambarkan satu kelompok masyarakat sebagai penyebab utama kerusuhan, sehingga tanpa sadar malah memberikan ruang yang cukup bagi kelompok tersebut untuk menyampaikan pandangannya. Akibatnya, opini publik terbentuk didasari oleh informasi yang tidak seimbang, dan ketegangan sosial semakin meningkat.

Penyelesaian:

Stasiun televisi akan meninjau kembali dan memberika klarifikasi terkait konflik yang mereka tayangkan, kemudian stasiun televisi akan memberikan tambahan liputan untuk memberikan kesempatan pada semua pihak untuk memberikan pandangan mereka dan memberikan permintaan kepada publik yang telah dirugikan karena liputan yang tidak seimbang.

Efek komunikasi massa ialah perubahan pada diri seseorang yang terjadi dalam pandangannya, sikap, serta emosi yang ia rasakan, atau perilaku antara individu dan kelompok. Efek komunikasi massa pada khalayak bisa berupa posisitif maupun negatif, tergantung bagaimana masyarakat menyikapinya. Efek komunikasi massa dapat dikategorikan menjadi tiga dimensi, yaitu:

  • Efek kognitif, terjadi apabila media massa mulai mempengaruhi cara berpikir pada masyarakat, pendapat serta keyakinan tentang dunia.
  • Efek efektif, terjadi ketika khalayak mulai merasakan emosi akibat media yang telah ia tonton, semisalnya perasaan sedih, marah, gembira, atau terinspirasi.
  • Efek behavior atau efek tindakan, biasanya efek ini mampu membuat khalayak yang menontonnya bisa secara langsung dipengaruhi melalui tindakan oleh media massa. Efek ini berupa tiruan adegan tertentu yang ada pada media. Contoh: banyak remaja mulai meniru adegan merokok atau balapan liar setelah mereka melihat media massa di film ataupun iklan.

Daftar pustaka:

Hadi, I. P., Wahjudianata, M., & Indrayani, I. I. (2020). Komunikasi massa. Komunikasi Massa.

Sari, A. C., Hartina, R., Awalia, R., Irianti, H., & Ainun, N. (2018). Komunikasi dan media sosial. Jurnal The Messenger, 3(2), 69.

Zahra, Y. F., Cendikia, H. F., Molfi, I. I., & Murdiana, V. (2024). Media Massa Sebagai Pembentukan Persepsi Publik. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 2(12), 131-140.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun