Mohon tunggu...
Nayla Azahra Aksal
Nayla Azahra Aksal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

an introvert who loves editing and eating.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pemimpin Ideal dalam Islam

26 November 2024   20:09 Diperbarui: 27 November 2024   03:36 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu bangsa memerlukan adanya pemimpin. Hal ini juga menentukan keberlangsungan bangsa tersebut di masa yang akan datang. Sehingga terwujudnya ketentuan agama dan ketertiban sisal serta kebutuhan pokok masyarakat juga berjalan baik.  bangsa memerlukan adanya pemimpin. Hal ini juga menentukan keberlangsungan bangsa tersebut di masa yang akan datang. Sehingga terwujudnya ketentuan agama dan ketertiban sisal serta kebutuhan pokok masyarakat juga berjalan baik. 

Selaras dengan pendapat Imam Ghazali bahwa memiliki seorang pemimpin merupakan kewajiban syari’at dan akan menjadi berdosa apabila tidak mau mengangkat pemimpin atau dengan kata lain golput serta celaka bagi bangsa yang vakum kepemimpinan. 

Bahkan pemimpin yang zalim lebih baik dari pada tidak adanya pemimpin, hal tersebut akan menimbulkan kekacauan dalam bangsa.

Dalam ajaran islam, ulama merupakan pemimpin yang dianggap paling asli karena kepemimpinan merupakan satu-satunya sumber sosialisasi Islam, kepemimpinan menjadi sesuatu yang “agung”, “suci”, dan “sakral” dalam pertumbuhan sosio-politik masyarakat, perkembangan penafsiran Al-Quran terhadap berbagai persoalan kemanusiaan modern. 

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa ulama dikelompokkan menjadi tiga, pertama ialah kelompok ulama yang merusak diri dan individu yang lain. Yakni yang mencari serta rakus terhadap dunia secara terang-terangan. Kedua ialah kelompok ulama yang membawa kebahagiaan baik kepada diri sendiri maupun orang lain, yakni ulama yang menyeru manusia kepada Allah secara dhohir dan batin. Ketiga ialah ulama yang memberikan kerusakan pada diri sendiri dan memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Mereka mengajak pada jalan akhirat, yang menolak pada dunia luar akan tetapi dalam hatinya menginginkan penghormatan terhadap diri sendiri dari orang lain.

Para pemimpin Islam mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menyebarkan ajaran Islam agar keutamaannya dapat dilihat dan dialami dalam berbagai konteks. Seorang pemimpin harus berkembang dan berkembang dalam beberapa cara berbeda untuk memenuhi mandat kepemimpinannya. Diantaranya: 

(1) Al-'Ilm, orang-orang yang berilmu. 

(2) Mukhliṣ, orang yang jujur. 

(3) Amil, seorang pekerja yang rajin. 

(4) Mujahid, yaitu pejuang tanpa terkecuali. 

(5) Mutady, orang yang tidak kenal pamrih, yang tidak pernah berhenti memberi. 

(6) Mutajarrid secara keseluruhan. 

(7) Musabit, orang yang tabah dalam menjalankan usahanya. 

Kepemimpinan Islam didasarkan pada kepemimpinan Tuhan (tawhidan), dan seluruh umat manusia semata-mata tunduk dan taat pada kepemimpinan Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepemimpinan nabi Muhammad merupakan pesan sekaligus manifestasi arahnya. Jika suatu kelompok pimpinan dalam Islam terdiri dari orang-orang yang suka melakukan dosa-dosa besar seperti perzinahan, korupsi, manipulasi untuk mendapatkan kekuasaan, dan lain sebagainya, maka hal tersebut tidak boleh. Jika seseorang dalam Islam, jika seorang pemimpin berperilaku demikian, maka kepemimpinannya dianggap tidak sah, bukan? Dia tidak akan mendapat keberkahan dari penghuni bumi, kewibawaan Allah, atau syafaat Rasul-Nya.

Pemimpin yang ideal memiliki 3 unsur yakni akhlak, agama dan ilmu. Dengan agama manusia berilmu, dengan ilmu dapat memahami agama. Tanpa agama manusia akan tersesat, yang akan berujung pada matinya hati. Sedangkan tanpa ilmu jiwa akan sakit kemudian mati, dengan kata lain makanan jiwa adalah ilmu. Ilmu seorang pemimpin merupakan suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, selain ilmu pemimpin. kita akan terbebas dari ketidaktahuan dan kegelapan, dan menghasilkan kehidupan yang tercerahkan oleh ilmu pengetahuan dan iman. 

Selain itu Pemimpin ideal dalam Islam memiliki beberapa karakteristik yang tercermin dalam Al-Qur'an, Hadis, dan pandangan para ulama. Berikut adalah beberapa karakteristik tersebut:

1. Adil

Pemimpin harus bersikap adil kepada seluruh rakyat tanpa memandang latar belakang, agama, atau status sosial. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)

2. Amanah (Dapat Dipercaya)

Pemimpin harus menjaga amanah yang diberikan kepadanya, termasuk tanggung jawab terhadap rakyat dan negara. Rasulullah SAW bersabda:

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Bertakwa kepada Allah

Pemimpin ideal harus memiliki rasa takut kepada Allah dan berusaha menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Ini penting agar keputusan yang diambil berdasarkan prinsip syariat.

"...dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..." (QS. Shad: 26)

4. Musyawarah dalam Memutuskan Urusan

Pemimpin harus bersikap terbuka dan melibatkan orang lain dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan rakyat. Allah berfirman:

"...sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka..." (QS. Asy-Syura: 38)

5. Bijaksana dan Berilmu

Pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dan ilmu yang memadai agar dapat mengambil keputusan terbaik bagi rakyatnya. Dalam Al-Qur'an, Nabi Yusuf berdoa:

"Jadikanlah aku bendahara negeri (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS. Yusuf: 55)

6. Peduli terhadap Rakyat

Pemimpin harus mencintai rakyatnya dan berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Rasulullah SAW bersabda:

"Pemimpin yang baik adalah yang mencintai rakyatnya dan dicintai rakyatnya." (HR. Muslim)

Menurut Imam Al- Ghazali kriteria pemimpin adalah seorang yang memiliki intelektualitas yang luas, pemahaman agama yang mendalam, juga berakhlak mulia, contoh seperti nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang dijadikan sebagai sosok seorang pemimpin yang di dambakan oleh Imam Al- Ghazali yakni seorang pemimpin yang membawa perubahan, pembaruan dan mencerminkan akhlak yang mulia. Juga bisa menggerakkan anggotanya melalui iman dan pengetahuan ilmu. Untuk menjadi seorang pemimpin yang sesuai dengan kriteria Imam Al- Ghazali, seseorang tersebut harus memiliki beberapa kelebihan dibanding anggota yang lain, karena dengan kelebihan itulah seorang pemimpin menjadi lebih berwibawa dan bahkan di patuhi oleh anggotanya.

Adapun Kriteria pemimpin selalu terkait dengan dengan 3 hal penting yaitu; kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan. 

1. Yang di maksud dengan kekuasaan ialah kekuatan, otoritas, dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin, guna memengaruhi dan menggerakkan anggotanya untuk melakukan sesuatu.

2. Yang di maksud dengan kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, dan keutamaan sehingga mampu mengatur orang lain, sehingga orang itu patuh pada pemimpinnya dan sanggup melakukan hal tertentu.

3. Yang di maksud dengan kemampuan ialah kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis maupun sosial, yang di anggap melebihi dari kemampuan anggotanya.

Kepemimpinan Islam dicirikan oleh landasan intelektual dan spiritualnya. Landasannya adalah keimanan, khususnya keimanan yang harus dijunjung tinggi dan dilimpahkan. Makna juga hadir dalam kepemimpinan, mengabdi pada kelompok dimana dia menjadi pemimpinnya. Seorang pemimpin tidak ada dalam ruang hampa, bukan kekuasaan atau wewenang, melainkan pelayanan dan bantuan kepada mereka yang dipimpin, dan definisi kepemimpinan mencakup pemberian contoh yang inovatif. Pemimpin mendorong, beradaptasi, dan maju. 

Tiga kunci kepemimpinan Islam adalah sebagai berikut: Amanah artinya tanggung jawab; khidmah adalah pelayanan; dan quwah ḥasanah artinya merintis.

Pemimpin yang ideal tidak hanya memikirkan duniawi tetapi juga memperhatikan akhirat. Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang berat, sehingga pemimpin harus memiliki niat tulus untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Kepemimpinan dalam Islam adalah amanah yang agung, berlandaskan tauhid dan bertujuan menegakkan kebenaran serta keadilan. Pemimpin ideal harus memiliki akhlak mulia, pemahaman agama yang mendalam, dan intelektualitas luas. Ia harus jujur, berilmu, pekerja keras, sabar, dan ikhlas dalam melayani umat. Kepemimpinan tidak hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga untuk mencapai keberkahan di akhirat. Tanpa pemimpin, bangsa akan terancam kekacauan, sehingga pemilihan pemimpin yang sesuai kriteria adalah kewajiban demi kesejahteraan dan keberlangsungan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun