"Ih aku jerawatan banget.. Beda sama Dita yang cantik banget"
"Dia pinter banget, aku jadi insecure deh.."
Â
Hi teman-teman semua! Apa kalian sering denger kata-kata diatas? Atau kalian sering merasa insecure sama diri kalian sendiri karena melihat pencapaian orang lain? Ternyata, merasa insecure secara berlebihan itu tidak baik lho teman-teman!
Menurut Abraham Maslow, 1942 selaku teoritikus dan seorang psikolog yang berasal dari amerika mengatakan insecure merupakan sebuah emosi yang merasa kurang dalam dirinya, seperti kurang percaya diri ataupun kurang nyaman.
Nah seseorang yang sering merasa insecure merupakan orang yang kurang merasa percaya diri dengan dirinya sendiri karena melihat kelebihan orang lain. Padahal, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Orang yang sering merasa insecure adalah orang yang belum bisa menemukan sisi kelebihannya atau sisi positif dari dirinya sendiri, sehingga seseorang akan merasa tidak percaya diri dengan lingkungannya.
Biasanya nih, seseorang yang sering insecure akan cenderung meragukan dirinya seperti mengatakan "apakah aku pantas disini?" atau "apakah aku akan diterima di lingkungan ini" dan akhirnya mereka akan kehilangan kepecayaan diri.
Apa saja sih penyebab insecure itu?
Insecure bisa terjadi karena beberapa faktor lho teman-teman. Dan Faktornya tak lain dari lingkungan terdekat. Salah satunya adalah lingkungan keluarga.
- Lingkungan keluarga
Sund dan Wichstrom, 2002 telah melakukan penelitian kepada lebih dari 2.000 anak pada rentang usia remaja dari umur 12 hingga 14 tahun dan mereka menyatakan bahwasannya faktor terbesar anak insecure adalah orang tua.
Contoh kecilnya adalah orang tua yang sering membandingkan anaknya dengan anak tetangga. Hal kecil seperti ini akan meruntuhkan kepercayaan diri seorang anak dan mendorong sifat insecure anak.
- Tidak percaya diri
Menurut kalian, rasa percaya diri itu penting tidak? Menurut penulis, percaya diri itu penting lho! Karena dengan percaya diri, kita bisa yakin dengan diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan bisa bertanggung jawab dengan hal itu.
Percaya diri juga menjadi hal yang berpengaruh untuk mengenali diri sendiri dan mengenal konsep diri. Seperti kata ahli dari Indonesia, kepercayaan diri bisa didefinikasikan sebagai keyakinan dirinya terhadap dirinya sendiri dan cara bagaimana cara seseorang iu memandang dirinya dan hal ini mengacu dengan konsep diri. (Rahmad, 2000)
Dengan mengenali konsep diri, kita lebih mudah untuk merasa percaya diri. Tak hanya itu, kita juga lebih peka terhadap kelebihan diri sendiri dan memajukan semua kelebihan, minat dan bakat.
- Kurangnya validasi dari orang lain
Ternyata, validasi ataupun pengakuan dari orang lain juga penting lho teman-teman! Selain mengurangi insecuritas dalam diri seseorang, validasi dari orang lain juga meningkatkan kepercayaan diri seseorang.
Bukannya lebay ataupun kepedean, tetapi suatu perasaan ataupun pekerjaan harus divalidasi karena hal-hal kecil seperti itu membuat kepercayaan diri meningkat. Kata-kata simple seperti "kamu hebat!" atau semacamnya akan membuat diri kita nyaman dan merasa dihargai.
Menurut para ahli, dukungan sosial, khususnya pengakuan dari orang lain merupakan suatu pikiran, perasaan nyaman akibat dukungan, atensi dari orang lain (Cobb,1977) Selain itu, support dari orang lain adalah bantuan dari orang lain yang bisa menimbulkan perasaan positif dan menaikkan harga diri, kepercayaan diri dan mengurangi intensitas insecuritas.
- Penggunaan Media Sosial
For your information, penggunaaan media sosial juga berpengaruh loh dalam meningkatnya rasa insecure pada diri sendiri! Mengapa begitu? Hampir 85% kehidupan remaja dikelilingi teknologi yang sangat pesat. Bahkan untuk berkomunikasi, kita bisa memakai teknologi.
Tetapi, penggunaan media sosial bisa berdampak buruk lho! Seperti menghabiskan waktu hanya di media sosial. Terlebih, menghabiskan wkatu untuk memantau seseorang atau yang biasa kita sebut sebagai stalking.
Nah temen-temen, tindakan stalking juga bisa menimbulkan insecuritas meningkat. Caranya? Biasanya remaja yang sering mengamati kehidupan orang lain di media sosial akan membandingkan hidupnya dengan orang lain dan menjadi cikal bakal insecuritas.
Dampaknya apa saja sih?
Ternyata, insecure juga sangat berpengaruh bagi diri kita sendiri lho! Hah, gimana tuh? Kok bisa berpengaruh sama diri kita? Okay, let's check it out!
- Mudah Frustasi
Seseorang yang sering sekali insecure akan mudah sekali untuk merasa gagal. Kenapa? Karena mereka melihat saingan yang lebih tangguh daripada dirinya sendiri. Nah, hal ini bisa membuat mundurnya rasa percaya diri dan menjadi gelisah. Kegelisahan tersebut biasa disebut dengan anxiety.
- Tidak Fokus
Nah temen-temen, insecure juga bisa lho membuat kita tidak fokus atau kehilangan konsentrasi atas sesuatu! Karena terfokus dengan kekurangan dan melihat lawan yang lebih tangguh membuat fokus kita buyar dan membuat otak berpikir untuk tidak bisa melakukannya dan pada akhirnya kepercayaan diri kita menurun dan menimbulkan insecuritas yang tinggi.
- Memiliki harapan, tetapi kurang motivasi.
Biasanya nih temen-temen, seseorang yang suka sekali insecure merupakan orang yang yang ingin menjadi ini dan itu, tetapi tidak bergerak karena melihat lawannya yang lebih unggul. Orang yang suka insecure adalah orang yang melupakan konsep diri, melupakan dirinya dan ingin menjadi diri orang lain. Selalu berandai-andai tanpa bergerak untuk bangkit.
- Depresi
Yang terakhir, orang yang sering merasa insecure akan mudah mengalami depresi. Depresi itu apa sih? Nah depresi adalah suatu gangguan jiwa pada perasaan, mood yang disebabkan oleh kesedihan yang berkepanjangan.
Wah, ngeri juga ya... Gimana ya cara mengatasi insecure?
Sooo temen-temen, ternyata dampak insecure sangaat amat-amat mengerikan untuk diri kita ya? Nah disini aku akan jawab pertanyaan kalian, gimana sih caranya mengatasi insecure itu? Sooo, let's goo!
- Mencari Potensi Diri
Perasaan insecure akan timbul karena seseorang akan selalu kurang dengan mengetahui pencapaian orang lain. Hal ini yang bisa memperlemah seseorang dalam menemukan potensi diri. Cukup fokus dengan diri sendiri, lakukan apa yang kamu suka dan tekuni itu. Siapa tahu, hal yang kita sangka-sangka adalah kelebihan kita.
- Jangan Terpaku Dengan Stigma Yang Diberikan Orang Lain
Pasti kalian sering sekali mendengar stigma orang-orang yang menargetkan sesuatu, seperti
"kalo cantik tuh harus putih"
"orang yang pinter tuh nilai matematikanya bagus"
Stigma seperti itu selalu melekat dengan masyarakat luas dan membuat kita yang tidak bisa akan insecure. Percayalah, semua orang akan pandai di bidangnya masing-masing, cantik itu relatif dan jangan sampai kalian terpaku dengan stigma masyarakat. Ayo rubah stigma masyarakat dengan menunjukkan kelebihan kalian!
Ingat, ikan akan merasa bodoh jika dituntut untuk memanjat pohon. Sama halnya dengan tupai akan merasa bodoh jika dituntut untuk berenang.
- Cari Kegiatan Sesuai dengan Minatmu
Yap, benar sekali! Hal ini snagat membantu kalian untuk menemukan jati diri dan menumbuhkan kepercayaan diri yang baik. Selain itu, dengan menyibukkan diri kita dapat mengisi pikiran dengan hal-hal yang kita minati. Kalian bisa mencari kegiatan seperti memasak, membuat kerajinan ataupun melukis. Lakukan apapun yang kalian suka selama hal itu masih di lingkaran positif.
- Kurangi Membuka Sosial Media
Sosial media ternyata juga berpengaruh lho! Dengan kita yang menyibukkan diri dan jarang membuka sosial media, insensitas insecure kita juga akan berkurang karena jarangnya stalking. Kalian harus mencoba vakum dari sosial media dan meditasi. Itu membuat kalian belajar mengenal diri sendiri.
And that's the end temen-temen! Semoga info yang disampaikan bisa diambil positifnya dan semoga kalian bisa dealing with insecure! Mulai sekarang, yuk berfokus dengan diri sendiri dan jangan mendengarkan comment negatif dari orang lain!
credit on picture
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, G.D. (1997). Health Psychology: Integrating Mind and Body. Boston: Allyn & Bacon
Burns, R. B. 1993. Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku). Alih bahasa: Eddy. Jakarta : Arcan.
Mafazi, N., & Nuqul, F. L. (2018). Perilaku Virtual Remaja: Strategi Coping, Harga Diri, Dan Pengungkapan Diri Dalam Jejaring Sosial Online. Jurnal Psikologi, 16(2), 128
Maslow, A. H. (1942). The Dynamics of Psychological Security-Insecurity. Journal of Personality, 10 (4), 331--344. doi:10.1111/j.1467-
Mu'awwanah, U. (2017). Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 47-58
Sarafino, E.P. (1997). Health psychology: Biopsychological Interactions (4rd ed). New York: John Wiley & Sons, Inc
Sund, A. M. & Wichstrom, L. (2002). Insecure Attachment as a Risk Factor for Future Depressive Symptoms in Early Adolescence. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, 41(12), 1478-85. Doi: 10.1097/00004583-200212000-00020.
Rahmat, J. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
NAMA : Nayla Andara Shofia
NIM : 202110230311089
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H