Mohon tunggu...
nayla afrizalianti
nayla afrizalianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Walisongo Semarang

manajemen dakwah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PROBLEMATIKA DAKWAHTAINMENT DI MEDIA DAKWAH

30 Mei 2024   11:25 Diperbarui: 30 Mei 2024   11:45 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhammadiyah.com
Muhammadiyah.com

Keterlibatan dakwah Islam dalam industri hiburan

Bagi sebagian orang, keterlibatan dakwah Islam dalam industri hiburan mungkin tampak wajar dalam konteks tatanan demokrasi, di mana agama masih memiliki peran besar dan berpengaruh. Kebutuhan masyarakat akan penanaman nilai spiritual sebagai bentuk pemenuhan aspek perkembangan keberagamaan adalah hal yang esensial dalam pembangunan mental masyarakat. Pemanfaatan teknologi untuk memenuhi kebutuhan spiritual ini terus berkembang sebagai konsekuensi modernisasi.

Dakwahtainment sebagai kemasan dakwah di televisi

Dakwahtainment, sebagai bentuk dakwah melalui televisi, adalah salah satu contoh pemanfaatan teknologi komunikasi massa untuk penyebaran dakwah. Menyesuaikan dakwah dalam bentuk modern seperti dakwahtainment sambil tetap konsisten dengan nilai-nilai Islam adalah langkah bijak. Solusi bijak dalam menghadapi dilema ini adalah memposisikan dakwahtainment sebagai model dakwah yang berwibawa, agung dalam penampilannya, konsisten dengan tujuan dakwah, serta profesional dalam pelaksanaannya. Pendekatan dakwah melalui dakwahtainment memiliki keuntungan dan kerugian. Meskipun cakupan audiens lebih luas, feedback dari masyarakat mungkin tidak sejelas jika dibandingkan dengan dakwah langsung, karena audiens tidak berinteraksi langsung dengan da’i.

Intervensi materialisme dan hedonisme dalam dakwahtainment

Fenomena dakwahtainment saat ini menunjukkan bahwa jika model ini tidak berlandaskan pada tujuan dakwah yang sejati, esensi dan tujuan dakwah dapat kabur. Intervensi materialisme, hedonisme, dan kapitalisme sering menjadi faktor yang memengaruhi dakwahtainment, yang dapat mengancam nilai-nilai dakwah yang luhur. Tidak mudah melepaskan peran unsur materialistis dalam dakwahtainment, mengingat keberhasilan suatu acara televisi sering bergantung pada iklan. Selain itu, daya tarik suatu acara juga dipengaruhi oleh elemen-elemen seperti pembawa acara, artis, dan musisi yang terlibat.

Konsistensi nilai-nilai Islam dalam dakwahtainment

Situasi ini sering menjadi dilema bagi para da’i dan nilai dakwah, terutama jika pelaku dakwah tidak dapat mempertahankan nilai-nilai Islam seperti konsistensi dalam berhijab, kesederhanaan dalam berhias, zuhud, dan nilai-nilai luhur Islam. Para da’i dan praktisi media perlu menyadari pentingnya mempertahankan nilai-nilai ini dalam dakwahtainment. Kesadaran ini penting agar fenomena sosial berupa 'tontonan menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan' dapat diatur untuk mewujudkan masyarakat yang berpegang pada nilai-nilai Islam.

Dakwahtainment sebagai cermin kehidupan

Dengan demikian, tuntunan agama dapat dilaksanakan secara perlahan melalui media, termasuk tayangan dakwahtainment, yang dikemas dengan nasehat, bimbingan, dan hiburan, sehingga menjadi cermin kehidupan. Tontonan dengan nuansa Islami dapat menjadi tuntunan yang baik dan hiburan yang sehat. Dakwahtainment, sebagai metode dakwah yang strategis, sangat membantu dalam pembangunan spiritual bagi sebagian masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun