Mohon tunggu...
Nayla Tri Nugraheni
Nayla Tri Nugraheni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Nge-gym dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Cerita Sejarah Kerajaan Majapahit

2 November 2024   07:31 Diperbarui: 2 November 2024   09:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Analisis Struktur 

Teks sejarah tentang Kerajaan Majapahit ini disusun dalam struktur yang cukup runtut, meskipun termasuk kedalam fakta sejarah dan bukan fiksi. Namun, tetap dapat dianalisis berdasarkan struktur teks fiksi dengan unsur orientasi, komplikasi, klimaks, dan resolusi untuk memahami alurnya.

1. Orientasi :

Bukti teks :

Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe. Kerajaan Terbesar di Nusantara Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari.

Analisis: Pada bagian orientasi ini, teks memperkenalkan latar belakang berdirinya Kerajaan Majapahit yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Singasari. Singasari, didirikan oleh Ken Arok, adalah kerajaan yang juga berperan penting dalam sejarah Nusantara. Namun, setelah mengalami kejatuhan, kerajaan ini tidak lenyap begitu saja, melainkan dilanjutkan melalui Majapahit yang kelak dikenal sebagai kerajaan terbesar di Nusantara. Orientasi ini memberi pembaca pengantar tentang situasi yang ada di Nusantara pada waktu itu, dengan menyebutkan masa kejayaan Majapahit yang baru akan dimulai.

2. Komplikasi

Bukti teks : 

Kerajaan Terbesar di Nusantara Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari. Di desa Kudadu, Raden Wijaya disambut dan dibantu bersembunyi dari kejaran musuh. Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep.

Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa. Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit. Ini dikarenakan di area itu banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit. Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. Penduduk berdatangan dari Tumapel dan Daha. Raden Wijaya bersiap untuk merebut kembali.

Analisis: Bagian komplikasi ini menggambarkan awal konflik yang muncul dalam cerita sejarah Kerajaan Majapahit. Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan setelah adanya pemberontakan oleh Jayakatwang, Bupati Gelanggelang dari Madiun. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Singasari dan munculnya tantangan bagi Raden Wijaya, seorang bangsawan Singasari yang harus menghadapi situasi sulit setelah kekalahan tersebut.

3. Klimaks

Bukti Teks:

Tentara Mongol tak tahu perubahan politik di tanah Jawa, dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Bersama Raden Wijaya, tentara Mongol di bawah pimpinan panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, menyerang dan membunuh Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa

Analisis: Bagian klimaks ini adalah puncak ketegangan dalam sejarah berdirinya Majapahit. Raden Wijaya menggunakan strategi yang cerdik dengan memanfaatkan kehadiran tentara Mongol, yang datang ke tanah Jawa untuk menghukum Raja Kertanegara atas penghinaannya kepada utusan Khubilai Khan. Tanpa mengetahui perubahan politik di Jawa, tentara Mongol bekerja sama dengan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang.

4. Resolusi

Bukti teks :

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Analisis: Bagian ini merupakan penyelesaian dari seluruh konflik yang terjadi. Setelah berhasil mengusir Jayakatwang dan tentara Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tanggal 10 November 1293, yang menjadi titik awal era kejayaan baru di Nusantara.

Bagaimana struktur teks cerita di atas? Sudah lengkapkah?

Secara keseluruhan, struktur teks cerita sjarah ini sudah hampir lengkap dengan tiga bagian utama: orientasi, rangkaian peristiwa, dan resolusi. Namun, teks ini belum memiliki reorientasi, yang bisa melengkapi pemahaman mengenai dampak sejarah Majapahit bagi Nusantara.

B. Unsur Kebahasaan:

1.Kalimat Bermakna Lampau:

"Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292."

"Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama."

Kata-kata seperti "runtuh," "dinobatkan," menunjukkan bahwa peristiwa tersebut telah terjadi di masa lalu.

2.Konjungsi Temporal:

"Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri..."

"Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit."

Kata-kata seperti "setelah," "pada tanggal," dan "yang bertepatan" menunjukkan urutan waktu dalam cerita sejarah.

3.Kata Kerja Tindakan (Verba Material): 

menandai tindakan fisik atau aksi yang dilakukan. Contoh: "melarikan diri," "disambut," "diperbolehkan membuka hutan," "menyerang," dan "mendirikan"

4.Kata Sifat:

"baru," "pahit" menggambarkan karakteristik tempat dan objek yang ada dalam cerita, seperti "buah maja yang berasa pahit.

5.Kata Kiasan/Majas:

Majas tidak banyak digunakan dalam teks ini. Namun, jika ditambahkan, mungkin akan membuat teks lebih hidup dan menarik, seperti menambahkan kiasan "Raden Wijaya seperti singa yang menyusun kekuatan untuk merebut takhtanya kembali."

Modifikasi sebagian teks yang menunjukkan konflik.

Setelah berhasil membangun desa Majapahit di hutan Tarik, Raden Wijaya mulai menyusun rencana untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas Jayakatwang. Namun, ia menyadari bahwa kekuatannya belum cukup untuk menghadapi pasukan besar Jayakatwang. Keadaan ini berubah ketika terdengar kabar bahwa tentara Mongol datang ke Jawa untuk menghukum Raja Kertanegara yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.

Menyadari ketidaktahuan pasukan Mongol terhadap situasi politik di Jawa, Raden Wijaya melihat peluang. Dengan cerdik, ia mendekati tentara Mongol dan berhasil meyakinkan mereka bahwa Jayakatwang adalah musuh yang harus mereka tundukkan terlebih dahulu. Bersama-sama, mereka menggempur Kediri, dan Jayakatwang berhasil dikalahkan.

Namun, sesaat setelah kemenangan tercapai, Raden Wijaya menunjukkan rencananya yang sebenarnya. Dengan taktik yang matang, ia memimpin serangan balik yang mengejutkan terhadap pasukan Mongol, memaksa mereka untuk mundur dan meninggalkan tanah Jawa. Melalui kemenangan ini, Raden Wijaya berhasil mengamankan kekuasaannya dan mendirikan Kerajaan Majapahit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun