Mohon tunggu...
Nayla Syifa
Nayla Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Edukasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengelola Sampah di Lingkungan Kampus: Studi Peran Pedagang di Universitas Andalas

4 Desember 2024   23:11 Diperbarui: 4 Desember 2024   23:47 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pendahuluan

Permasalahan lingkungan merupakan isu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan modern. Salah satu permasalahan yang sangat serius adalah sampah. Setiap hari, masyarakat, termasuk rumah tangga, menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik. Sayangnya, pengelolaan sampah yang tidak tepat, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara. Jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk, menambah kompleksitas permasalahan ini.

Di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah sampah, khususnya sampah anorganik. Namun, tantangan yang dihadapi masih sangat besar karena volume sampah yang dihasilkan begitu tinggi. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah turut memperburuk situasi. Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran lingkungan adalah mahasiswa, yang merupakan generasi penerus bangsa.

Dalam konteks kampus, isu pengelolaan sampah menjadi tantangan besar. Universitas Andalas, sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Sumatera, memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kampus yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Namun, pengelolaan sampah di kampus masih menghadapi kendala, terutama di kawasan sekitar gedung B. Aktivitas mahasiswa dan pedagang di kawasan ini menghasilkan berbagai jenis sampah, mulai dari sisa makanan hingga kemasan plastik, yang sering kali tidak terkelola dengan baik. Hal ini menimbulkan masalah seperti penumpukan sampah, pencemaran lingkungan, dan gangguan estetika.

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pihak universitas, mahasiswa, dan pedagang, untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan kampus tetapi juga sebagai upaya edukasi untuk membentuk kebiasaan positif dalam pengelolaan sampah yang dapat diterapkan di kehidupan masyarakat luas.

B. Isi

  • Dampak Negatif Sampah yang Tidak Terkelola dengan Baik

Sampah yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan berbagai dampak negatif, di antaranya:

1. Pencemaran Lingkungan

Sampah yang menumpuk dapat mencemari tanah, air, dan udara. Plastik yang sulit terurai menjadi salah satu kontributor utama kerusakan lingkungan. Limbah plastik yang terfragmentasi menjadi mikroplastik juga mencemari rantai makanan dan berisiko bagi kesehatan manusia.

2.   Gangguan Kesehatan

Sampah organik yang membusuk dapat menjadi media bagi perkembangan mikroorganisme patogen, serta menarik hama seperti tikus, lalat, dan kecoa. Kondisi ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti diare, demam tifoid, dan leptospirosis.

3.   Penurunan Estetika dan Kenyamanan

Lingkungan yang kotor dan dipenuhi sampah menciptakan kesan tidak terawat, merusak citra kampus sebagai pusat pendidikan, dan mengurangi kenyamanan civitas akademika serta pengunjung.

Pengelolaan sampah yang efektif di kampus sangat penting untuk:

1. Menunjang Proses Akademik

Lingkungan yang bersih dan nyaman mendukung suasana belajar yang kondusif.

2.   Meningkatkan Kesadaran Ekologis

Kampus dapat menjadi laboratorium nyata dalam mempraktikkan keberlanjutan, membekali mahasiswa dengan keterampilan dan kesadaran lingkungan yang dapat diterapkan di masyarakat.

3.   Mengurangi Dampak Lingkungan Global

Dengan mengelola sampah secara bertanggung jawab, universitas turut berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan.

  • Strategi Pengelolaan Sampah yang Efektif

Untuk mengatasi permasalahan sampah di lingkungan kampus, berikut beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan:

1. Penyediaan Infrastruktur yang Memadai

Universitas perlu menyediakan tempat sampah terpilah yang ditempatkan strategis, dengan kategori seperti organik, anorganik, dan daur ulang. Pembersihan rutin dan pengelolaan logistik pengangkutan sampah juga harus dioptimalkan.

2. Program Edukasi Berkelanjutan 

Mengintegrasikan kesadaran lingkungan ke dalam kurikulum serta menyelenggarakan pelatihan dan seminar tentang pengelolaan sampah untuk mahasiswa, dosen, dan pedagang.

3.   Pengolahan Sampah Mandiri

Membangun fasilitas pengelolaan sampah internal, seperti komposter untuk sampah organik dan stasiun pengolahan daur ulang sederhana, sehingga sampah dapat dikelola langsung di lingkungan kampus.

4.   Kolaborasi Multi-Pihak

Menggandeng pemerintah daerah, LSM, dan komunitas lingkungan dalam menjalankan program pengelolaan sampah yang berkelanjutan, termasuk memanfaatkan teknologi modern untuk efisiensi pengelolaan.

Peran Mahasiswa:

  • Membentuk kelompok atau komunitas peduli lingkungan yang bertugas mengawasi pengelolaan sampah dan mengadakan kampanye kebersihan secara berkala.
  • Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan dengan mengurangi penggunaan barang sekali pakai, membawa botol dan kotak makan sendiri, serta memanfaatkan produk daur ulang.

Peran Pedagang:

  • Menggunakan kemasan yang ramah lingkungan untuk mengurangi limbah plastik.
  • Memastikan area dagang mereka tetap bersih dengan menyediakan tempat sampah di lokasi strategis.
  • Berpartisipasi aktif dalam program pelatihan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh universitas.

C. Kesimpulan

Permasalahan sampah di Universitas Andalas, khususnya di sekitar gedung B, mencerminkan tantangan yang dihadapi banyak institusi pendidikan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi yang melibatkan semua pemangku kepentingan, mulai dari penyediaan fasilitas hingga edukasi dan kolaborasi, kampus dapat menjadi model pengelolaan sampah yang efektif. Peran aktif mahasiswa dan pedagang sebagai bagian integral dari komunitas kampus menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan perubahan positif yang berdampak luas, baik secara lokal maupun global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun