Islam mendorong umatnya untuk hidup secara seimbang, tidak boros (israf) dan tidak kikir (taqthir). Pengeluaran harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan perencanaan yang matang.
  Referensi:
  - QS Al-Furqan (25:67): "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."
 7. Prinsip Amanah Dan TransparansiÂ
  Amanah (kepercayaan) dan transparansi dalam setiap transaksi juga sangat penting dalam Islam. Setiap pihak harus jujur dan terbuka tentang kondisi keuangan serta detail dari setiap kesepakatan.
  Referensi:
  - QS An-Nisa (4:58): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya."
 Referensi Tambahan
- M. Umer Chapra, "Islamic Economic Systems"
- Muhammad Nejatullah Siddiqi, "Role of the State in the Economy: An Islamic Perspective"
  Prinsip-prinsip ini membentuk dasar ekonomi Islam yang mengedepankan keseimbangan, keadilan, dan tanggung jawab sosial dalam pengelolaan keuangan. Konsep utama dalam mengelola keuangan mencakup beberapa prinsip penting yang berlaku untuk individu maupun organisasi. Pengelolaan keuangan yang efektif membantu mencapai tujuan keuangan, menjaga stabilitas, dan mencegah masalah keuangan. Berikut adalah konsep utama dalam mengelola keuangan beserta referensinya: