Perkembangan teknologi dan semakin banyak pengguna media sosial memudahkan satu dan lainnya untuk saling terhubung setiap saat, dimanapun dan nyaris tak terbatas. Sudah yang seperti kita tau jika sosial media ini bisa dibilang bagai dua sisi mata pisau karena ketika pisau itu digunakan orang dewasa maka menjadi benda yang bermanfaat namun apa jadinya jika yang memegangnya adalah anak kecil?
Anak-anak atau remaja adalah usia labil, mereka memasuki usia trial (mencoba) yang masih mengebu-gebu. Bisa kita lihat dari akun-akun sosmed anak remaja sekarang, bagaimana dia mempublikasikan perasaan hatinya dengan begitu meledak-ledak, atau seperti apa dia membagikan kegiatannya sehari-hari.
Mereka bahkan tidak akan tahu, kejahatan bisa jadi sedang mengintainya. Memang tidak semua begitu, tapi sebagian banyak begini hehe (penulis pun pernah kok ada di fase labil seperti ini, manusiawi sekali)
Namun yang perlu di waspadai adalah "Minta pap dong.. kirim foto lagi melet dong.. share loc", dsb.. Â Wait.. pap apaan yak? Pap adalah singkatan dari "Post a Picture" biasa digunakan pada bahasa chatting di line, wa, imo dll.. Â Pap ini adalah permintaan mengirim foto pribadi yang bertujuan untuk mengetahui kegiatanmu pada saat itu. Gak negatif sih.. tapi waspada pun perlu.. apalagi untuk remaja.
Adek - adekku yang lucu dan menggemaskan.. yang terjadi hari ini tidak akan sama dengan yang akan terjadi di masa mendatang. Bisa jadi 20 tahun lagi kamu akan jadi caleg, pengusaha, pegawai negeri sipil, atau bahkan menteri, Bisa jadi kan?
Lalu saat kamu tengah enak-enaknya menjalani profesimu, datanglah sesuatu menganggu.. seseorang di masa lalu hadir kembali, dia dengan bangga membicarakan tentangmu, menganggapmu adalah teman bermainnya yang lucu, beruntung jika hanya itu. Tapi kemudian dia iseng membagikan foto-foto lamamu dalam pose terjelek bahkan bisa jadi foto yang tidak pantas dilihat orang banyak (pap nude misalnya).
Seperti asap yang mudah sekali menyebar dengan tiupan angin, saat aibmu terpublish, saat cerita masa lalumu menjadi bahan obrolan hangat orang-orang, tentu akan sangat mengganggu integritasmu sebagai seseorang yang telah tumbuh dewasa. Sementara yang mereka lihat adalah masa remajamu.
Tapi begitulah adanya, kamu akan mudah terjatuh, saat sandungan berjalan di kakimu adalah perbuatanmu sendiri.
Kalaupun saat ini, kamu sedang merasa dekat dengan seseorang dan dia sudah menjadi teman prioritas chattingmu seharian.. Tolong untuk menahan diri dari kesenangan sesaat, berpikirlah dua kali dan menolaklah jika dia minta pap macam-macam.
Segala kemungkinan bisa terjadi, kamu bisa mempercayainya, tapi apakah kamu tidak memikirkan, bisa jadi hp-nya berpindah pada tangan - tangan tidak bertanggung jawab (hilang, di jambret atau pencurian data dsb)
Please no face, no face, no face.. karena jejak digital itu jahat banget. Sekali  kamu publish di internet, akan sulit dihapus. Untuk itu berhati-hatilah saat akan memposting sesuatu di internet. Mengingat internet kini tlah menjadi ahli sejarah yang akan mencatat atau merekam jejakmu. waspada ya adek-adekku semuanya. Bijaklah dalam bersosial media.
Untuk orangtua, yuk kita sama-sama memberi edukasi, mengawasi dan menemani anak-anak kita agar mereka memiliki teman curhat yang tepat. Pergaulannya terjaga dan memberikan rasa aman pada anak-anak usia remaja.
Berikan dukungan untuk melakukan hal positif, pengembangan diri melalui kegiatan yang mengasah bakat dan minatnya. Anak remaja akan tenang jiwanya ketika ia di dampingi orang-orang yang menyayanginya dan menjadi support system yang baik untuknya
Nayla alfaruq, 17 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H