Udara bersih adalah salah satu hal penting dan syarat utama untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia. Namun dalam beberapa tahun terakhir, banyak studi epidemiologi mengungkapkan bahwa dampak negatif terkait dengan paparan jangka pendek dan jangka panjang adalah polusi udara.
Selain perubahan iklim, polusi udara adalah salah satu ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia.Saat ini salah satu permasalahan terbesar yang menjadi ancaman dunia adalah polusi udara. Karena tidak hanya berdampak terhadap perubahan iklim tetapi juga dampaknya dirasakan terhadap kesehatan masyarakat dan individu karena meningkatnya morbiditas dan mortalitas.
WHO atau World Health Organization merupakan organisasi kesehatan dunia yang dimana mereka secara tegas mengungkapkan bahwa polusi udara telah masuk dalam daftar ancaman lingkungan terbesar dunia.
Adapun, bahwa pernyataan memasukan pousi udara termasuk kedalam ancaman kesehatan terbesar dunia itu di ambil oleh WHO (World Health Organization) berdasarkan bukti yang jelas dari pedoman Kualitas Udara Global (AQG).
Ada banyak polutan dan yang menjadi faktor utama timbulnya penyakit pada manusia di antaranya adalah Particulate Matter (PM) yang dimana itu merupakan partikel berdiameter sangat kecil, menembus sistem pernapasan melalui inhalasi,menyebabkan penyakit pernapasan,disfungsi sistem reproduksi dannsaraf pusat, dan kanker.Â
Selanjutnya, nitrogen oksida,sulfur dioksida,Volatile Organic Compounds (VOCs),dioksin,dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Itu merupakan diantara banyak polutan yang dianggap sebagai polutan udara yang sangat berbahaya bagi manusia.
Penyebab terjadinya polusi udara ini meliputi pembangunan ekonomi,urbanisasi,konsumsi energi,transportasi dan motorisasi serta peningkatan populasi dalam perkotaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan polusi udara menyebaban banyak kematian yang terdapat jutaan orang di seluruh dunia setiap tahun.Penyebab utamanya adalah partikel halus dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang (PM2.5) ini.
Menurut beberapa data yang dimana menunjukan bahwa polusi udara menyumbang 400.000 kematian setiap tahun.
Paparan polusi udara  memberikan serangkaian efek kesehatan yang merugikan,mulai dari efek subklinis,perubahan fisiologis pada fungsi paru dan sistem kardiovaskular, hingga gejala klinis.
Bukti disebanyak bagian besar bahwa menunjukan akibat dari polusi udara berfokus pada efek pernapasan dan kardiovaskular yang terkait dengan paparan polusi udara jangka pendek dan jangka panjang. Yang mengalami hal tersebut yaitu anak --anak, orang tua, orang dengan penyakit predisposisi,dan orang dengan status sosial ekonomi rendah (SES).
Jumlah total orang yang terkena dampak buruk dari polusi udara di seluruh dunia cukup signifikan. Terlebih, sebagian besar studi epidemiologi mutakhir menggunakan alat statistik canggih telah menunjukan bahwa konsentrasi polutan yang terkait dengan peningkatan resiko cukup tinggi.
Dalam studi penelitian, pengamatan dilakukan secara berulang dari paparan dan hasil kesehatan (mortalitas atau morbiditas harian) dilakukan dari waktu ke waktu dalam populasi studi yang sama di wilayah yang ditentukan secara geografis. Pusat analisis membandingkan variasi status paparan dari waktu ke waktu dengan perubahan hasul kesehatan yang sama yaitu dari waktu ke waktu.
EPA adalah singkatan dari Environmental Protection Agency atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. EPA dalam beberapa tahun terakhir merevisi standar untuk lima dari enam polutan umum yang tunduk pada standar kualitas udara nasional.Â
Alasan mengapa EPA membuat standar lebih protektif karena studi ilmiah baru menunjukan bahwa standar yang ada tidak memadai untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
APA YANG DILAKUKAN OLEH EPA UNTUK MENANGGULANGI POLUSI UDARA?
- Penelitian EPA memberikan ilmu penting untuk mengembangkan dan menerapkan peraturan udara luar ruangan Clean Air Act serta menempatkan alat dan informasi baru di tangan manajer kualitas udara dan regulator untuk melindungi udara yang kita hirup.
- Untuk mengikuti studi ilmiah terbaru, EPA merevisi standar kualitas udara nasional untuk partikel halus (2006,2012), ozon di permukaan tanah (2008,2015), sulfur dioksida (2010), nitrogen dioksida (2010), dan timbal (2008).Â
- Setelah tinjauan ilmiah,EPA memutuskan untuk mempertahankan standar karbon monoksida yang ada. EPA memperkuat standar kualitas udara pada ozon di permukaan tanah pada Oktober 2015 berdasarkan bukti ilmiah yang luas tentang bagaimana efek ozon.
- EPA telah menetapkan area yang memenuhi dan tidak memenuhi standar kualitas udara untuk PM 2006 dan 2012 serta standar ozon 2008, dan telah menyelesaikan penetapan area untuk standar sulfur dioksida 2010.
- Â EPA juga mengeluarkan sturan atau panduan untuk penerapan negara dari berbagai standar kualitas udara ambien, misalnya yang terjadi pada bulan Maret 2015,mengusulkan persyaratan untuk penerapan standar partikel halus saat ini dan di masa depan.Â
- EPA bekerja sama dengan negara bagian untuk meningkatkan data guna mendukung penerapan standar sulfur dioksida dan nitrogen dioksida 2010.
- Untuk area yang tidak memenuhi standar kualitas udara nasional yang sudah ditetapkan, maka negara di haruskan untuk merevisi rencana implementasi yang dimana berisi langkah -- langkah yang diperlukan untuk memenuhi standar yang sudah ditetapkan secepat mungkin dan dalam periode waktu yang ditentukan dalam Clean Air Act (kecuali bahwa rencana tidak diperlukan untuk area dengan tingkat ozon "marjinal").
- EPA membantu negara - negara untuk memenuhi standar untuk polutan umum dengan mengeluarkan standar emisi federal untuk kendaraan bermotor yang baru dan mesin non-jalan. EPA dan peraturan negara yang sudah ada pada buku diproyeksikan untuk membantu 99 persen kabupaten dengan monitor memenuhi standar partikel halus yang direvisi pada tahun 2020.
- Kendaraan dsn bahan bakarnya terus menjadi penyumbang terbanyak dalam polusi udara. EPA pada tahun 2014 mengeluarkan standar yang umumnya dikenal sebagai Tier 3, yang menganggap kendaraan serta bahan bakarnya sebagai sistem terintegrasi, menetapkan standar emisi kendaraan baru dan standar sulfur bensin baru mulai tahun 2017. Standar emisi kendaraan akan mengurangi emisi knalpot pada berbagai macam kendaraan,seperti mobil, truk ringan dan beberapa kendaraan berat.Â
- Selain itu EPA juga memangkas kandungan belerang yang ada pada bensin. Bahan bakar yang lebih bersih memungkinkan penggunaan teknologi kontrol emisi kendaraan baru dan mengurangi emisi berbahaya pada kendaraan yang ada. Hal tersebut tentunya akan mengurangi tingkat atmosfer ozon,partikel halus,nitrogen dioksida,dan polusi beracun.
Tidak hanya itu, EPA juga bersama pemerintah DKI Jakarta membuat program yang dikenal sebagai "Bernafas Lega,Jakarta". Dimana EPA menginvestasikan dana sebesar US $450.000 untuk memulai program ini.
Menurut Asisten Administratrif Kantor EPA Â untuk Bidang Luar Negeri Michelle DePass ,AS menilai Indonesia sebagai mitra penting dalam memperkuat perlindungan lingkungan global. Ia berharap bahwa program ini akan berhasil meningkatkan kualitas udara yang dibutuhkan oleh setiap warga yang tinggal, bekerja, dan berkunjung di Ibu Kota Indonesia ini.
Dimana program ini bertujuan untuk mengetahui masalah polusi udara di Ibu Kota Jakarta dan mengembangkan strategi efektif untuk memperbaikinya. EPA dan mitra akan menyediakan bantuan teknis dan pelatihan untuk mengembangkan pemantauan kualitas udara dan pendataan emisi.
Pihak -- pihak yang terkait dalam program ini memcakup para pejabat pemerintah, ahli teknis, LSM lokal dan tentunya masyarakat.
Adapun ada lima agenda yang akan diterapkan dalam program Breathe Easy Jakarta, yaitu partisipasi dan komitmen stakeholder, pelatihan dan evaluasi persediaan emisi, pelatihan pemantauan kualitas udara, pengembangan quality modelling, serta pelatihan dan penilaian manfaat kesehatan. Kelima agenda kegiatan ini akan dilaksanakan dalam lima tahun. Saat ini, agenda yang sedang dilaksanakan yaitu kegiatan review pemantauan kualitas udara dan membangun partisipasi stakeholder dalam peningkatan kualitas udara
Jadi itulah beberapa program EPA yang sudah dilakukan, baik itu di luar negeri maupun di Indonesia. Dimana banyak program program EPA Â yang sudah disebutkan di atas yang sudah dilakukan dan membuahkan hasil yang sangat baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H