Mohon tunggu...
Nayasari Aissa Bachtiar
Nayasari Aissa Bachtiar Mohon Tunggu... -

pembaca buku, penulis amatir, penikmat kopi, pendengar coldplay, penyuka hujan, pengagum Indonesia, seorang muslim.\r\n\r\nhttp://nayadisini.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mobil Murah (Tidak) untuk Semua

22 September 2013   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Kepada Pak Susilo Bambang Yudhoyono, yang masih saya hormati.

Sebenarnya saya tahu, mungkin sia-sia saya menuliskan keluhan saya ini apalagi hanya di laman pribadi milik saya, dan saya pun tahu bapak terlalu sibuk dengan segala kegiatan bapak hingga tidak mungkin sempat membacanya. Tapi ini mungkin salah satu cara yang bisa saya lakukan untuk menyampaikan 'keluhan' saya.

Saya adalah satu dari sekian juta rakyat Indonesia yang sering menggunakan kendaraan umum, saya sendiri tidak mempunyai kendaraan pribadi dan saya memang belum mampu untuk membelinya.

Beberapa minggu belakangan ini, saya mendengar kabar baik dari wakil presiden Anda, Pak Budiono, tentang mobil murah. Tapi sayangnya berita ini tidak membuat saya menjadi berbinar-binar dan bahagia. Karena saya tahu, pasar mobil murah itu bukan untuk saya (sekalipun konon katanya uang pangkal dan cicilan perbulannya sangat terjangkau).

Sayapun sempat membaca salah satu wawancara dengan mentri Anda di media online yang mengatakan, bahwa 'diadakannya' penjualan besar-besaran mobil murah ini agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati naik mobil, termasuk orang-orang yang berada di Papua.

Pak, kebetulan saya belajar di jurusan ekonomi, salah satu matakuliah saya berjudul Ekonomi Regional, dosen saya pernah menjelaskan bahwa salah satu permasalahan Indonesia terbesar saat ini menyangkut hubungan antara regional adalah masalah infrastruktur di tiap provinsi seperti pembangunan jalan yang masih seringkali terbengkalai. Saya sendiri berasal dari Sumatera Selatan, dan pernah beberapa kali menggunakan jalan-jalan untuk ke berbagai kampung di Sumsel. Sungguh begitu memprihatinkannya keadaan jalanan tersebut. Saya jadi berfikir keras, bagaimana mungkin rakyat-rakyat di daerah mampu atau ingin membeli mobil sekalipun murah jika jalanan untuk menuju tempat tinggalnya saja masih tidak terfasilitasi.

Menurut saya, masalah di atas ini, tentu akan melahirkan masalah baru, yaitu, lalu untuk siapa kabar gembira tentang mobil murah ini? Bisa jadi jawabannya adalah, warga-warga di kota-kota besar dengan jalur transportasi darat yang sudah baik pula. Saya makin menjadi pusing memikirkannya Pak, seperti yang sudah kita ketahui bahwa hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemacetan yang parah, termasuk Jakarta-kan, Pak? Saya tidak bisa membayangkan jika ternyata yang membeli sebagian besar mobil-mobil murah ini berasal dari kota-kota besar tersebut (apalagi target perusahaan sebesar 3000unit/bulan untuk satu merk mobil).

Belum lagi definisi 'mobil murah' ini begitu absurd, untuk harga paling 'murah' saja dipatok sebesar 70jutaan, untuk warga Indonesia kelas menengah ke bawah dengan pendapat di bawah UMR, tentu sulit membayangkan mereka mampu membawa mobil ini pulang ke rumah mereka.

Sungguh saya sedang tidak iri dengan kemampuan rakyat Indonesia untuk membeli mobil murah ini. Saya malah berbahagia artinya pertumbuhan ekonomi negara kita bisa jadi akan terus membaik (semoga). Apalagi jika ternyata, pembuatan suku cadang atau bahkan pembuatan mobil itu sendiri diproduksi di negara kita hingga bisa dieskpor ke banyak negara.

Tapi Pak, yang ingin saya tekankan bahwa tidak melihat urgensi kebutuhan transportasi murah ini. Sebagai penggunakan transportasi publik, saya melihat rakyat Indonesia lebih butuh transportasi publik yang murah dan nyaman. Ditambah lagi makin lama, keadaan transportasi publik makin tidak manusiawi, kadang-kadang sampai kelebihan kapasitas muatan. Mungkin Bapak harus mencoba untuk menggunakan transportasi publik secara sembunyi-sembunyi agar Bapak merasakan apa yang rakyat kecil benar-benar rasakan. Dari riset kecil-kecilan yang pernah saya lakukan bahwa alasan masih banyaknya orang-orang Indonesia menggunakan kendaraan pribadi adalah karena tidak tersedianya angkutan umum yang nyaman bagi mereka.

Bayangkan, Pak! Jika sebagian besar orang Indonesia menggunakan transportasi publik, berapa banyak bahan bakar yang mampu kita hemat, dan berapa besar pula kontribusi kita dalam mengurangi emisi gas rumah kaca bagi lapisan ozon, apalagi Indonesia saat ini adalah penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia. Semoga ini bisa menjadi pertimbangan bagi kebijakan yang diambil oleh mentri-mentri di kabinet Anda.

Akhir kata dari tulisan saya yang panjang dan lebih banyak mengeluhnya ketimbang memberikan solusi, saya hanya ingin mengungkapkan satu hal saja. Sudah lebih dari delapan tahun Bapak menjadi presiden bagi rakyat Indonesia dan sebentar lagi masa bapak akan segera berakhir, berikanlah saya -kami- kesan yang mendalam bahwa kami pernah memiliki pemimpin yang bijaksana seperti Anda.

Sekian dan terimakasih.

Nayasari Aissa

Pengguna Transportasi Publik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun