Mohon tunggu...
Maria Yohana Lamaroang
Maria Yohana Lamaroang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nothing is more precious than persistence

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karen Horney dan Harry Stack Sullivan

29 Mei 2015   09:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada mulanya Karen Horney adalah pengikut Freud, namun kemudian ia terpengaruh oleh Jung dan Adler. Yang pada akhirnya ia mengkritik teori Freud yang menurutnya terlalu bilogis (penis envy dan Oedipus complex). Menurut Karen teori Freud mengenai penis envy adalah suatu penggambaran situasi sosial pada perempuan dari kurangnya kepercayaan dirinya. Sedangkan Oedipus complex, menurut Karen adalah penggambaran dari sifat agresif pada laki-laki. Contoh dari sifat agresif itu adalah hasrat pada seorang laki-laki untuk mengalahkan orang lain. Orang yang agresif ini dikarenakan orangtuanya memiliki hubungan yang tidak aman yang akhirnya membentuk kecemasan dasar pada seorang anak. Maka untuk mengatasi kecemasan inilah anak cenderung menjadi agresif. Karen juga merumuskan 10 kebutuhan neurotic manusia, yaitu: kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan lain; artinya ia ingin diterima dan ingin menyenangkan orang lain juga berbuat sesuai harapan orang lain. Kebutuhan akan mitra yang bersedia mengurusi hidupnya; artinya ia membutuhkan orang lain yang akan melindunginya dan menjadi tempat ia bergantung. Kebutuhan membatasi kehidupan dalam batas sempit. Kebutuhan akan kekuasaan; artinya ia ingin selalu menguasai segala sesuatu termasuk orang lain. Kebutuhan untuk mengeksploitasi orang lain; artinya ia ingin memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya. Kebutuhan menjadi diri yang dikagumi. Kebutuhan akan prestos; artinya ia ingin mendapat penghargaan dari orang lain. Kebutuhan akan ambisi dan prestasi pribadi. Kebutuhan akan otonom dan independensi. Kebutuhan akan kesempurnaan dan membatasi kehidupan dalam waktu sempit.

Sullivan mengemukakan kepribadian merupakan hipotesis/hanya berupa kesimpulan. Kepribadian yang bisa diteliti adalah hanya berupa gejala/peristiwa yang terjadi. Proses kepribadian ada 3, yaitu: dinamisme; membentik pola khas tingkah laku manusia yang menetap selakigus berubah yang disebut kebiasaan. Personifikasi; bagaimana kita menggambarkan diri sendiri maupun orang lain. Proses kognitif; terbagi menjadi 3: protaksis, berarti sebuah rangkaian pengalaman yang berdasarkan pengalaman inderawi yang belum utuh/terpecah. Sintaksis, berupa logika kausalitas yang tidal logis, dan sintaksis yang berarti berpikir logis dan pada puncaknya sudah berpikir simbolik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun