Mohon tunggu...
Ella Nurhayati
Ella Nurhayati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

“Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”,(Abu Bakar As-Shiddiq ra)"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Penting Proses, Bro!

16 Mei 2014   16:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:28 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu di dalam lingkaran ukhuwah. Romantis, karena rinainya menemaniku hingga penghujung kalam seorang Murabbiyah. Hangat, karena cinta-Nya baluti setiap tetes kalimat Rabitah. Ya, setiap Kamis sore aku dan empat akhwat lainnya berpadu dalam suatu kisah yang tak pernah kami lupakan. Di sana tempat menyemainya cinta dalam kalam-Nya.

Ada yang menarik kali ini, sebuah pembahasan tentang sistem pendidikan yang salah di Indonesia. Mengapa salah? Mungkin kamu ada yang tidak setuju dengan pendapat ini. Tapi setidaknya sistem pendidikan di negara kita memang sangat lemah. Saya adalah salah satu korban dari ‘perbudakan’ sistem itu. Sehingga tidak sedikit kita malah membandingkan dengan negara lain. Sebut saja Jepang, negara ini terkenal dengan sistem pendidikannya yang bagus. Pendidikan di Jepang tidak mengedepankan nilai kognitif atau nilai akademik saja. Namun mereka mengutamakan pendidikan moral dan menggali potensi sejak usia dini. Dalam sistem ini mereka membentuk pribadi-pribadi yang peka terhadap sesama. Bersopan santun dan tatakrama yang baik.

Selain itu salah satu target dari pendidikan usia dini di sana adalah menumbuhkembangkan rasa ingin tahu mengenai lingkungan hidupnya. Jadi tidak aneh jika Jepang banyak melahirkan produk inovatif dibandingkan Indonesia.

Ada lagi yang menarik, berkaitan dengan rasa percaya diri. Pe-de, biasanya kita sering menemui anak-anak yang krisis pe-de. Karena energi positif ke-pe-de-an jarang sekali diberikan oleh guru dan orang tua di Indonesia. Nah di sana, pe-de ditumbuhkan melalui dukungan yang diberikan oleh guru dan orang tua. Misalnya, guru mendorong anak untuk berani mencoba segala permainan dan memberi pujian jika anak menunjukkan kemajuan walau kemajuan itu hanya sedikit. Orang tua pun sama, mereka menanamkan kepada anaknya rasa selalu berusaha. Karena segala sesuatu dinilai dari prosesnya, bukan hasilnya. Sebagai contoh, ketika anak mendapatkan nilai yang bagus orang tua akan berkata: “Bagus nak, selamat atas perjuanganmu. Teruslah berusaha!” Jadi, kalimat pangungkasnya tertuju pada proses mencapai kesuksesan tersebut.

Yang penting proses, bro! Jangan terpacu oleh hasil dengan nilai yang bagus. Jika hal ini masih dilakukan, maka peluang keburukan semakin terbuka lebar. Maka dari itu tidak sedikit di Indonesia membudayakan mencontek saat ujian. Karena sudah ditanamkan dalam diri bahwa harus meraih nilai bagus, bukan perjuangan dan proses yang bagus.

Mas bro n mbak bro, kelemahan sistem pendidikan inilah yang menjadi kehancuran negara. Kita lebih mendahulukan nilai akademik dibanding akhlak dan moral. Ingat dengan Rasul kita? Ya, Rasulullah SAW memiliki akhlak yang baik. Oleh karena itu kita harus mengacu pada beliau. Ternyata yang diutamakan olehnya bukan ilmunya dulu, tapi agamanya alias akhlak atau moral. Padahal yang mayoritas Islam adalah Indonesia. Bukan Jepang! Tapi mengapa sistem yang harusnya diterapkan di negara Islam malah dilupakan? Allah SWT pun sudah mengingatkan dalam firmannya pada QS. Al-Mujadilah : 11 “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” Dalam ayat ini pun sudah jelas bro, kita sebagai muslim dan mengaku beriman, harusnya dalam pendidikan ini kita utamakan akhlak terlebih dahulu.

So, kita tidak bisa terus menyalahkan sistem yang sudah ada. Yang harus dilakukan adalah kita harus pintar-pintar membina akhlak dan moral kita di luar sistem pendidikan itu. Jangan lagi ada kata gengsi untuk mendaftarkan anak ke sekolah-sekolah Islam Terpadu. Jangan lagi malu mengajak teman atau kerabat untuk ikut dalam pengajian dan pembinaan akhlak. Waktunya kita merapatkan dalam barisan di tengah sistem pendidikan di Indonesia.

Yang penting proses, bro!

Selamat melanjutkan perjuanganmu dan berusaha mengejar harapanmu!

Happy Jumat Mubarak!

Keep Smile ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun