Mohon tunggu...
Nay Rukmi Nihar
Nay Rukmi Nihar Mohon Tunggu... -

Ulat Si-Kupu Biru Penulis amatir, yang bermimpi menjadi penulis sesusungguhnya. Disability by guillain barre sindrome. Moeslem, Hijab, College, Brow Skin, 165 cm, 48 kg.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Celotehan Bumiku

27 November 2013   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika saja Bumiku bisa bicara, mungkin ia akan berkata
“Hei... Manusia, harus sebaik apa lagi aku sebagai Bumi. Disini aku merana juga dilema menerawang tentang bagaimana nasipku selanjutnya. Kejamnya kalian padaku?!”.

Jika saja Bumiku dapat melihat, mungkin ia akan bersedih ketika menyaksikan manusia yang tanpa dosa membuang sampah sembarangan.
Jika saja Bumiku dapat mendengar, mungkin ia akan sakit hati saat manusia membahas proyek besar-besaran yang digelar demi pembangunan mewah gedung-gedung pencakar langit.

Sadarkah kalian...

Bumi akan merasa gerah, saat manusia berpolemik meribut-ributkan peristiwa kebanjiran, tanah longsor, dan kebakaran hutan yang sebenarnya semua adalah perbuatan nakal kita.
Bumi akan merasa sesak, saat kendaraan pribadi kita menciptakan kemacetan yang makin berkepanjangan.
Bumi akan merasa terhimpit, saat Bumi mulai dipenuhi dengan pemukiman kita yang kian tak terhingga. Bumi akan merasa risau, saat pohon-pohon sebagai pelindung tubuhnya yang hijau dipangkas habis tanpa tersisa.
Bumi akan merasa galau, saat air bersihnya sebagai cermin bagi langit tercemar begitu saja oleh limbah-limbah pabrik yang menderai.
Bumi akan merasa kacau, saat tanahnya digali menggunakan alat-alat berat sebagai alasan kita mencari nafkah.

Namun sayang...

Bumi hanyalah sebentuk atmosfer bulat ciptaan Tuhan yang tidak bernyawa. Tidak memiliki mata untuk melihat, tidak memiliki telinga untuk mendengar, tidak memiliki mulut untuk bicara, dan tidak memiliki hati untuk bernaluri.

Tetapi kita...

Manusia dengan segala kesempurnaan yang dianugerahkan Tuhan. Memiliki mata tetapi, seakan buta membiarkan bumi menangis oleh banjir. Memiliki telinga tetapi, seakan tuli dengan kasus globalisasi, reboisasi, dan bla bla bla. Memiliki mulut tetapi, seakan bisu enggan berpendapat bijak menghijaukan bumi. Memiliki hati tetapi, seakan tidak ingin peka terhadap kerusakan bumi yang semakin berganti seiring zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun