HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Budaya Politik
      Budaya politik ialah aspek politik dari sistem nilai-nilai yang berkembang dalam Masyarakat yang dipengaruhi oleh zaman dan tingkat Pendidikan dari masyarakatt itu sendiri. Yang artinya, budaya politik yang berkembang dalam suatu negara dilatarbelakangi oleh situasi, kondisi, dan Pendidikan dari Masyarakat itu sendiri terutama pada pelaku politik yang memiliki kewenangan dan kekuasaan dalam membuat kebijakan.
      Orientasi/kecenderungan Individu terhadap sistem politik terbagi menjadi tiga, yaitu:
     1. Orientasi Kognitif
 Pengetahuan atas mekanisme input dan output sistem politik, termasuk pengetahuan atas hak dan kewajiban selaku warga       negara.
     2. Orientasi Afektif
      Perasaan individu terhadap sistem politik, termasuk peran para politis dan lembaga-lembaga politik (partai politik, eksekutif,         legislative, dan yudikatif)
    3. Orientasi evaluative
 Keputusan dan pendapat individu tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai, kriteria informasi dan perasaan, contohnya pada saat pemilu.
Definisi Budaya Politik Menurut beberapa Tokoh
- Austin Ranney
Budaya politik adalah pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara Bersama-sama. Ia juga mendefiniskan budaya politik sebagai sebuah pola orientasi terhadap objek-objek politik.
- Sidney Verba
Budaya politik menurut Sidney Verba adalah suatu sistem kepercayaan empiric, simbol-simbol ekskpresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu sitausi dimana tindakan politik dilakukan.
- Miriam Budiardjo
Menurut Miriam Budiardjo, Budaya politik adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan politik, seperti norma-norma, pola orientasi terhadap politik dan padangan hidup pada umumnya.
Pengaruh Media terhadap pembentukan Opini dan Persepsi Publik
      Perkembangan media akhir-akhir ini telah ikut menentukan kebijakan di negara kita. Banyak kebijakan yang "terpengaruh" dengan iklim dan tren di media sosial. Pengaruh media sosial yang begitu masif tentu menarik untuk dibahas lebih dalam karena begitu besarnya kekuatan yang dimiliki dan banyaknya kelompok kepentingan yang memainkan peran signifikan dalam wadah media sosial di dunia maya.
      Begitu kuatnya pengaruh media dalam pembentukan opini publik membuat daya tarik media bagi kelompok kepentingan semakin kuat. Yang pada akhirnya, apabila setiap ada pemilu atau pilkada, ada formasi tertentu yang khusus menjadi "pasukan cyber". Berita, artikel, atau informasi yang ada di media dapat mengarahkan cara Masyarakat memandang isu isu politik tertentu.
Media memiliki pengaruh yang signifikan terhadap budaya politik, dengan beberapa dampak yaitu:
1. Penyebaran Informasi
Media adalah sumber utama informasi bagi Masyarakat tentang isu politik, kebijakan pemerintah, dan aktivitas oartai politi. Di zaman yang sudah canggih ini, penyebaran informasi dapat tersebar secara cepat dan luas melalui media, baik itu media cetak, elektronik, maupun digital, yang memungkin Masyarakat untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan politik.
2. Mobilisasi Politik
Mengenai Budaya politik, ada beberapa perbedaam mengenai budaya politik, yaitu Politik apatis (acuh, dan pasif), Politik Mobilisasi (Didorong atau sengaja dimobilisasi), dan politik partisipatif (Aktif) salah satunya adalah Mobilisasi politik yang dimana Peran media dapat memobilisasi Masyarakat untuk berpartisipasi kegiatan politik, seperti pemilu, aksi, atau kampanye politik. Media sosial yang khususnya sekarang telah menjadi alat penting dalam mobilisasi politik, memungkinkan penyebaran pesan politik dengan cepat dan luas.
3. Â Pembingkaian Isu (Framing)
Menurut Sobur (2004:162), Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika meyeleksi isu dan menulis berita. Maka dari itu, media memiliki kekuatan untuk membingkai isu-isu politik dengan cara tertentu, yang dapat mempengaruhi bagaimana isu tersebut dipahami dan dinterpretasikan oleh Masyarakat.
4. Peningkatan Partisipasi Politik
Dengan adanya opini publik yang hadir karna pengaruh media, dapat meningkatkan partisipasi politik dengan menginsipirasi dan memobilisasi Masyarakat. Media yang tersebar mengenai isu-isu politik, dapat mendorong kebih banyak orang untuk terlibat dalam kegiatan politik, seperti menyuarakan aksi, atau partisipasi dalam diskusi politik.
Selain itu, pembentukan opini publik oleh media menghadapi berbagai tantangan yang berasal dai budaya politik, seperti:
Polarisasi Politik: polarisasi politik yang meningkat dapat mempengaruhi bagaimana cara Masyarakat menerima dan memproses informasi dari media. Masyarakat cenderung mencari informasi yang mendukung pandangan mereka dan mengabaikan atau menolak infromasi yang bertentangan dengan keyakinan mereka. Adanya hal ini dapat menghambat media dalam menyajikan informasi yang seimbang dan objektif karena Masyarakat hanya mengonsumsi informasi politik yang sejalan dengan pandangan mereka.
Disinformasi dan Berita palsu: penyebaran disinformasi daan berita palsu melalui media dan platform online adalah tantangan dalam pembentukan opini publik. Informasi yang salah atau dapat menyesatkan Masyarakat, dapat mengakibatkan opini publik yang terbentukberdasarkan fakta yang tidak akurat. Disinformasi ini sering kali digunakan untuk manipulasi opini publik demi keuntungan politik atau ekonomi tertentu.
Pendidikan dan Literasi Media: tingkat literasi yang rendah juga dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk menilai, memproses, atau menyaring informasi yang diterima dari media. Literasi media yang rendah membuat Masyarakat rentan terhadap manipulasi informasi dan sulit membedakan antara berita yang benar dan disinformasi.
      SIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimoukan bahwa budaya politik adalah suatu unsur yang memiliki peranan yang signifikan bagi Masyarakat. Budaya politik membuat Masyarakat terlibat dalam oembangunan politik dalam sebuah negara serta menciptakan kehidupan bermasyarakat yang dapat membenentuk persepsi dan opini. Â Â Â Â Â