Mohon tunggu...
Nawiyas
Nawiyas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Memiliki Sifat "Tabligh" dalam Berbisnis

23 Oktober 2017   11:40 Diperbarui: 23 Oktober 2017   11:52 4357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

TABLIGH

  1. TABLIGH DALAM SIFAT-SIFAT NABI

Tabligh secara harfiyah memiliki makna menyampaikan sesuatu secara terbuka atau apa adanya dan tanpa di tutup-tutupi. Tabligh merupakan suatu sifat yang ada dalam diri nabi muhammad Saw baik dalam beliau berdakwah maupun dalam berbisnis. Firman allah swt

   

"Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." [Al Jin 28]

"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,karena telah datang seorang buta kepadanya" ['Abasa 1-2]

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1 turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah saw. sambil berkata: "Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah." Pada waktu itu Rasulullah saw. sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: "Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?" Rasulullah menjawab: "Tidak." Ayat ini (S.80:1-10) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari 'Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya'la yang bersumber dari Anas.)

Sebetulnya apa yang dilakukan Nabi itu menurut standar umum adalah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu tidak cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya. Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.

Tabligh merupakan sifat wajib bagi rasul, yakni menyampaikan wahyu dari allah swt kepada umatnya. Semasa hidupnya nabi muhammad saw selalu menghabiskan waktunya untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Setelah nabi muhammad meninggal kebiasaan ini di lanjutkan oleh para sahabat, tabi'it-tabi'in(pengikut-pengikut sahabat). Setelah mereka semuanya tiada kita sebagai mahasiswa muslim mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan kebiasaan tabligh yang di lakukan oleh rasul dan para sahabatnya tersebut. Salah satunya adalah dengan mendakwahkan islam dimanapun dia berada. Banyak yang menyangka bahwa tugas tabligh hanyalah tugas alim ulama saja. Hal itu tidak benar karna siapa saja yang melihat kemungkaran di hadapannya maka ia wajib mencegahnya atau menghentikannya, baik dengan tangan(kekuasaan), dengan lisan atau nasihat.

                   B. TABLIGH DALAM PERSPEKTIF BISNIS

Dengan kemerdekaan sikap memilih, ada dua hal penting yang dapat di pahami, pertamamanusia dapat memilih menjadi muslim atau menjadii kufur, dengan berbagai konsekuensi dan pemahamannya terhadap tauhid, ibadah, dan hubungan muamalah dengan tauhid, ibadah dan muamalah itu sendiri. Manusia yang memilih sebagai muslim, bahwa dia harus dengan sadar bahwa aktifitas bisnis yang di jalankan itu harus sesuai dengan sunnatullah atau menjadi orang yang pasrah kepada allah. Keduadengan kelengkapan potensi yang di berikan oleh allah berupa akal pikiran (intelegensi), kemauan, kemampuan kerja(skill), manusia di beri kesempatan untuk mengemban amanah yang sudah di sepakatinya menjadi lebih baik dan mengasah kemampuannya dengan tekun belajar dan memahami perkembangan sains dan teknologi, dan memanfaatkannya untuk kemakmuran masyarakat.   Dalam konteks bisnis tablig mencangkup argumentasi dan komunikasi. Sebagai seorang penjual hendaklah mampu memasarkan produknya dengan strategi yang tepat, baik dengan media, segmentasi pasar, target daya beli, dan lain sebagainya yang terkait dengan pemasaran. Dengan memiliki sifat tabligh seorang pembisnis di harapkan mampu menyampaikan keunggulan produknya dengan menarik dan tepat sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran serta mampu memberikan pemahaman bisnis yang mereka lakukan sesuai dengan syariat islam.

Semisalkan ada seseorang yang berprofesi sebagai marketer, maka ia harus mampu menyampaikan keunggulan-keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran tanpa meninggalkan kejujuran dan kebenaran (transparency and fairness).  Lebih dari itu, eorang marketer harus mempunyai gagasan-gagasan yang baik tentang apa yang di pasarkan  dan mampu mengkomunikasikannya secara tepat dan mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarkannya. Dengan begitu, pelanggan dapat dengan mudah memahami pesan bisnis yang ingin disampaikan. Dan juga misalkan seorang pemimpin maka dia haruslah mampu menyampaikan visi dan misinya kepada karyawan dan staf-staf lainnya agar bisnisnya bisa berjalan dengan lancar. Sebagaimana firman allah swt dalam al-qur'an surah Al-ahzab 70-71 yang artinya " Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada allah dan katakanlah pekataan yang benar niscaya allah akan memperbaiki amalmu-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu, dan barang siapa mentaati allah dan rosulnya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.(Al-ahzab(33) 70-71).

Alangkah indahnya jika dalam mengelola bisnis kita mempunyai seorang pemimpin, karyawan, dan pemasar  yang bisa di percaya karena kesalehan dan kejujurannya, sehingga menjadi contoh bagi siapa yang berkomunikasi dengannya. Seorang pembisnis islami selain mempunyai gagasan-gagasan yang segar dia juda harus mampu mengkomunikasikan gagasn gagasannya secara tepat dan mudah di pahami bagi siapa yang mendengarkan.

Ayat tersebut mengisyratkan makna bahwa selain harus penyampaian bisnisnya dengan baik, seorang pemimpin juga harus mampu berdialog, berargumentasi, dan berdiskusi dengan baik. Karna sifat tabligh ini di anggap sebagai faktor kunci kesuksesan dalam berbisnis.

REFERENSI

Ika Yunia Fauzia. 2015. Prinsip Dasar Ekonomi Islam.Jakarta: PT Aditya Andrebina Agung.

Badroen Faisal. 2006. Etika Bisnis Islam.Jakarta: PT Kencana Predana group.

Prof Dr. H Amir Nuruddin. 2010. Dari Mana Sumber Hartamu. Jakarta: PT Gelora Aksara.

Hasan Ali. 2009. Manajemen Bisnis Syari'ah. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Prof Dr Bukhari Alma Donni. 2009. Manajemen Bisnis Syari'ah.Bandung:Alfabeta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun