Tahun ini merupakan momen yang indah terjadi di bulan Desember. tanggal 24 desember umat Islam seluruh dunia memperingati maulid nabi besar Muhammad SAW. sebagai hari kelahiran beliau. sedangkan tanggal 25-nya umat kristiani diseluruh dunia memperingati Natal sebagai hari lahir Al-Masih (terlepas dari perbedaan pendapat tentang kapan hari lahir mereka yang sesungguhnya).
Hikmah dan pelajaran berharga yang dapat kita petik dan patut kita renungkan adalah esensi dari peringatan dua figur atau tokoh besar yang telah mengajarkan kepada umat masing-masing tentang arti kehidupan, tentang kasih sayang terhadap sesama, dan tentang bagaimana kita harus berakhlak mulia, dalam kehidupan bermasyarakat guna memperoleh ridho ilahi. patut disayangkan jika momen istimewa ini justru membuat jurang perbedaan yang besar dari para pengikutnya.
dikalangan umat Islam sendiri saat ini muncul pro-kontra terhadap hukum dari peringatan maulid, bahkan ada sebagian yang mengharamkan. padahal jika kita berpikir mundur sejenak, merenungi perjuangan nabi besar Muhammad Rasullullah SAW. bagaimana Rasul SAW berjuang dengan peluh dan cemooh, bahkan siksaan fisik demi tegaknya agama Islam. bagaimana Rasul SAW mencintai dan membela umatnya baik didunia sampai nanti diakhirat melalui syafaatnya. cinta rasul kepada kita adalah cinta mutlak yang tanpa pamrih apapun, sampai menjelang akhir hidup beliau yang keluar dari bibir manusia mulia ini adalah kata; Ummatii..Ummatii..ummatii..(umatku, umatku, umatku) agar umat nya memperoleh keringanan dari sakaratul maut.
Lalu apa yang seharusnya kita kenang pada beliau, jika peringatan hari lahirnya saja ditentang? bersholawat saja tidaklah cukup, karena sholawat memang harus kita lakukan setiap saat. tetapi peringatan ini untuk menyegarkan kita dan anak cucu kita kelak bahwa sejarah Islam ada semenjak kelahiran beliau. apa jadinya jika tidak ada lagi umat Islam yang memperingati? akankah anak cucu kita atau beberpa generasi mendatang mengingat sejarah Islam? mari kita tundukkan mata-hati kita, kita berpikir secara rasional, berpikir jernih, bahwa maksud peringatan maulid bukan untuk pesta pora tetapi bukti kecintaan dan kepatuhan kita umat Islam terhadap nabi-nya. jika nabi muhammad begitu mencintai kita, maka sudah sepatutnya kita juga mencintainya. peringatan maulid bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. ada yang mengadakan dengan membaca kitab-kitab maulid dari para auliya, ada yang memperingati dengan ceramah-ceramah yang membangun dan mengajak pada kesatuan dan persatuan umat, atau peringati saja dengan berdzikir dan bersholawat di majlis-majlis, bahkan di rumah masing-masing. yang penting niat kita untuk mengenang jasa-jasa beliau.
diawal sudah saya katakan bahwa bulan desember tahui ini (2015) sungguh istimewa karena Maulid dan Natal hadir beriringan, lantunan sholawat dan lagu natal merdu bergantian. semua merayakan dalam suka-cita. alangkah indahnya persatuan, alangkah indahnya perbedaan. jika Muhammad SAW dan Isa Al-masih diutus untuk mengubah akhlak manusia dan menyebarkan kasih sayang. Layakkah pengikutnya saling menghina, saling mencaci dan saling membenci? mari kita merenung sejenak.
Selamat memperingati MAULID bagi yang memperingati, selamat hari NATAL bagi yang ber-natalan. Selamat berlibur untuk kita semua.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H