Dana desa yang digulirkan di pedesaan tempat tinggal sebagian besar petani, belum mampu membuat petani sejahtera. Adanya dana desa memang cukup menyerap tenaga kerja terutama kalangan muda untuk berwirausaha, mengembangkan wisata dan perbaikan sarana dan prasarana desa. Tetapi dana desa ini seakan semakin menjauhkan pemuda dengan pertanian.
Pemuda seperti dininabobokkan dengan dana desa yang diperuntukkan untuk sektor di luar pertanian. Tetapi bagaimana dengan generasi tua yang notabene bekerja sebagai petani. Hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018 yang dilakukan BPS mencatat umur petani Indonesia berada di dominasi pada umur 45 tahun ke atas, yaitu sebanyak 60,71 persen. Petani yang berumur 35 sampai 44 tahun sekitar 24,39 persen dan petani yg berumur kurang dari 35 tahun sebanyak 14,90 persen.
Petani generasi "tua" hanya menonton. Petani yang renta hanya pasrah menerima nasib dan tetap dengan ikhlas bergantung pada hasil pertaniannya. Petani tidak punya pilihan lain atau mengembangkan usahanya karena keterbatasan lahan, fisik dan pendidikan yang rata-rata di bawah tamatan SD.
Ini masalah serius yang harus segera ditangani. Rendahnya tingkat kesejahteraan petani tentunya akan berimplikasi terhadap banyak hal, salah satunya krisis regenerasi petani.Â
Padahal, beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami bonus demografi. Pemuda tidak tertarik dengan pertanian yang pekerjaannya kotor dan pendapatan yang diterima masih kurang dan tidak pasti. Bahkan banyak petani itu sendiri yang menginginkan untuk bekerja di sektor usaha lain. Kalau ini terjadi maka kelak akan menyebabkan krisis petani.
Masalah Pertanian di Indonesia
Beragam program untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian hingga penggelontoran dana yang besar telah dilakukan oleh pemerintah tapi hingga hari ini permasalahan pertanian masih jauh dari parameter yang seharusnya jika kita sesuaikan dengan sumberdaya yang ada.
Beragam masalah klasik masih sering kita temui di sektor pertanian, belum lagi jika kita bandingkan dengan negara thailand dan vietnam yang semula belajar pertanian dari Indonesia tapi saat ini harus kita akui bahwa sektor pertanian mereka jauh melesat diatas kita bahkan hingga 50 kali lebih maju dari pada sektor pertanian kita.Â
Dulu Indonesia pernah swa sembada beras tapi hari ini kita justru impor beras sungguh bertolak belakang dengan fakta begitu luasnya lahan pertanian kita dibanding dengan negara lain seperti Thailand yang justru menjadi eksportir pertanian di dunia.
Permasalahan hingga saat ini yang masih dihadapi oleh pelaku sektor pertanian diantara seperti
Pertama, permasalahan lahan, dimana pada umumnya petani kita memiliki lahan yang sempit dan tidak sedikit pula para petani kita adalah petani penggarap lahan yang tidak memiliki lahan.