Perkembangan teknologi informasi di saat ini begitu pesat. Era milenial dan era revolusi industry 4.0 ditandai dengan banyaknya media cetak dan media online yang terus mencoba mempertahankan eksistensinya. Di sisi lain media sosial tumbuh begitu pesat, dengan Style-nya sendiri. Masyarakat nampaknya begitu menyenangi perkembangan media sosial ini dan tak sedikit yang menggandrunginya. Â
Melalui media sosial, seorang individu tidak hanya bisa mengekspresikan opini yang mampu mendorong terjadinya diskusi, tapi juga bisa menguatkan konsep eksklusivitas sebuah kelompok dimana terkadang membawa pada sebuah sikap kelompok merasa dirinya paling benar sendiri, dan menilai pihak yang berbeda sebagai pihak yang salah baik dari berbagai susut pandang, bisa ideologi atau sisi argumentatif lainnya.
Di era sekarang betapa mudahnya kita bisa kongkow di dunia maya, dunia tanpa batas walau sebenarnya tidak tak terbatas, kita bisa mengutarakan apa saja bahkan kegiatan menggiring opini juga genjar terjadi pada dunia ini. Namun, keberadaan kelompok yang merasa benar di media sosial, harus menjadi perhatian bersama. Kenapa? Karena mereka seringkali menyebarkan provokasi, ujaran kebencian, dan informasi hoax yang bisa menyesatkan masyarakat. Dan intensitasnya terus mengalami peningkatan. Apalagi di tahun politik seperti sekarang ini, bibit kebencian terus bermunculan di dunia maya yang akan merambah ke dunia nyata.
Fenomena kelompok radikal, Intoleran dan fundamentalis yang menguasai dunia maya akan banyak dimanfaatkan oleh kepentingan-kepentingan yang akan membawa kekacauan didunia nyata. Gangguan semacam itu harus dibersihkan. Lalu, siapa yang bertugas membersihkan itu semua? Kita. Kita sebagai generasi milenial lah yang juga harus berkontribusi aktif menjaga dunia maya dari segala bibit kebencian. Jika para generasi muda di era kemerdekaan harus berperang untuk menunjukkan semangat nasionalismenya dengan memanggul senjata, maka di era milenial ini, generasi muda juga harus mampu menunjukkan semangat yang sama.
Tentu bukan dengan cara berperang secara fisik seperti nenek moyang kita masih muda dulu. Mewujudkan nasionalisme digital atau bisa kita sebut dengan Digitalisasi Nasionalisme salah satunya bisa dengan cara menebarkan pesan damai di media sosial. Pesan damai disini adalah pesan yang tidak menjelekkan orang lain, pesan yang tidak mengandung sentimen SARA dan pesan yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Nasionalisme digital di era milienial harus menjadi komitmen bersama. Tidak hanya generasi muda, generasi tua yang hidup di era ini, juga harus melakukan hal yang sama. Stop segala perkataan yang menyudutkan dan menjelekkan pihak lain.
Mari kita semua suarakan untuk hidup rukun dan saling menghargai antar sesama anak bangsa. Mari kita lihat nilai-nilai yang telah diwariskan nenek moyang kita. Tidak ada satupun nilai-nilai kearifan lokal, yang mengajarkan kebencian. Kita terus tularkan nilai-nilai positif ini melalui media sosial yang kita harapkan bisa berimbas positif di dunia nyata. Kita semua tahu dunia maya lewat  media sosial sudah terlalu banyak pesan-pesan kebencian, yang dikhawatirkan bisa memicu terjadinya perpecahan di tengah masyarakat.
Memperingati kemerdekaan Indonesia ke-73 Sebagai generasi milenial, kita wajib mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal potisif, inovatif, kreatif, dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Membersihkan negeri dari segala pengaruh negatif, karena Negeri ini sudah menjadi dua dimensi yaitu dunia maya dan dunia nyata maka kita harus berkontribusi memberikan hal-hal positif untuk menangkal isu-isu negatif yang membawa perpecahan anak bangsa.Â
Semua itu sama halnya berjuang mempertahankan negeri ini dari potensi ancaman. Ingat, Indonesia adalah negara yang sangat luas dengan berbagai macam kekayaan dan keindahan alamnya. Kalau bukan kita para generasi penerus yang mempertahankan, lalu siapa lagi.
Selamat Merayakan Hari Raya Kemerdekaan Indonesia Ke-73
Â
DIRGAHAYU INDONESIA
INDONESIA DAMAI DI DUNIA NYATA DAN DUNIA MAYA
Â
Salam.
Ditulis juga pada laman Inspirasi.co.id dengan judul Nasionalisme berbasis android
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H