Beberapa hari yang lalu kita dikagetkan dengan berita tertangkapnya seorang pria berinisial "EPW" salah satu pegawai di sebuah perguruan tinggi negeri di Banyuwangi oleh Densus 88 Anti teror karena di duga terlibat kegiatan teror atau Teroris.Â
Jika melihat sekilas berita ini mungkin kita sering melihat di televisi banyak kasus serupa tapi jika ini terjadi di Banyuwangi, sebuah kabupaten ujung timur pulau Jawa yang akhir-akhir ini banyak menjadi buah bibir karena segudang prestasi yang membanggakan tentunya akan menjadi setitik noda hitam nama Banyuwangi yang sudah dikenal masyarakat banyak sebagai kabupaten kaya akan pariwisata dan banyak prestasi tercipta.
Teroris mengintai Kota Pariwisata BanyuwangiÂ
Tapi sebenarnya jika kita mau meruntut kebelakang, Banyuwangi bukan kali ini saja dikaitkan dengan teroris, dari beberapa peristiwa setidaknya ada beberapa aksi rdikalis-teroris yang mencatut nama Banyuwangi, diantaranya, (1) Pembantaian 20 orang oleh seorang petani bernama Wirjo 15 April 1987 dikenal dengan " Tragedi wirjo / wiryo " atau juga "pembantaian Banjarsari";Â
(2) tahun 1998, "Tragedi Ninja atau Pembantaian Banyuwangi", dimana terjadi sebuah pembantaian atas 147 orang yang diduga dukun santet dan merembet ke pembantaian para pemuka agama islam;Â
(3) Desember 2014, ditangkapnya Adi Margono seorang warga Kelurahan Kebalenan karena terlibat kegiatan teror;Â
(4) Februari 2018, kasus Suliono warga Desa Kandangan Pesanggaran karena menyerang jemaat gereja di Yogyakarta;Â
(5) Februari 2018, warga Desa Benculuk bernama Rizal Muzaki ditangkap di Poso karena terlibat  kegiatan teror;Â
(6) Pelaku boom bunuh diri sekeluarga pada 13 Mei 2018 di beberapa tempat ibadah di Surabaya adalah warga Muncar Banyuwangi ,Â
(7) 15 Mei 2018, warga Banyuwangi ditangkap di Pandaan, Pasuruan, karena terkait boom bunuh diri di Surabaya. Dan yang terakhirÂ
(8) 1 Agustus 2018 Densus 88 melakukan Penangkapan seorang pegawai negeri sipil Politeknik Banyuwangi bernama Eka puput warsa.