Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Moral dan Tanggung Jawab faktor Penentu Suksesnya Pemberdayaan Masyarakat

7 Februari 2017   06:15 Diperbarui: 7 Februari 2017   08:15 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(sebuah upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembangunan Desa )

Empowerment  atau pemberdayaan secara singkat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) alternatif perbaikan kehidupan yang terbaik . Karena itu, pemberdayaan  dapat diartikan sebagai proses terencana guna meningkatkan skala/upgrade utilitas dari obyek yang diberdayakan. Dasar pemikiran suatu obyek atau target group perlu diberdayakan karena obyek tersebut mempunyai keterbatasan, ketidakberdayaan, keterbelakangan dan kebodohan dari berbagai aspek. Oleh karenanya guna meng-upayakan kesetaraan serta untuk mengurangi kesenjangan  diperlukan upaya merevitalisasi untuk mengoptimalkan utilitas melalui penambahan nilai. Penambahan nilai ini dapat mencakup pada ruang bidang aspek sosial, ekonomi, kesehatan, politik dan budaya.

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat adalah terciptanya keberdayaan masyarakat yang dijadikan obyek pemberdayaan, pemberdayaan masyarakat identik dengan sebuah program memberikan nilai tambah masyarakat di pedesaan sehingga mampu membuat alternaif terbaik dalam rangka peningkatan taraf hidup dan sosial masyarakat. 

Keberdayaan masyarakat, adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive) dan (dalam pengertian yang dinamis) mampu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan-tujuannya.  Karena itu, memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk (terus menerus) meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat  “bawah” yang tidak mampu melepaskan diri dari perang-kap kemiskinan dan keterbelakangan.  Dengan kata lain, pember-dayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan meningka-kan kemandirian masyarakat.  Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya.

Bagian dari kegagalan pemberdayaan masyarakat akibat pemberian batuan tanpa sosialisasi dan syarat yang baik, dan mengabaikan pembentukan karakter masyarakat yang bersangkutan. Kebanyakan kejadian ini pada daerah terkena bencana dengan memberikan bantuan secara bebas tersebut menjadi pembelajaran karakter yang kurang baik akhirnya sehingga banyak masyarakat yang selalu mengharapkan bantuan atau pemberian setiap ketemu orang NGO atau orang kaya dan muncul kecenderungan mengabaikan tanggung jawab, dan jika dalam batas waktu tertentu tidak mendapatkan sesuatu yang diaharapkan maka cenderung menjaga jarak dan tidak mendukung kegiatan sosial dan kemanusiaan tersebut. 

Sehingga akibatnya selama ini jika suatu lembaga NGO mengundang masyarakat untuk rapat maka NGO yang mengundang perlu menyediakan makanan dan bahkan transportasi sebagai ganti rugi (gaji harian) masyarakat yang datang pada rapat, dan setelah datang ternyata dia tidak mendapatkan batuan atau bagiannya lebih kecil dari pada bantuan yang diperoleh orang lain maka dukungannya bisa berkurang. Jelas ini pemahaman dan karakter yang tidak membangun.

Perkembangan karakter masyarakat yang kurang baik tersebut dapat disebabkan karena pemberian bantuan dari lembaga donor yang tanpa pembelajaran karakter positif juga karena masyarakat menyadari bahwa kebanyakan pimpinan suatu NGO international adalah orang asing dengan gaji atau honor sangat tinggi sehingga masyarakat lokal juga orientasinya adalah materi. Ketika manajer orang Indonesia gajinya jauh lebih rendah dibanding dengan gaji manajer orang asing maka, dengan demikian diskriminasi terjadi di dana.

Banyak daerah yang pernah dimasuki NGO tanpa pembentukan karakter positif pada masyarakat muncul gaya hidup konsumtif masyarakat, muncul keegoisan dan kesombongan yang tinggi dan kecenderungan mengharapkan bantuan dari orang atau lembaga lain meningkat. Keresahan ini juga terjadi pada lingkungan anak-anak, misalnya jika seorang anak diminta oleh orangtuannya untuk mengerjakan suatu kegiatan tanpa memberikan sejumlah uang sebagai imbalan maka anak tersebut cenderung menolak permintaan orangtuannya. 

Bentuk karakter seperti ini jika dibiarkan terus menerus akan berakibat kemiskinan moral dan ekonomi semakin parah, dalam kata lain, pembentukan karakter buruk pada masyarakat adalah strategi terbaik untuk merusak masa depan masyarakat akar rumput dan bahkan masa depan suatu negara yang bersangkutan.

Perkembangan ekonomi tanpa didukung dengan pengembangan karakter positif dapat menimbulkan persoalan baru yang mungkin lebih buruk dari pada sebelumnya, misalnya dengan kemajuan ekonomi seseorang yang karakternya masih mempihatinkan maka orang tersebut dapat menjadi sombong, egois, penindas atau penjajahan baru terhadap kehidupan orang lain.

Pemberdayaan masyarakat jangan hanya selogan saja tetapi hendaknya betul-betul diwujudkan dengan baik, dan pemberdayaan masyarakat jangan hanya sebagai strategi pencapaian kebutuhan internal suatu organisasi atau pribadi. Banyak perusahaan yang mengelola dana sosial  atau curporate social responsibility (CSR) mereka, sementara tujuan dan strategi manajemen perusahaan dengan program pemberdayaan masyarakat jelas berbeda, dan oleh karena itu maka pengelolaan dan penyaluran CSR suatu perusahaan sebaiknya dipercayakan pada yayasan lokal yang memiliki hati dan komitmen pada pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan integritas dan pengalaman serta kesediaan menjadi Fasilitator yang tinggal (living-іn) dalam lingkungan masyarakat setempat supaya berbaur dan mengetahui betul berbagai potensi dan persoalan yang dihadapi masyarakat daerah tersebut untuk dicarikan solusi terbaik. 

Pengelolaan dan penyaluran dana CSR dari perusahaan akan lebih tepat lagi jika melibatkan langsung pengurus / perangkat desa, dengan mengoptimalkan peran perangkat RT/RW, tentunya penyaluran dana CSR tidak hanya berupa bantuan pendanaan tapi juga pelatihan perangkat desa dalam mengelola dana yang akan disalurkan, adanya komunikasi serta kesepahaman yang jelas antar pemberi bantuan dan perangkat desa sehingga dana yang disalurkan bisa bermanfaat secara optimal demi peningkatan taraf hidup dan sosial masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diantaranya pemberian kesempatan kerja, usaha, kesehatan dan pendidikan. Dengan pemahaman yang benar tentang pemberdayaan masyarakat maka semestinya dana CSR dan/atau dana sosial dipercayakan kepada lembaga sosial dengan melibatkan banyak masyarakat akar rumput dan difabel dalam melaksanakan program tersebut sehingga pemberian kesempatan kerja terwujud dengan baik.

NGO  atau lembaga donatur baik lokal maupun international serta para perusahaan pemberi CSR  diharapkan memahami metode pemberdayaan masyarakat yang sesuai pada kebutuhan masyarakat akar rumput dengan bermitra pada organisasi lokal yang memiliki integritas atau manajemen terbuka dan profesionaliemen yang tinggi. Berdasarkan metode seperti ini tujuan baik dari lembaga donor akan cepat tercapai dengan memberikan kesempatan pada organisasi lokal untuk berkembang dan mandiri secara professional.

Sering kita kurang peka pada penyebab kegagalan program pemberdayaan masyarakat selama ini, dan bahkan terkadang kegagalan dianggap suatu hal yang wajar terjadi, atau kegagalan tersebut terjadi karena suatu kesengajaan?. Mari kita melihat kebelakang sejenak, dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, berapa banyak masyarakat akar rumput yang mendapatkan kesempatan kerja di dalamnya? Berapa besar dana sampai pada sasaran yang seharusnya hak masyarakat akar rumput? Bagaimana metode dan komitmen kita berikutnya? Supaya masyarakat akar rumput, masyarakat yang pernah mengalami kusta atau difabel tidak merasa dipermainkan.

Pemberdayaan masyarakat adalah tanggung jawab kita bersama, pihak swasta baik organisasi profit oriented ( Perusahaan ) maupun organisasi Nirlaba ( Lembaga sosial / NGO ) memiliki peran yang tidak boleh ditinggalkan dalam upaya pemberdayaan masyarakat, ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam rangka pemberdayaan masyarakat terlebih oleh pihak swasta yaitu pengembangan sumberdaya masyarakat setempat, sebelum diberikan bantuan kita harus mampu memetakan kebutuhan masyarakat desa itu sendiri tentunya dengan pendekatan langsung kepada mereka, kita harus memberikan pelatihan dalam pengelolaan dana bantuan sesuai dengan rencana pemakaian dana untuk kebutuhan masyarakat, evaluasi secara berkala serta monitoring juga sangat diperlukan, memastikan dana bantuan yang diberikan harus benar-benar terpakai untuk pemberdayaan masyarakat, jika perusahaan ( khususnya ) tidak memiliki banyak waktu dan tenaga untuk semua itu maka perusahaan bisa bekerja sama dengan organisasi sosial yang memiliki kredibilitas yang bagus dalam bidang pemberdayaan masyarakat, atau bekerja sama langsung dengan organisasi masyarakat lokal, organisasi kepemudaan serta melibatkan akademisi setempat seperti perguruan tinggi dengan lembaga penilitian dan pemberdayaan masyarakatnya, organisasi kemahasiswaan. 

Semua itu bertujuan agar pemberdayaan masyarakat mengedepankan moral serta tanggung jawab serta tujuan dari program tersebut benar - benar dirasakan oleh semua masyarakat bukan hanya segelintir masyarakat yang hanya memanfaatkan adanya program tersebut untuk kepentingan pribadi dan golonga.

Pemberdayaan masyarakat baik oleh pemerintah maupun swasta seyogyanya harus fokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat bukan hanya sebagai program pencritaan atau ladang mencari nafkah bagi segelintir orang, karena beban moral dalam program ini adalah sangat besar, beberapapun rupiah yang digelontorkan jika pengelolannya mengkesampingkan moral serta tanggung jawab maka masyarakat akar rumput yaitu masyarakat yang benar-benar membutuhkan tidak akan pernah menerima manfaatnya dengan tepat, hanya akan dijadikan lahan mencari nafkah bagi mereka yang tidak memiliki martabat, hanya dengan moral dan tanggung jawab kita akan mampu mewujudkan keberdayaan masyarakat.

Sumber Tulisan : 

1. http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-dan-pemberdayaan-masyarakat.html

2. http://csrindonesiaku.blogspot.co.id/2013/10/apa-itu-csr.html

3. http://arumfoundations.blogspot.co.id/2013/07/berdayakan-masyarakat-akar-rumput.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun