Ibrahim bin Adham mengartikan keikhlasan sebagai kejujuran niat dihadapan  Allah .
Abu Utsman Al-Maghribi menjelaskan keikhlasan yang dari melupakan perhatian makhluk ,sehingga seluruh perhatian tertuju pada Allah SWT saja
Allah dalam Surah Az-Zumar ayat 2 memerintahkan hamba-Nya untuk selalu beribadah dengan ikhlas dan taat.
Arab Latin: Inn anzaln ilaikal-kitba bil-aqqi fa'budillha mukhlial lahud-dn
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.
Keikhlasan bertempat dalam hati seseorang, untuk itu Rasulullah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tetapi Dia hanya melihat hati dan amalmu". (HR Muslim)
Nabi SAW menganalogikan amal yang berlandaskan dengan ikhlas dalam hati yang seperti bejana. Dari Muawiyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis.
Artinya: "Sesungguhnya amalan itu seperti bejana. Jika bagian bawahnya baik maka baik pula bagian atasnya. Jika bagian bawahnya rusak, bagian atasnya pun rusak". (HR Ibnu Majah)
niatnya seorang muslim yang di ibaratkan dengan bagian dasar bejana.yang mana bila niatnya itu baik,hanya berharap kepada Allah, maka hasilnya itu berupa kebaikan dari Allah.
 jika niatnya tidak andalkan saja kepada allah ,maka hasilnya adalah kebaikan dan keberkahan dari Allah.
Baca juga:
Pengertian Iman dalam Islam, Sebuah Keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya