Mohon tunggu...
Nawangwulan Sahda
Nawangwulan Sahda Mohon Tunggu... Lainnya - Sahda dwi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Media Massa Industri 4.0 yang Terus Menerus Digemari Masyarakat

7 Mei 2021   20:12 Diperbarui: 7 Mei 2021   20:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksistensi media massa sangat di gemari sekali, khususnya pada kalangan remaja. tetapi seiring perkembangan jaman, hadirnya media baru dengan platfom digital serupa tahun ke tahun semakin meningkat dan mendominasi. Terutama dikalangan anak muda, karakter media baru yang lebih felksibel membuat keberadaan media baru tersebut semakin digandrungi. 

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya perubahan pola penggunaan media konvensional ditunjukan oleh hasil rendahnya tingkat penggunaan media beralih kepada menonton program televisi melalui platfom digital lain seperti youtube. Dibutuhkan sinergisitas, kreatifitas, dan kualitas program yang baik agar media televisi masih dapat terus eksis menghadapi pesatnya perkembangan teknologi di era digital

Saat ini, memahami eksistensi media pemberitaan tidak cukup hanya dengan mengkaji cara kerja praktisi serta khalayak dalam upaya mememenuhi kebutuhan informasi. Hal tersebut memerlukan juga penelusuran tentang perubahan konsep media pemberitaan yang dipengaruhi perkembangan teknologi pendukungnya. Konsep media senantiasa mengikuti dinamika peradaban manusia yang saat ini telah memasuki era masyarakat informasi (Aoyama & Castells, 2002).

Jika dibandingkan dengan era sebelumnya (era masyarakat pertanian dan era masyarakat industri), media penyiaran abad ini memiliki karakteristik yang semakin kompleks. Sebagai ilustrasi, dapat dilihat bagaimana karakteristik media penyiaran televisi di Indonesia pada masa orde baru (1966-1998). Pesan atau informasi dan khalayak menerimanya tanpa memiliki peluang luas untuk memberikan feedback atau umpan balik. Media komunikasi massa saat itu bersifat dari satu pihak ke massa dengan umpan balik yang terbatas (Straubhaar & LaRose, 2006).

Fenomena ini menjelaskan adanya unsur interaktivitas yang menjadi ciri khas media pemberitaan era masyarakat  informasi, yang di dalamnya, khalayak tak cuma memiliki kesempatan untuk memberikan pesan  namun memodifikasi isi pesan yang disajikan (Straubhaar & LaRose, 2006)

Selain interaktivitas yang ditawarkan, media pemberitaan baru juga memiliki karakteristik yang tidak kalah penting, yaitu digitalisasi. Tidak dapat dipungkiri lagi, media penyiaran dengan platform digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan media analog atau konvensional. Selain membuka jalur komunikasi dua arah, media baru era informasi memiliki performa kualitas tayangan serta sebaran yang lebih luas. Karakter terakhir yang diusung adalah Audience Generated, bahwa media baru memungkinkan khalayak mendistribusikan konten yang mereka himpun sendiri (Straubhaar & LaRose, 2006).

Pada era masyarakat informasi industri media massa mau tidak mau harus bertransformasi dari bentuk analog menjadi digital. Karena ciri khas produk teknologi di era ini menawarkan produktivitas, efisiensi, kecepatan dan lintas batas. 

Perangkat komunikasi teks, audio dan visual yang sebelumnya terpisah kini berpadu dan konvergen dalam satu perangkat transmisi yang menggabungkan fungsi media penyiaran lama ke dalam satu platform media baru. Semuanya didukung oleh jaringan global Internet, yang bahwa media massa, komputer, dan jaringan telekomunikasi saling berintegrasi atau belakangan lazim disebut sebagai konvergensi media (Straubhaar & LaRose, 2006).

Perlu diperhatikan pula, munculnya Internet tak dapat dilihat secara parsial sebagai hasil sebuah evolusi teknologi namun juga aspek budaya yang melihat teknologi dari sisi tujuan, nilai, kode etik, keyakinan akan kemajuan, kesadaran dan kreativitas (Pacey, 2000). Kehadiran teknologi Internet dapat dimaknai sebagai perangkat yang mengubah tatanan produksi dan distribusi informasi, yang bahwa khalayak juga memiliki peran signifikan bukan hanya penyelenggara atau praktisi industri media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun