Mohon tunggu...
Nawang Wulandari
Nawang Wulandari Mohon Tunggu... -

Freelance Writer / Mahasiswi Pascasarjana UIN Malang / Penyuka rinai hujan dan warna ungu / Hanya seseorang yang ingin bisa lebih baik bagi agama, keluarga dan lingkungan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mimpi yang Lelah Berkelana

29 November 2013   07:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:33 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi yang bisa dilakukan gadis yang merindukan pujaan Selain lelap yang digadai dalam doa-doa malam Atau menanam sungai di pipi dengan aliran airmata yangmemecah bebatuan Tak ada lagi yang kita tunggu selain restu terseduh dari hati para tetua dengan ikhlas penuh Sedang semua rasa dalam dada tak henti-henti bergemuruh Tentangpenyamudraan hati yang inginsegera berlabuh Memuarakannya dalam ijab qabul utuh Katamu, kita akan membangun cita cinta Dari mimpi-mimpi yang lelah berkelana Pada malam-malam pekat miskin cahaya Telah tua asa kita langitkan Terbang jauh, payah menemukan tepian; adalah kepedihan. Seperti burung-burung kecil dianiaya kehausan Lelah hampirjatuh dari dahan-dahan harapan Kabarkan kedatangan, Kakanda Bersama aroma Singkarak yang harum diteruskan siut angin yang tak henti tersenyum hingga penantian lebur dalam syukur yang terlantun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun