Mohon tunggu...
Nawang Dwi Retno
Nawang Dwi Retno Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Hi, saya Nawang Dwi Retno. Seorang mahasiswa S1 Gizi Universitas Negeri Surabaya yang juga mempunyai hobi menulis. Saya akan membicarakan berbagai isu tentang kesehatan, olahraga, musik, hingga bahasa, khususnya bahasa korea.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Awas! Takut Makan Tanda Anoreksia

25 Februari 2024   20:35 Diperbarui: 25 Februari 2024   21:02 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakutan akan gemuk, takut dicemooh, atau kekhawatiran tentang penampilan seringkali mendorong seseorang, khususnya perempuan untuk menunda makan. Namun, tanpa disadari, kebiasaan ini dapat membawa dampak serius pada kesehatan mental dan fisik seseorang, salah satunya adalah risiko terkena anoreksia.

Anoreksia merupakan gangguan makan yang serius, di mana seseorang menolak untuk makan dengan cukup demi mencapai berat badan yang sangat rendah. Kebiasaan menunda makan karena ketakutan akan gemuk atau takut tidak cantik bisa menjadi pemicu utama anoreksia.

Anoreksia bukanlah sekadar masalah fisik, tetapi juga melibatkan aspek kesehatan mental yang serius. Seseorang yang mengalami anoreksia cenderung memiliki persepsi yang tidak realistis terhadap berat badan dan bentuk tubuh mereka, serta mengalami kecemasan yang ekstrem terkait makanan, berat badan, dan penampilan.

Meskipun menjaga pola makan yang seimbang dan rutin berolahraga adalah langkah penting dalam mencegah anoreksia, kita tidak boleh mengabaikan peran penting kesehatan mental. Mengelola stres, membangun rasa percaya diri, dan mencari dukungan sosial adalah bagian integral dari menjaga keseimbangan hidup yang sehat. Terutama dalam masyarakat yang sering menekankan pada standar kecantikan yang tidak realistis, penting bagi individu untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai kesehatan mental dan mengakui bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan tidak tergantung pada ukuran tubuh atau penampilan fisik semata.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun