Mengonsumsi kentang dengan kulitnya umumnya aman, asalkan kentang tersebut bersih, bebas dari toksin atau kerusakan, dan kentang tersebut benar-benar matang. Kentang mengandung banyak nutrisi, termasuk serat, vitamin, dan mineral, yang terutama terdapat di kulitnya. Mengonsumsi kulit kentang dapat meningkatkan asupan serat dan nutrisi lainnya dalam makanan.
Menurut penelitian, kentang yang dikonsumsi dengan kulitnya memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi, mencapai 1,38 mg per 100 gram, dibandingkan dengan daging umbinya sendiri yang hanya mengandung sekitar 0,51 mg per 100 gram. Oleh karena itu, mengonsumsi kentang dengan kulitnya dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk meningkatkan asupan zat besi dalam diet.
Kentang yang dimasak tanpa dikupas kulitnya memiliki kadar vitamin C yang lebih tinggi daripada yang dikupas. Hal ini memberikan manfaat tambahan sebagai antioksidan yang efektif dalam melawan radikal bebas di dalam tubuh, membantu menjaga kesehatan dan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif.
Mengonsumsi kentang dengan kulitnya, juga mampu menurunkan kadar glikemik indeks pada kentang. Hal ini dikarenakan kulit kentang mengandung serat yang tinggi, mencapai 5 gram per 100 gram. Serat tersebut membantu dalam proses pencernaan dan memperlambat penyerapan glukosa, sehingga mengurangi lonjakan gula darah setelah mengonsumsi kentang. Dengan demikian, mempertahankan kulit kentang saat mengonsumsinya dapat menjadi strategi yang baik untuk mengontrol kadar gula darah dan menjaga kesehatan metabolik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H