Mohon tunggu...
Nawang Dwi Retno
Nawang Dwi Retno Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Hi, saya Nawang Dwi Retno. Seorang mahasiswa S1 Gizi Universitas Negeri Surabaya yang juga mempunyai hobi menulis. Saya akan membicarakan berbagai isu tentang kesehatan, olahraga, musik, hingga bahasa, khususnya bahasa korea.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Banyak Pemuda Indonesia Meninggal Gara-Gara Kurang Gerak? Kok Bisa

23 Januari 2024   17:54 Diperbarui: 23 Januari 2024   18:07 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kematian pemuda Indonesia akibat gangguan jantung semakin meningkat, sejalan dengan fakta bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab utama kematian global. Menurut data WHO, setiap tahunnya 17.5 juta nyawa melayang karena kondisi ini. Kurangnya aktivitas fisik, tingkat stres yang tinggi, dan pola makan yang tidak sehat pada era ini menjadi pemicu utama munculnya penyakit mematikan tersebut.

1. Sedentary lifestyle atau kurang gerak. Gaya hidup kurang gerak bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi potensi pemicu serangkaian masalah kesehatan serius. Dampaknya melibatkan resistensi insulin, gangguan kardiovaskular, obesitas, lonjakan gula darah, hingga dampak psikologis seperti depresi, yang semuanya dapat merenggut kualitas hidup. Oleh karena itu, menjaga kesehatan jantung dan kesejahteraan mental memerlukan upaya sederhana seperti bergerak, bahkan hanya dengan berjalan kaki. 

2. Stres. Kesehatan mental yang terganggu dapat memberikan dampak serius pada kesehatan fisik, karena badan dan pikiran membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan. Stres, sebagai salah satu penyebab utama gangguan mental yang dapat menyebabkan kurangnya kemampuan mengubah respon tubuh secara signifikan, meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan meningkatkan risiko penyumbatan saluran peredaran darah. 

3. Seringnya merokok. Sering merokok bukan sekadar kebiasaan, melainkan pemicu utama risiko penyakit serius seperti jantung koroner, stroke, dan gangguan kardiovaskular lainnya. Rokok mengandung zat berbahaya seperti nikotin, tar, dan senyawa polisiklik aromatik yang menjadi akar penyebab timbulnya masalah kesehatan ini.

4. Pola makan yang salah. Mengubah pola makan yang kurang sehat dapat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko penyakit jangka panjang, terutama pada generasi muda yang cenderung memilih junk food. Berikut beberapa tips efektif untuk mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular:

a. Pilihlah makanan whole food, seperti buah dan sayur, yang minim proses. Pastikan konsumsi protein, serat, karbohidrat kompleks, lemak baik, dan prebiotik mencukupi untuk mencegah risiko penyakit.

b. Gunakan metode memasak yang mempertahankan nutrisi, seperti kukus, rebus, dan tumis, sementara mengurangi makanan yang digoreng, terutama dengan minyak sayur.

c. Hindari konsumsi makanan atau minuman ultraprocessed seperti soft drink, makanan ringan, frozen food, minuman instan, cereal, dan mie instan.

d. Jaga kontrol porsi makan dan hindari overeating, karena hal ini dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dan berperan dalam mengendalikan berat badan.

Oleh karena itu, yuk mulai sekarang kurangi malas dan ayo hidup sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun