Musim hujan memang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare. Hal ini biasanya terkait dengan peningkatan jumlah air yang terkontaminasi, peningkatan reproduksi bakteri dan virus penyebab diare, serta kondisi sanitasi yang mungkin memburuk selama musim hujan.
Mengutip dari krakataumedika.com, diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan terkadang dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam sehari. Diare ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti kram perut, mual, dan demam.
Diare merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Infeksi ini terjadi karena adanya kontaminasi dari makanan atau minuman yang masuk ke dalam mulut manusia. Diare juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat dehidrasinya loh sobat kompasiana!
Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa selain dengan obat anti diare, pengobatan diare ini juga bisa dilakukan dengan memberikan diet makanan rendah serat dan tinggi protein. Serat dapat meningkatkan produksi tinja dan merangsang gerakan peristaltik usus, yang mungkin dapat memperparah gejala diare. Contoh makanan rendah serat dan tinggi protein adalah: ikan, telur, daging ayam, dan produk olahan susu.
Lalu apakah pemberian obat anti diare diperbolehkan?
Saat diare sebenarnya konsumsi obat anti diare seperti, Entrostop dan Diapet itu tidak boleh dikonsumsi jika tidak dalam keadaan mendesak. Hal itu dikarenakan pada saat mengonsumsi obat anti diare, obat itu bukannya mengeluarkan semua bakteri dan virus yang menginfeksi usus tapi malah menutupi bakteri dan virus itu sementara atau dapat dibekukan lah gampangannya. Nah, setelah efek obat itu hilang, tubuh otomatis bakal mengeluarkan reaksi sakit perut dalam bentuk diare yang tujuannya itu untuk mengeluarkan bakteri dan virus tersebut dari usus. Oleh karena itu kalo bisa jangan pake obat dulu ya sob, pake larutan oralit dulu baru pake obat anti diare.
Kapan zinc digunakan?Â
Zinc digunakan ketika tubuh benar-benar lemas dan dalam kondisi serius, seperti diare akut, diare pada anak-anak, Â dan diare persisten. Zinc ini juga dapat ditemukan dalam makanan loh sobat kompasiana!
Berikut contoh makanan yang mengandung zinc: daging merah, ayam, ikan salmon, ikan tuna, kacang-kacangan (kacang almond, kacang kedelai, kacang tanah), telur, sayuran hijau (bayam, brokoli), buah-buahan (apel, persik), ati ayam, kerang, dan masih banyak lagi.
Namun perlu diingat, makanan untuk pasien diare itu harus lumat dan rendah serat.
Anjuran kecukupan zinc dalam sehari menurut kemenkes:
Anak-anak usia 1-3 tahun: 5 mg per hari
Anak-anak usia 4-8 tahun: 10 mg per hari
Anak-anak usia 9-13 tahun: 10-20 mg per hari
Dewasa: 8-11 mg atau 50 gr per hari
Sumber:
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indoensia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2019
Diare pada Anak, Penyebab dan Mengetasinya. (2017). RS Krakatau MedikaÂ
Diet Lambung. (2023). Puskesmas Ngawi
Modarski, Beth & Jodi Woff. (2017). Nutrition Focused Physical Exam Pocket Guide Second Edition. Academy of Nutrition and Dietetics.
Vitamin C, D, E, dan Zinc; Mikronutrisi untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh. (2021). Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H