Sungguh dinamis bukan politik sebenarnya? Lantas mengapa kita masih mengagungkan junjungan kita masing-masing dan menjelekan kubu lain?
Momen kemerdekaan hendaknya dimaknai dengan sebuah nilai yang sangat penting dari sebuah kepentingan kubu, pihak, ataupun golongan. Jauh dari itu semua para pendiri bangsa meletakan perbedaan sebagai pondasi persatuan bangsa kita.
Maka penulis mengajak kita semua sebagai bagian dari kemajemukan bangsa untuk menggalakan nilai perdamaian, ukhuwah serta persatuan bangsa. Marilah kita sama-sama mencerdaskan diri kita masing-masing, harus pandai menelaah berita ataupun propaganda yang masuk. Mampu pula menahan diri dari bagian penyebaran benih kebencian di antara sesama anak bangsa.
Jangan sampai kita mengulang pilpres efek yang gap itu terjadi dari pasca-Pilpres 2014 sampai saat ini. Saling menjelekan dan menjatuhkan, bukan lagi adu gagasan namun hanya adu kebencian. Seakan memupus makna kemerdekaan yang damai selama ini.
Akhirnya siapapun presiden kita pada tahun 2019 nanti hendaknya kita hormati. Karena mereka yang berkompetisi adalah kader terbaik bangsa. Dan kalah menang pasca kompetisi harus diimbangi dengan sikap sportif. Salam damai MERDEKA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H