Mohon tunggu...
Nawaf
Nawaf Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, Alumni PII

Minat tehadap game, perkembangan teknologi, dan komunitas media sosial Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UINSA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Twitter, Awal Mula Pengangkatan Isu Oleh Pemuda

31 Oktober 2021   13:39 Diperbarui: 31 Oktober 2021   13:54 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Twitter (source:tekno.sindonews.com)

Kebebasan berpendapat akhir-akhir ini dimarakkan kembali oleh para pemuda dalam cuitan Twitter.

Seperangkat isu muncul dan menjadi viral hingga menyadarkan masyarakat akan pentingnya hal tersebut.

Tak jarang pula isu yang sudah lama dan tidak terusut dengan tuntas, viral dan diusut kembali. Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya dampak yang diberikan oleh sosial media dengan logo burung biru tersebut.

Salah satu alasan beraninya speak up para pemuda ialah keamanan privasi yang berlindung dibalik sebuah akun anonim, yaitu menulis cuitan dengan profil samaran. Tentu akun anonim tidak selamanya baik, seperti halnya ujaran kebencian, sehingga orang-orang serasa bebas menghujat suatu hal.

Akun anonim pula dapat dikatakan baik jika tujuannya memang speak up suatu kasus sensitif dengan melindungi identitas asli mereka, walupun dalam beberapa kasus ternyata ada beberapa oknum yang kurang menyukai isu yang diangkat akan melakukan segala cara untuk mendapatkan identitas aslinya.

Sebagai contoh, pada sebuah isu belakangan ini yang viral mengenai cuitan salah seorang pengguna twitter.

Cuitan tersebut berbuntut dengan berbagai macam teror yang diterima oleh pemilik akun tersebut, dari DM Twitter, Instagram, bahkan menghubungi nomor telefon pribadinya.

"Kebebasan Berpendapat" diharuskan untuk dikaji ulang dengan adanya kasus serupa, bahkan terjadi dalam isu yang lain.

Tentu dari sini kita bisa belajar,  bahwa sosial media adalah dunia yang sangat luas, termasuk twitter. Alangkah baiknya untuk dipikirkan kembali momen dak diksi yang digunakan untuk mengungkap sebuah isu apapun, karena tidak semua orang mampu menerima itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun