Mohon tunggu...
Navyani Ainul Husnah
Navyani Ainul Husnah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aku bukan pemalas. Aku sedang menjalankan mode hemat energi.

It's won't be easy, but always try to do what's right.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Seleb TikTok Sisca Kohl dalam Membranding Diri di Media Sosial

9 April 2021   15:09 Diperbarui: 9 April 2021   16:26 3124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Akun TikTok @siscakohl

Nama Sisca Kohl sudah tidak asing lagi bagi para pengguna TikTok. Ia merupakan content creator di TikTok yang sering mengunggah video dengan menunjukkan kekayaannya bersama dengan sang adik, Aliyyah Kohl. 

Ia mulai aktif bermain TikTok sejak tahun 2018 namun namanya mulai viral usai ia mengunggah video miliknya yang sedang membongkar celengan semasa SD yang berisikan uang dengan pecahan seratus ribu rupiah dan lima puluh ribu rupiah dalam jumlah yang banyak, beserta dua buah ponsel bermerek Vertu Rococo buatan Inggris yang dikisar harga persatu ponselnya berjumlah 86 juta rupiah.

Video tersebut sampai saat tulisan ini dilansir, telah dilihat sebanyak 34,6 juta kali dan mendapat likes sebanyak 3 juta. Sejak saat itu ia mulai dijuluki crazy rich tiktok oleh para warganet. Akun TikTok miliknya @siscakohl pun sudah diikuti oleh 4,9 juta orang.

Personal branding itu sendiri ialah suatu aktivitas yang bisa mengendalikan cara pandang ataupun anggapan orang lain terhadap diri seseorang, sehingga dengan melakukan personal branding maka seseorang bisa mempengaruhi pemikiran orang lain terhadap dirinya sesuai dengan keinginannya.

Menurut Kartajaya (2005), bahwa brand tidak hanya sebuah produk, namun orangpun dapat membuat dirinya jadi suatu brand. Personal brand menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dibahas, sebab kian banyaknya seseorang yang sadar akan berartinya merek diri yang dimiliki, maka semakin mudah untuk bisa memposisikan diri sesuai yang kita harapkan.

Lantas, bagaimanakah cara Sisca Kohl membranding dirinya di media sosial? Mari kita simak!

1. A/B Testing

Menurut Harvard Business Review A/B testing merupakan metode untuk membandingkan dua jenis dari suatu hal demi mengenali mana yang bekerja lebih baik. Umumnya, eksperimen yang satu ini dicoba dengan menguji dua hal berbeda pada dua kelompok. Jadi, kamu bisa melihat strategi seperti apa yang lebih disukai oleh orang lain.

Hal itupun dilakukan oleh Sisca Kohl, pada awalnya ia membuat konten make up kemudian ia juga membuat konten makanan. Setelah itu terlihat bahwa konten makanan yang ia buat lebih banyak digemari oleh warganet, sejak saat itu ia mulai konsisten melakukan konten dalam bidang makanan.

2. Menjadi Berbeda

Pandji Pragiwaksono dalam youtubenya pernah berkata "Sedikit lebih beda lebih baik, dari sedikit lebih baik". Hal tersebut diterapkan oleh Sisca Kohl, konten memasak serta konten pamer harta sudah sering kita jumpai namun ia memiliki pembeda yaitu dari ciri khas nada suara yang ia gunakan. Ciri khas nada suara tersebut sangat mudah untuk kita ingat tetapi tidak mudah untuk ditiru oleh orang lain.

Nah, untuk kamu yang sedang membangun personal branding, coba tanyakan pada diri sendiri hal apa yang bisa membedakan kamu dari orang lain sehingga mudah untuk diingat dan menjadi sebuah ciri khas.

3. Mempunyai Ciri Khas 

Suatu ciri khas merupakan hal yang penting dalam membranding diri, setiap content creator harus memiliki ciri khas agar lebih mudah untuk diingat. Salah satu ciri khas yang dilakukan Sisca Kohl ialah nada suara yang ia gunakan, nada suara tersebut pernah dibedah oleh akun twitter @_geraldgerald_ dalam video unggahannya tersebut menunjukan bahwa disetiap video Sisca Kohl menampilkan pola nada suara yang sama dan konsisten.

Lalu dalam akun twitter @dinikopi pun pernah menganalisa tentang naskah yang Sisca Kohl  ucapkan dalam setiap videonya, formulanya hampir sama, yaitu diawali dengan menyebutkan judul kegiatannya, mendeskripsikan kegiatan, langkah pembuatan, menjelaskan alasan kenapa ia membuat atau memasak hal tersebut, dan ditutup dengan kalimat "Selamat Mencoba". Kalimat tersebut membuat hal yang dilakukannya terlihat biasa. Padahal kegiatan tersebut hanya bisa dilakukan oleh orang kaya saja.

Terdapat pula slogan unik yang kerap diucapkan Sisca Kohl dalam konten makanan yang ia buat yaitu "Mari kita coba" dengan menggunakan ciri khas nada yang ia buat. Hal tersebut menjadi sebuah ikonik miliknya.

4. Melakukan Eksperimen Unik

Salah satu eksperimen unik yang belum pernah dilakukan content creator lain ialah membuat es krim dengan rasa yang anti mainstream, seperti es krim rasa nasi padang, rasa samyang, rasa seblak dan rasa lainnya. Es krim buatannya tersebut dibuat sesuai request dari para followers-nya. Hal itu pun dapat membangun interaksi positif kepada para warganet.

5. Pemanfaatan Fitur Media Sosial

Dari banyaknya fitur yang ada dimedia sosial khususnya TikTok, fitur stitch-lah yang cukup berpengaruh dalam viralnya suatu video. Fitur stitch merupakan fitur yang dapat mengutip video orang lain. Semakin banyak yang men-stitch suatu video, maka semakin besar pula kesempatan untuk muncul di FYP para warganet.

Sisca Kohl membuat video yang secara tidak langsung memamerkan kekayaannya, hal tersebut memancing para warganet untuk men-stitch video unggahanya. Oleh karena itu, video miliknya pun menjadi sering muncul di FYP. Sehingga membuat namanya menjadi perbincangan hangat dimedia sosial belakangan ini.

6. Konsisten 

Konsistensi merupakan hal paling penting dalam personal branding, seperti yang dikatakan oleh Montaya bahwa personal branding memerlukan waktu untuk tumbuh, dan memerlukan konsistensi.

Sisca Kohl pun mulai aktif bermain TikTok  sejak tahun 2018, ia terus berkembang dan belajar untuk membentuk brandingnya hingga seperti sekarang ini.

Maka dari itu, tetaplah belajar dan terus konsisten agar mendapatkan hasil yang kamu harapkan.

REFERENSI

Purba, Amir, dkk. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press.

Rampersad. Hubert K. (2008). Authentic Personal Branding. Jakarta: PPM Publishing.

Rachmawati, D., & Ali, D. S. F. (2018). Analisis Kriteria Personal Branding Selebgram Non Selebriti (Studi Deskriptif Kualitatif Akun Instagram @Lippielust). Jurnal Komunikasi, 12(1),34.

Soraya, I. (2017). Personal Branding Laudya Cynthia Bella Melalui Instagram (Studi Deskriptif Kualitatif pada Akun Instagram @Bandungmakuta). Jurnal Komunikasi, 8(2), 30-38.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun