Mohon tunggu...
Navo Mudiarcana
Navo Mudiarcana Mohon Tunggu... Ilustrator - Fight for what you want

Hello there! I am work as an analyst for 1 year at Start up Company Based on Jakarta. I Had experienced as a content Writter at moonton since 2017 - 2018 and writting about game update and record any bug and error from the game. My Favorite food is Soto, i loved reading comic and watching anime

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dunia Melawan Corona

18 Maret 2020   23:05 Diperbarui: 18 Maret 2020   23:15 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Memasuki tahun 2020 Dunia mengalami berbagai macam tantangan yang sangat berat untuk dilalui. Dimulai dengan hujan di awal tahun 2020 yang mendatangkan banjir di beberapa daerah di Indonesia. 

Terjadi juga kebakaran hutan yang menyebabkan ratusan hektar tanah di Benua Australia hangus dibakar api dengan ribuan hewan mati didalamnya. Namun dari semua bencana itu, saat ini Dunia sedang dikhawatirkan akibat dampak dari pandemi yang menyerang berbagai belahan dunia yang disebabkan oleh Covid-19 atau Novel Coronavirus.

Novel Coronavirus atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.

Berdasarkan hasil investigasi tentang Novel Coronavirus, virus ini zoonosis (zoonotic) yang artinya mereka bertransmisi dari hewan ke manusia. Hingga saat ini asal mula virus ini masih belum diketahui, namun pemerintah China menduga virus itu berasal dari hewan liar yang diperdagangkan di pasar makanan laut Huanan (Huanan Seafood Market) yang terletak di pusat kota Wuhan, provinsi Hubei, China.

Gejala Klinis Novel Coronavirus

Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

  1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)
  2. Batuk
  3. Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.

Jangka waktu serangan virus corona dalam rentan waktu akan dijelaskan sebagai berikut :

Gejala pada hari ke 1-3

  1. Gejala awal mirip dengan masuk angin
  2. Terasa sakit pada tenggorokan
  3. Tidak terasa demam ataupun lelah
  4. Pola makan masih normal

Mulailah mengonsumsi multivitamin dan buah-buahan guna meningkatkan kembali imun tubuh.

Gejala pada hari ke-4

  1. Sakit tenggorokan lebih terasa dari sebelumnya
  2. Mulai mengganggu suara (menjadi serak)
  3. Sakit kepala dan pusing ringan
  4. Mengalami permasalahan sistem pencernaan, pada umumnya diare
  5. Mengalami Anoreksia

Jangan ragu untuk segera ke dokter untuk mencegah gejala semakin memburuk

Gejala pada hari ke-5

  1. Sakit tenggorokan dan suara lebih serak
  2. Suhu tubuh meningkat sekitar 36,5 hingga 36,7 derajat celcius
  3. Tubuh terasa lelah
  4. Terasa nyeri di bagian persendian

Gejala pada hari ke-6

  1. Sakit tenggorokan mulai terasa saat berbicara dan mengonsumsi sesuati
  2. Muncul gejala batuk ringan
  3. Tubuh demam suhu sekitar 37 derajat
  4. Tubuh terasa lelah dan nyeri pada persendian
  5. Diare, mual hingga muntah

Fase ini sulit dikenali karena mirip dengan infeksi koroner. Segeralah cek kondisi ke dokter

Gejala pada hari ke-7

  1. Deman dan suhu tubuh makin meningkat sekitar 37,4 hingga 37,8 derajat celcius
  2. Gejala batuk memburuk hingga berdahak lebih
  3. Nyeri pada sekujur tubuh dan kepala terasa berat
  4. Kesulitan bernafas dengan frekuensi nafas pendek
  5. Diare kian memburuk dan diselingi dengan mual serta muntah

Gejala pada hari ke-8

  1. Deman dan suhu tubuh menyentuh 38 derajat celcius
  2. Terasa berat saat bernafas dan semakin sulit bernafas
  3. Batuk makin parah hingga sulit bicara
  4. Terasa sakit pada kepala, dada, sendi dan punggung

Gejala pada hari ke-9

  1. Semua gejala yang dirasakan semakin memburuk
  2. demam semakin tidak beraturan
  3. batuk semakin berdahak dengan frekuensi tinggi
  4. semakin sulit untuk bernafas

Pada fase ini, segeralah lakukan tes darah dan rontgen paru-paru

Dampak Covid-19 terhadap Masyarakat Dunia

Kasus penularan virus Corona di dunia terus mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh mudahnya penularan yang dilakukan oleh virus ini. Virus ini dapat dengan mudah tersebar melalui udara, melalui benda yang telah terkontaminasi, jabat tangan, air liur, bersin, batuk dan berbagai perantara lainnya. 

Karena penyebaran yang mudah ini para penduduk dunia mulai mengurangi kontak fisik dengan orang-orang disekitarnya, mulai menghindari berjabat tangan, saling mencium pipi, ataupun hal lainnya. 

Agar dapat terus bersikap sopan kepada orang lain penduduk dunia mulai memiliki kebiasaan baru untu menghindari berjabat tangan secara langsung dan melakukan alternatif lain sebagai ganti dari berjabat tangan. 

Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengganti berjabat tangan adalah dengan memperkenalkan salam siku oleh tokoh-tokoh dunia. Selain itu juga ada alternatif lain yaitu dengan melakukan tos dengan menggunakan dua kaki yang dilakukan oleh masyarakat Wuhan dan China lainnya. 

Selain itu Presiden Joko Widodo terlihat memberikan salam namaste untuk menghindari kontak atau jabat tangan dengan orang-orang di Pemerintahan maupun Pejabat-Pejabat lainnya.

Dampak Covid-19 masih belum dapat dilihat secara luas oleh masyarakat Indonesia secara luas. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang keberadaan dari virus ini. 

Selain itu karena gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini hampir seperti flu biasa, orang yang telah terkontaminasi oleh virus ini cukup sulit dikenali gejala-gejalanya kecuali dengan melakukan uji laboratorium oleh instansi kesehatan, hal ini tentu menyebabkan banyak dari masyarakat yang menyepelekan tentang virus ini dan tetap beraktivitas seperti biasanya.

Dampak coronavirus terhadap perekonomian dunia sangat besar. Beberapa negara di belahan dunia melakukan Lockdown untuk membatasi penyebaran virus ini. Lockdown ini bertujuan untuk membatasi penyebaran yang dikhawatirkan semakin luas dan cepat. 

Sehingga beberapa kebijakkan dilakukan oleh pemerintah di beberapa Negara salah satunya adalah dengan Lockdown. Lockdown dilakukan dengan cara melarang WNA (Warga Negara Asing) untuk keluar-masuk kedalam suatu negara. 

Membatasi aktivitas penduduk di luar rumah dengan menerapkan Work From Home atau Bekerja dari Rumah. Kemudian meliburkan institusi-institusi pendidikan, pemerintahan dan sebagainya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, Indonesia rentan terhadap krisis ekonomi. Apalagi kini sedang merebaknya virus corona atau COVID-19 di Indonesia yang berdampak terhadap perekonomian. Ia pun memaparkan lima faktor alasan Indonesia rentan masuk dalam krisis ekonomi. 

Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan yang cukup tajam, yang diperkirakan hanya 4,5-4,8 persen di tahun 2020. "Bahkan Tahun 2008 pada saat krisis subprime mortgage di AS, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 6,1 persen. 

Baru setelahnya turun tajam ke 4,5 persen. Jadi kondisi saat ini jauh lebih beresiko dibandingkan krisis tahun 2008," kata Bhima kepada Liputan6.com, Senin (16/3/2020). Kedua, terkait aliran modal keluar sepanjang enam bulan terakhir, tercatat investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp16 triliun. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 24 persen di periode yang sama. 

Sementara itu kurs rupiah melemah 5,41 persen dalam 6 bulan terakhir sebagai akibat dari keluarnya dana asing. Selanjutnya, ketiga, Indonesia makin rentan terpapar kepanikan pasar keuangan global.  

Menurut Asian Development Bank (ADB), sebanyak 38,5 persen surat utang pemerintah Indonesia dipegang oleh investor asing. Lebih tinggi dari negara Asia lainnya. Jika terjadi aksi jual secara serentak tentunya ini beresiko tinggi terhadap krisis ekonomi.

Mari bersama-sama berupaya untuk melawan Pandemik yang melanda Indonesia, dan berdoa agar semua orang di Indonesia diberikan kesehatan sehingga mampu kembali bangkit untuk melakukan berbagai aktivitas seperti sediakala.

Refrensi : 

  1. Coronavirus. (n.d.).
  2. Santia, T. (2020, March 17). Ekonom Khawatir Indonesia Alami Krisis Ekonomi Berkepanjangan Akibat Corona. 
  3. Virus Corona. (2020, March 16).
  4. Staff, S. X. (2020, March 09). New study on COVID-19 estimates 5.1 days for incubation period.
  5. indozone (2020, March 17)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun